Implementasi K-13: Antara Harapan dan Realitas
HTI Press. Bondowoso. Ahad, 28/09/2014. Muslimah Hizbut Tahrir DPD II Bondowoso menggelar diskusi terbatas tokoh guru SMP, SMA, dan SMK. Acara ini bertajuk Implementasi K-13: Antara Harapan dan Realitas. Hadir sebagai pemateri pertama, Kurnia Yulie Wardani, S.Pd. Guru salah satu SMP Negeri yang dipercaya mengelola urusan kurikulum di sekolahnya ini memaparkan latar belakang kehadiran Kurikulum 2013 baik secara internal maupun eksternal.
Secara internal ternyata berdasarkan hasil survey PISA (lembaga survey internasional khusus siswa kelas 8), Indonesia termasuk ke dalam 10 besar terendah dari 65 negara lainnya. Hasil serupa juga di dapat oleh lembaga survey TIMSS. Adapun salah satu tantangan eksternalnya adalah menyiapkan para siswa agar siap menghadapi pasar bebas ASEAN pada tahun 2015 (AEC). Pemerintah abai atas perilaku bebas remaja yang notabene adalah pelajar. Pemerintah tidak bersungguh-sungguh memberantas narkoba yang peredarannya mulai merambah dunia sekolah.
Kurikulum 2013 diklaim dapat memperbaiki perilaku siswa dan mampu meningkatkan kompetensi siswa dalam pengetahuan dan keterampilan. Akan tetapi sudah satu tahun berjalan, Kurikulum ini belum berjalan sesuai harapan.
Pemateri kedua, Ibu Elis Susilowati, menjelaskan bahwa Kurikulum 2013 tidak akan pernah mampu menyelesaikan persoalan pendidikan dan generasi di Indonesia selama sistem yang diberlakukan masih bersifat sekuler. Mengganti sistem kenegaraan menjadi Khilafah Islam otomatis akan mengganti sistem pendidikan yang ada. Sejarah panjang kekhilafahan Islam telah membuktikannya. Dunia kedokteran Barat berhutang kepada Islam, Ibnu Sina dan Al Khaytsam. Dua ilmuwan itu adalah sebagian kecil dari ribuan ilmuwan Islam.