Remaja Muslimah Babel: Back to Nature
HTI Press. Pangkalpinang. Ahad, 28/09/2014. Puluhan pelajar muslimah yang berasal dari beberapa SMP dan SMA di Pangkalpinang dan sekitarnya meramaikan Pantai Pasir Padi Pangkalpinang untuk mengikuti rihlah Kajian Islam Remaja (KISRA) yang diselenggarakan oleh Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia Prov. Kep. Bangka Belitung. “Kontemplasi Remaja Muslimah Babel: Menjelajah Alam, Menelaah Kalam”, kegiatan rutin yang dilaksanakan pada minggu terakhir setiap bulannya ini dikemas dalam acara yang menarik dan ceria sehingga memberikan warna yang berbeda di kawasan wisata yang memang ramai pengunjung pada hari libur ini. Melalui kegiatan ini, diharapkan para peserta dapat mendekatkan diri kepada Allah, menyadari konsekuensi keimanan sebagai seorang muslim untuk taat kepada syari’at Islam di mana pun dan kapanpun.
Acara yang dipandu langsung oleh Ibu Helfia, diawali dengan diskusi dan presentasi kelompok dimana masing-masing kelompok mendapatkan makalah tentang berbagai tsaqafah Islam. Diantaranya sejarah peradaban Islam dan pandangan Islam terhadap problematika yang terjadi dalam kehidupan umat saat ini. Dengan penamaan kelompok yang menggunakan nama fase-fase kekhilafahan Islam, suasana keislaman semakin terbangun selama acara berlangsung. Dalam diskusi ini pula, dihadirkan penjelasan tentang berbagai pemahaman Islam yang sudah mulai kabur di tengah-tengah kehidupan. Diantaranya, definisi masyarakat dalam pandangan Kapitalisme yang sesungguhnya berbeda jauh dengan pandangan Islam.
“Dalam pandangan Kapitalisme, masyarakat dipandang sebatas kumpulan individu yang saling berinteraksi. Namun, Islam memandang masyarakat adalah kumpulan individu-individu yang saling berinteraksi dengan adanya kesamaan pemikiran, perasaan dan peraturan di antara mereka”, jelas Ibu Helfia. Aktivis MHTI Babel ini pun menambahkan bahwa pandangan inilah yang menyebabkan munculnya berbagai problematika di tengah-tengah masyarakat dikarenakan tidak kembalinya landasan hidup masyarakat kepada aqidah yang benar, yakni Islam sebagai aturan sempurna dari Allah, Maha Pencipta dan Pengatur manusia.
Rangkaian games yang menarik membuat para peserta semakin antusias untuk mendapatkan pemahaman yang lebih banyak tentang Islam. Medan daratan dan perairan pun diarungi oleh para peserta dengan bersemangat. Dimulai dengan menuliskan huruf-huruf hijaiyah, mencari obyek-obyek ciptaan Allah, menyanyikan lagu perjuangan Islam hingga menceburkan diri ke pesisir pantai. Semua rintangan berhasil dilewati oleh para peserta dengan baik.
Sebuah ukhuwah yang terjalin semata-mata karena kecintaan kepada Allah. Bertemu dan berpisah di jalan Allah. Kembali ke tempat masing-masing dengan tekad yang mantap untuk menjadi Remaja Islam yang Cerdas, Peduli, dan Taat Syari’ah. [us]