Pengantar Redaksi:
Krisis multidimensi dan perpecahan di negeri-negeri Islam tidak lepas dari intervensi negara-negara Barat dalam melanggengkan hegemoni Barat atas Dunia Islam. Dalam sejarahnya Barat telah bekerja keras untuk menghancurkan Kekhilafahan Turki Usmaniyah, kemudian memecah belah Dunia Islam menjadi puluhan negara-bangsa. Oleh karena itu bukan suatu hal yang dipertanyakan jika Barat saat ini melaksanakan agenda-agenda mereka untuk menghentikan penyatuan kembali negeri-negeri Islam di bawah institusi Khilafah. Terakhir, hal itu tampak dari upaya negara-negara Barat memainkan agenda 9/11 dan sekarang dengan isu ISIS untuk melanjutkan intervensi mereka di negeri-negeri Islam.
Untuk mengetahui bagaimana peta perpolitikan dunia dan umat Islam pada saat ini, kontributor Al-Waie di London, Ardi Muluk, mewawancarai Syaikh Osman Bakhach, Direktur Media Office Hizbut Tahrir International, di sela-sela kunjungannya ke London pada Sabtu (8/11).
Assalamualaikum, Syaikh, terima kasih sudah bersedia kami wawancarai. Jika kita lihat, Barat cukup berhasil membuat propaganda opini negatif terhadap umat Islam atas nama terorisme. Kalau dulu dengan isu al-Qaeda, sekarang dengan isu ISIS. Apa tujuan mereka sebenarnya?
Wa’alaikumus-salam. Walaupun mereka membuat propaganda negatif terhadap umat Islam, bukan berarti propaganda negatif mereka berhasil mempengaruhi umat Islam. Kenyataannya, umat Islam sudah makin sadar akan propaganda negatif Barat tersebut.
Yang harus kita ketahui, Barat sudah lama mempunyai agenda untuk membuat potret jelek tentang Islam dan umat Islam. Pada saat ini propaganda tersebut bertujuan untuk menghasilkan image buruk terhadap kehidupan Islam dan perjuangan menegakkan Khilafah agar dianggap sebagai monster dan terorisme.
Barat melakukan ini dengan beberapa tujuan. Pertama: untuk menghentikan arus kembalinya Islam ke tengah umat. Mereka melakukan ini karena mereka meihat sendiri fakta makin meningkatnya kesadaran berislam dan kesadaran umat Islam di seluruh dunia untuk bersatu. Mereka juga mengetahui bahwa kesadaran berislam itu tidak hanya di negeri-negeri Islam, tetapi juga di negari-negari mereka sendiri semisal di Amerika dan Eropa dengan makin banyaknya non-Muslim yang masuk ke dalam Islam.
Mereka sangat khawatir dengan keadaan ini. Oleh karena itu mereka memutuskan untuk membuat suatu kebijakan yang disebut dengan, “War of Hatred” atau “Perang Kebencian”, yaitu dengan menciptakan image buruk terhadap Islam dan Kekhilafahan Islam. Tujuannya untuk menimbulkan kebencian terhadap Islam, apakah di tengah umat Islam ataupun non-Muslim. Jadi propaganda dengan menggunakan al-Qaeda dan ISIS ini demi melayani kepentingan Barat untuk menciptakan kebencian terhadap Islam dan umat Islam.
Kedua: untuk melakukan intervensi di negeri-negeri Islam seperti di Yaman, Pakistan, Somalia, Afghanistan, Irak, Suriah dan lainnya. Dengan propaganda ini mereka bisa melakukan kejahatan mereka atas kemanusiaan. Inilah yang dilakukan oleh Amerika saat embunuh umat Islam dengan pesawat Drone dan militernya di Pakistan, Afganistan, Yaman, Somalia dan sekarang di Irak dan di Suriah. Mereka menyatakan bahwa yang mereka lakukan hanyalah untuk melawan terorisme, sementara sesungguhnya mereka melakukan kejahatan kemanusiaan. Mereka ingin memberikan justifikasi pada opini publik di Barat, bahwa yang mereka lakukan di dalam memerangi terorisme adalah dalam rangka membela demokrasi dan kepentingan barat.
Jadi propaganda ini adalah untuk melayani dan melanjutkan kepentingan imperialisme Barat atas negara-negara Islam, sekaligus sebagai justifikasi bagi mereka untuk turut campur tangan di dalam permasalahan Dunia Islam. Tujuannya adalah untuk mencegah kebangkitan umat Islam di dalam menghancurkan rezim-rezim ditaktor dan menegakkan syariah dan Khilafah.
Kalau kita lihat, isu ISIS digunakakan secara masif untuk menciptakan Islamophobia. Bagaimana tanggapan Syaikh?
Pertama tidak semua yang ada di berita media masa dan internet tersebut merupakan kebenaran. Sebagian adalah rekayasa. Apalagi dengan teknologi sekarang sangat mudah untuk menciptakan rekayasa tersebut. Namun, praktik yang dilakukan oleh ISIS semisal memenggal kepala Jurnalis James Foley telah digunakan Barat untuk menciptakan opini publik, bahwa Islam adalah kumpulan orang-orang ekstremis dan teroris. Jadi apa yang dilakukan ISIS memuluskan agenda dan kebijakan Barat di dalam memberikan image jelek terhadap Islam.
Lantas apa yang harus dilakukan umat Islam untuk menggagalkan propaganda ini?
Pertama: harus diketahui bahwa propaganda ini dilakukan secara massif melalui media-media mainstream sebagaimana di Timur Tengah dan negara Islamnya. Sebagian besar media ini berada di bawah kendali pemerintah. Namun, sekarang kita mempunyai internet. Kita bisa menggunakan itu untuk menyebarkan fakta kebenaran di lapangan. Yang harus diingat, kita memiliki orang-orang yang langsung berada di lapangan. Dari sana kita mendapatkan berita setiap hari tentang keadaan umat Islam. Jadi, kita lebih mengetahui fakta yang sebenarnya terjadi. Dengan menyampaikan fakta kejadian sesungguhnya di lapangan melalui media internet, itu akan lebih efektif di dalam mencegah keberhasilan propaganda Barat tersebut.
Ketika menyikapi media, sangat sulit untuk memverifikasi apakah informasi itu akurat atau sekadar propaganda. Bagaimana caranya?
Benar. Pada zaman internet ini banyak sekali informasi hanya sebagai propaganda, sementara mainstream media umumnya berada di bawah kontrol pemerintah. Namun, terdapat juga media-media independen yang mempunyai data lansung setiap hari yang berhubungan dengan fakta yang ada di lapangan. Karena itu, salah satu cara memverifikasi informasi tersebut agar akurat adalah dengan mengikuti berita-berita dari media independen tersebut. Apalagi di era internet ini sangat gampang bagi kita untuk mengetahui secara lansung fakta yang ada di lapangan melalui sumber media independen tersebut.
“Media Office Hizbut Tahrir”, misalnya, memiliki jaringan kantor media di hampir seluruh tempat di mana terdapat Hizbut Tahrir. Semua aktivitas kita publikasikan di internet. Selain itu juga aktivitas kita yang langsung berhubungan dengan saudara-saudara Muslim kita di lapangan. Jangan lupa, kita mungkin mempunyai sumberdaya manusia atau keuangan yang terbatas di dalam masalah media ini, tetapi kita adalah pemikul kebenaran. Allah pasti akan menolong kita, bukan orang-orang kafir, sebagaimana firman Allah SWT (yang artinya): Sesungguhnya orang-orang yang kafir membelanjakan harta mereka untuk menghalangi (orang) dari jalan Allah. Mereka akan membelanjakan harta itu, kemudian menjadi sesalan bagi mereka, dan mereka akan dikalahkan. Ke dalam Jahanamlah orang-orang yang kafir itu dikumpulkan (TQS al-Anfal [8] 36).
Orang-orang kafir itu mengeluarkan semua uang mereka untuk propaganda ini. Namun, pada akhirnya mereka akan berada di dalam kekalahan. Itulah juga yang dilakukan oleh orang-orang kafir Qurays di dalam menghalang-halangi Rasulullah Muhammad saw. Qurays menggunakan semua cara kotor untuk mencegah orang-orang mendengarkan pesan-pesan Islam. Namun, pada akhirnya Islam menang.
Saat Khilafah yang sejati tegak, sangat mungkin Barat melakukan hal yang sama seperti propaganda negatif atau melakukan serangan militer. Bagaimana Khilafah menghadapi hal ini ?
Kita sama sekali tidak ragu, negara-negara Barat akan melakukan apapun untuk melemahkan Khilafah yang sejati sesungguhnya saat berdiri. Tentu mereka tidak akan duduk menunggu berdiam diri. Saat ini saja mereka sudah melakukan segala cara untuk menghentikan tegaknya Khilafah yang sesungguhnya, sebagaimana koalisi yang dipimpin Amerika dengan negara-negara Timur dengan alasan memerangi ISIS. Agenda mereka sesungguhnya adalah mencegah tegaknya Khilafah ar-Rasyidah yang sejati.
Namun, intervensi lansung Amerika di Irak dan Suriah adalah sebuah indikasi kegagalan pengaruh Amerika. Kalau kita lihat 10 atau 20 tahun yang lalu, Amerika mampu mengendalikan apapun kejadian apakah di Mesir, Pakistan atau negara lainnya cukup dengan panggilan telepon. Mereka tidak perlu turun lansung ke lapangan. Pasalnya, para agennya semisal Musharaf di Pakistan atau Mubarak di Mesir tinggal melaksanakan apa yang Amerika inginkan. Namun sekarang, Amerika telah gagal setelah Arab Spring, terutama di Suriah. Di sana, walaupun Bashar al-Assad telah menggunakan segala cara untuk menghancurkan perjuangan rakyat Suriah, dia tidak mampu mematikan revolusi. Inilah yang memaksa Amerika untuk masuk ke Irak dan Suriah. Jika tidak, mereka akan mendapatkan risiko dengan tegaknya Khilafah. Jadi mereka akan menggunakan semua cara untuk menghentikan Khilafah ketika tegaknya nanti.
Apakah usaha mereka akan berhasil?
Jangan lupa, ketika Khilafah tegak, yang membuat Khilafah itu kuat adalah akidah umat Islam dan syahadat mereka kepada Allah SWT, yang akan berpengaruh terhadap kuatnya Khilafah ketika berdirinya nanti. Lihatlah di Afganistan, para mujahidin—hanya dengan persenjataan seharga 10 dolar, sementara tentara Amerika dan sekutu dengan perlengkapan ribuan dolar—mampu membuat tentara Amerika tidak sanggup menghadapi mujahidin Afganistan. Yang membedakan umat Islam dengan umat yang lain adalah tekad mereka untuk menegakkan syariah dan Khilafah. Tentu saja, tekad ini harus berbarengan dengan persiapan militer yang kuat. Itulah militer yang akan membela tegaknya Khilafah. Kita tidak akan membiarkan Khilafah tegak tanpa kekuatan yang akan dengan gampang dihancurkan musuh. []