Kantor berita AFP (31/10) mengutip dari juru bicara Departemen Luar Negeri Amerika, Jane Bsaki yang menyatakan bahwa negaranya mendukung upaya pemerintah Mesir mendirikan zona penyangga di perbatasan dengan Jalur Gaza. Ia mengatakan: “Tentu saja kami percaya bahwa Mesir berhak untuk mengambil langkah-langkah guna menjamin keamanannya, dan kami juga memahami ancaman yang tengah dihadapinya di Sinai.” Ia menambahkan: “Kami terus mendorong mereka, juga untuk memperhitungkan mereka yang akan dideportasi sebagai konsekuensi dari upayanya.” Ia mengatakan: “Mereka bekerja dengan membuat rencana, sedang kami terus mendukung upaya mereka untuk mengambil langkah-langkah guna melindungi perbatasannya.”
Sementara itu, rezim Mesir telah mengumumkan pada 29/10/2014 untuk memulai pembentukan zona penyangga di perbatasan dengan Jalur Gaza dengan mengevakuasi ratusan rumah di Rafah, dan di Sinai utara. Zona penyangga panjangnya 10 kilometer dan lebarnya 500 meter. Pembentukan zona penyangga ini akan dilakukan dalam dua tahap, dan akan selesai dengan mengevakuasi 1.100 keluarga yang tinggal di dalam 800 rumah. Kantor berita AFP mengatakan bahwa Amerika Serikat menganggap Mesir sebagai sekutu penting dalam perang melawan ekstremis Islam di kawasan Timur Tengah.
Di sini Amerika menyatakan dengan jelas bahwa ia berada di belakang rezim Mesir. Amerika mendukung Mesir dalam perang terhadap kelompok-kelompok yang ingin berjuang untuk membebaskan Palestina dari cengkeraman orang-orang Yahudi, yakni Amerika mendukung Mesir dalam melindungi entitas Yahudi, dengan dalih melindungi perbatasan Mesir, di mana rezim mengumumkan tentang komitmennya terhadap perjanjian pengkhianatan yang ditandatangani dengan entitas Yahudi dengan pengawasan Amerika pada era Anwar Sadat, tahun 1979. Sehingga jelas bahwa pembentukan zona penyangga ini adalah rencana Amerika Yahudi yang dilaksanakan oleh rezim Mesir, di mana tampak bahwa kebijakan penghancuran terowongan, yang dilakukan oleh rezim di samping oleh musuh Yahudi dalam perang baru-baru ini terhadap Gaza, tidak cukup untuk mengisolasi Gaza, memperkeras blokadenya, menyulitkan warganya, dan mencegah komunikasi antara warga Gaza dan warga Sinai, yang menolak perdamaian dengan Yahudi, seperti rakyat Mesir yang lainnya (kantor berita HT, 3/11/2014).