Cabut UU Penodaan Agama, Amnesty Internasional Buka Pintu Anarkisme

Amnesty Ineternasional dinilai Juru Bicara Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Muhammad Ismail Yusanto membuka pintu untuk terjadinya anarkisme bila keukeuh ingin mencabut UU Perlindungan terhadap Penistaan Agama.

“Jadi secara tidak langsung mereka yang menyerukan pencabutan UU tersebut turut andil bilamana nanti terjadinya anarkisme!” tegasnya kepada mediaumat.com, Senin (24/11) di Jakarta.

Menurut Ismail, ketika UU itu dicabut, tidak ada lagi payung hukum. Kalau tidak ada lagi payung hukum maka tidak ada lagi jalan untuk penyelesaian hukum. Kalau tidak ada penyelesaian hukum maka penyelesaiannya secara masyarakat.

“Dengan kata lain, dicabutnya UU tersebut akan membuka pintu anarkisme karena masyarakat akan menyelesaikan dengan caranya sendiri dalam perkara yang dianggap melecehkan agama itu, itu bahaya,” bebernya.

Ismail juga menyatakan Amnesty ingin mencabut UU tersebut lantaran presfektif HAM yang kebablasan. Dalam pengertian mereka, kebebasan beragama ialah bebas sebebasnya. Tidak ada dalam pengertian mereka itu bahwa kebebasan itu nanti akan menistakan agama lain, atau melecehkan agama lain, pokoknya ya bebas.

Maka keberadaan sekte-sekte tertentu seperti Ahmadiyah, Syiah dan lainnya itu dianggap sebagai ekspresi kebebasan beragama. Ketika itu semua di Indonesia itu terancam, maka mereka melihat akar masalah dari keterancaman itu harus dihapuskan. Mereka melihat itulah salah satu faktornya, yaitu adanya UU tersebut. Maka mereka menuntut UU tersebut harus dicabut.

Sebelumnya, peneliti Amnesty Internasional Papang Hidayat dalam jumpa pers di Jakarta pada Rabu (21/11) meminta pemerintah Indonesia untuk segera mencabut undang-undang penodaan agama yang kerap digunakan memidana warga Indonesia karena keyakinan mereka.(mediaumat.com, 24/11/2014)