Mahasiswa yang ada di wilayah Sultra Kepulauan sukses menyelenggarakan Indonesia Congress of Muslim Students (ICMS) 2014 di Pelataran Pantai Kamali, kemarin. Kurang lebih seribu mahasiswa dari berbagai kampus menyuarakan negeri ini butuh Khilafah bukan Demokrasi.
Hal ini sesuai dengan tajuk ICMS “We Need Khilafah, Not Democracy” (Kita Ingin Khilafah Bukan Demokrasi). Kongres yang diselenggarakan mulai pukul 08.00 hingga 11.00 Wita, dalam bentuk forum terbuka dan orasi politik. Peserta mahasiswa dan simpatisan sangat antusias mengikuti kongres, meski terik sang fajar menyengat kulit.
Irama yel-yel, pekikan takbir sebagai pelecut semangat. Atmosfer perjuangan semakin panas ketika para peserta yang dipandu oleh duet MC Izan dan Zaid serta para orator menyerukan penolakan terhadap demokrasi dan rasa rindu mereka terhadap syariah dan Khilafah. “Kita Ingin Khilafah bukan Demokrasi, revolusi !!….revolusi..!!!” demikian seruan para mahasiswa sebagai agen of change (agen perubah).
Ketua panitia ICMS, Sadam mengatakan, ICMS ini diselenggarakan dalam rangka memberikan edukasi terhadap masyarakat. Sekaligus pembangun opini di tengah-tengah mereka tentang pentingnya penerapan syariat Islam dalam bingkai khilafah sebagai solusi total atas carut marutnya negeri ini akibat sistem demokrasi. Menurutnya, biang dari segala persoalan yang terus melanda bangsa dan negara ini yakni sistem demokrasi. Maka biarpun berkali-kali negeri ini melakukan pergantian rezim, keterpurukan ini akan tetap melanda selama demokrasi masih diterapkan meski dalam bentuk apapun.
Mahalnya biaya pesta demokrasi berimplikasi pada maraknya kepala daerah dan anggota DPR melakukan korupsi. Tercatat dalam laporan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) sekitar 86 persen atau 300 lebih kepala daerah terjerat kasus korupsi. “Itu yang sudah terungkap, padahal masih banyak pejabat yang belum terungkap melakukan kejahatan yang sama,” kata Sadam.
Dalam peradaban demokrasi sekarang telah nyata menyengsarakan rakyat. Tejadinya kesenjangan sosial antarasi kaya dan si miskin, pergaulan sex bebas di kalangan pemuda, narkoba, korupsi, sumber daya alam dikuasai asing, banyaknya pengangguran, seolah-olah pemerintah yang dipilih rakyat tidak mau bertanggungjawab.
Sebagai wujud kepedulian mahasiswa terhadap negeri ini, maka para mahasiswa menawarkan syariah Islam dalam naungan khilafah sebagai solusinya. Khilafah juga dalam sejarah telah tercatat selama 13 abad lamanya berhasil membangun peradaban gemilang bagi kesejahteraan umat manusia dan menyebarkan ajaran Islam di seantero bumi hingga ketanah Buton.
Aktifis DPD II HTI Kota Baubau Adi Abu Bilal mengungkapkan, kebangkitan Khilafah semakin dekat. Berdasarkan prediksi CIA dan National Intelelligence Councils (NIC) tahun 2020 khilafah Islamiah akan tegak. “Orang kafir saja mengakui bahwa khilafah akan tegak kembali, apalagi kita umat Islam, tentu harus memperjuangkannya. Bila dirasa tahun 2020 terlalu lama, insya Allah tahun 2015 Khilafah sudah tegak berkat perjuangan kita,” imbuhnya
Ini juga sesuai janji Allah berdasarkan dalam Alqur’an surat Annur ayat 55 dan hadits nabi, Islam akan mendapatkan kembali kejayaannya. Khilafah merupakan sebuah
institusi pemerintahan Islam yang melindungi dan menaungi seluruh umat Islam dengan menerapakan syariat Allah secara totalitas.
Bukan seperti demokrasi (sistem kufur) yang mana manusia sendiri yang membuat hukum mengabaikan Allah sebagai pencipta manusia yang mengatur kehidupan di alam semesta ini. Karena demokrasi sudah sangat jelas membuat kerusakan di muka bumi.
ICMS ini merupakan agenda nasional yang melibatkan peserta dari kalangan mahasiswa aktif dan pergerakan-pergerakan mahasiswa, yang diselenggarakan di 73 kota di Indonesia. Mulai dari Aceh sampai Papua, salah satu diantaranya adalah di Kota Baubau. Dan puncaknya akan digelar 2 November di Jakarta, yang akan dihadiri ratusan ribu mahasiswa. (butonpos.com, 19/10/2014)
kami sbg seorg muslim mendukung utk seruan khilafah yg pasti akan tegak dimuka bumi ini,selain dr keimanan khilafah jg janji allah yg pasti benar. allah akbar.