Kunjungan MHTI Bandung Ke Istri Wali Kota Bandung
HTI Press. Bandung. Senin, 6 Oktober 2014, Tim Lajnah Fa’aliyah MHTI Jabar yang dipimpin oleh Nurul Hidayani menemui Ketua Tim Penggerak PKK Kota Bandung, Ibu Atalia Kamildan ibu Siti Muntamah Junnah untuk menyampaikan pandangannya terhadap pembangunan Kota Bandung dan menyampaikan masukan bahwa indikator kemajuan sebuah masyarakat secara riil diukur dari meningkatnya taraf berpikir, standar hidup (cara2 pemenuhan kebutuhan pokok), dan terpenuhinya kebutuhan mendasar (kesehatan, pendidikan, keamanan).
MHTI Jabar menyatakan pembangunan Kota Bandung masih menyisakan PR besar terutama terkait liberalisasi pergaulan remaja. Menurut data BKKBN 2012, Bandung menempati ranking 3 seks bebas (47%) di Indonesia dan angka aborsi karena hamil di luar nikah yang juga cukup tinggi. Kondisi ini mengkhawatirkan masyarakat bahwa para pelaku pergaulan bebas akan memanfaatkan sarana prasarana yang telah dibangun Pemkot dengan tujuan baik seperti taman, menjadi wahana ikhtilat. Apalagi dengan telah diberlakukannya PP No 61/2014 yang juga potensial disalahgunakan mereka untuk melakukan aborsi karena hamil di luar nikah. PP ini tidak menyelesaikan masalah utamanya. Sebab, penyebab utama perkosaan adalah budaya liberalisme dan kebebasan media dalam mengekspos pornografi dan pornoaksi. Jika benar pemerintah ingin melindungi korban pemerkosaan, penyebab utama inilah yang seyogyanya dihapus oleh pemerintah.
Mengingat firman Allah dalam QS Al-A’raf 96: “Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.”, maka dipmahami bahwa syarat pembangunan yang memakmurkan masyarakat adalah ketika bervisi aktualisasi keimanan kepada Allah, bermisi menstandarkan pada halal-haram, dan berprogram merealisasikan hukum-hukum Allah di bidang poleksosbudhamkam.
Di sini Muslimah HTI beraktivitas menyadarkan masyarakat bahwa tatanan hidup yang akan mendatangkan keberkahan dari langit dan bumi hanya ketika seluruh sendi kehidupan diatur oleh mabda’ Islam. Laa izzata illa bi al-Islam, laa Islama illa bi asy-syariati, laa syari’ata illa bi ad-daulah al-khilafah al-islaamiyah.
Selanjutnya, MHTI menegaskan bahwa upaya penyadaran tentang kewajiban berasas pada aqidah Islam dan terikat pada aturan-aturan syariat adalah kewajiban semua kelompok masyarakat. PKK memiliki kesempatan luas menggiatkan penyadaran ini ke tengah-tengah muslimah.MHTI berharap akan terjalin komunikasi yang intens untuk sharing berbagai persoalan terkait isu masyarakat termasuk isu keluarga dan generasi. MHTI siap dimintai bantuannya untuk melakukan pembinaan.
Ibu Atalia dan Ibu Siti menyatakan bahwa mereka mempunyai fokus yang sama. Meskipun disadari bahwa perubahan taraf berfikir akan mendorong perubahan dalam masyarakat, mereka menganggap perubahan tersebut akan memakan waktu yang lama. Meskipun demikian mereka berharap ada yang bisa dilakukan oleh PKK dan MHTI Jabar.