HTI Press, Kota Batu (5/12/2014). Syariah dan Khilafah Solusi Tuntas Masalah Lokalisasi dan HIV, demikian kalimat dalam banner besar background aksi keprihatin Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Kota Batu atas meningkatnya jumlahoknum HIV/AIDS. Aksi inimenuntut ditutupnya prostitusi terselubung dan segala bentuk hiburan maksiat. Meski hujan mengguyur kota Batu peserta aksi tetap semangat mengikuti rangkaian acara hingga usai. Aksi dilakukan di Alun-alun Kota Batu pada Jum’at sore jam 15.40 s/d 16.50 WIB.
“Realisasikan shining Batu tanpa maksiat. Batu maju bukan kota pemuas nafsu. Batu milik Allah terapkan hukum Allah” adalah kalimat di beberapa poster cerdas yang dibawa aktivis HTI Kota Batu. Aksi ini mengingatkan kepada seluruh kaum muslimin, para alim-ulama, politisi, pimpinan ormas Islam, aparat keamanan, juga para birokrat pemerintah kota Batu untuk bersama-sama menutup tempat praktek prostitusi, mengentaskan dan membina orang-orang yang terjebak didalamnya. Jangan sampai kemaksiatan ini menimbulkan malapetaka, Rasulullah Saw. bersabda, artinya “Sesungguhnya, apabila manusia melihat orang yang berbuat dzalim, kemudian mereka tidak mencegahnya, maka hampir-hampir Allah hendak meratakan hukumanNya kepada mereka”.
Data dari Dinas Kesehatan Kota Batu memaparkan bahwa penderita HIV/AIDS meningkat dari tahun 2003 s/d 2014 mencapai 136 orang. Dalam tiga tahun terakhir, tahun 2012 s/d 2014, berturut turut ada 9, 15, dan 19 penderita HIV/AIDS di Kota Batu. Salah satu faktor penyebab peningkatan jumlah penderita HIV/AIDS ini diduga kuat adanya bisnis prostitusi terselubung di Kota Batu. Lagi pula setelah ditutupnya Lokalisasi PSK di Surabaya dan Kab Malang maka besar kemungkinan PSK pindah ke kota lain. Salah satunya adalah Batu.
HTI Kota Batu menganalisis bahwa maraknya bisnis maksiat baik yang terang-terangan maupun yang terselubung merupakan dampak faham kapitalis-sekuler. Faham ini secara nyata telah menimbulkan kerusakan moral dimana-mana, free sex tumbuh pesat, korupsi-kolusi yang merajalela. Pemerintah Kota Batu harus bersungguh-sungguh dan tidak boleh gentarmenghadapi penolakan sekelompok kecil orang yang menikmati hasil bisnis prostitusi dan maksiat lain. HTI kota Batu juga berharap para pelaku dan pendukung kemaksiatan untuk segera bertaubat dan kembali ke jalan Allah SWT agar terhindar dari adzab-Nya.
Ust Syarifudin Sucipto selaku juru bicara aksi akhirnya mengajak masyarakat bahu-membahu memperjuangkan tegaknya syariah Islam secara kaffah dalam bingkai Khilafah. Dengan sistem ini kehidupan bermasyarakat dan bernegara akan terkontrol sesuai aturan Allah sehingga meminimalkan eksploitasi manusia atas manusia lain. Dengan syariah dan Khilafah, Islam akan menampakkan sifat rahmatan lil a’amin, pungkasnya.[]MI-Batu