Sambangi DPRD Bojonegoro, HTI Sampaikan Dampak tidak Diterapkannya Syariat

HTI Press, Bojonegoro. Karena belum diterapkan syariat Islam secara menyeluruh, Bojonegoro sebagai lumbung energi belum bisa menyejahterakan rakyatnya. “Angka kemiskinan yang masih tinggi, kriminalitas dimana-mana, beberapa orang bunuh diri adalah potret Kabupaten Bojonegoro,” ujar Ketua Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Bojonegoro Antok Lutfi Yulianto, Senin (3/11) di Kantor DPRD Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur.

Ketua DPRD Bojonegoro Mitro’atin menanggapi pemikiran ini dengan janji akan membicarakannya di DPRD. Sedangkan Wakil Ketua DPRD Bojonegoro Suyuti menyebutkan pembangunan fisik memang harus dibarengi dengan pembangunan mental.

Menyambung tema dampak tidak diterapkannya syariat Islam, aktivis HTI Bojonegoro Romadhon menyatakan minimarket di Bojonegoro menjual bebas minuman keras dan alat kontra sepsi (kondom).

“Apa benar? Saya baru tahu dan prihatin mendengarnya,” ujar Mitro’atin kaget. Politisi Partai Golkar ini juga menambahkan jika pihaknya saat ini merencanakan raperda inisiatif tentang miras. DPRD akan membicarakan hal tersebut dengan pihak-pihak terkait dan menerima masukan dari masyarakat termasuk HTI.

Di akhir pembicaraan Antok meminta untuk mengkaji ulang ikon Bojonegoro. Seharusnya ikon Bojonegoro tidak dikaitkan dengan mitos-mitos yang tidak jelas kebenarannya. Ia juga menyatakan akan bertandang lagi ke DPRD dengan tema pembicaraan yang lebih khusus.[]MI Jatim/Joy

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*