Sabtu (29/11/2014) pagi, Pengadilan Pidana Kairo memutuskan mantan Presiden Husni Mubarak tidak bersalah atas semua tuduhan terhadap dirinya.
*** *** ***
1. Pembebasan mantan Fir’aun Mesir tidak mengejutkan siapa pun di antara para politisi yang sadar dan paham tentang situasi lokal dan internasional, yang menunjukkan kesamaan langkah bahwa apa yang diperbuatnya pasti sejalan. Juga tidak mengejutkan bagi selain mereka, yaitu orang-orang yang dekat dengan pemerintah Amerika, yang beberapa di antaranya adalah alat Amerika, bahkan Fir’aun sendiri yang telah digulingkan dari kekuasaan, adalah broker besar Amerika di kawasan Timur Tengah, dan telah menjadi jongosnyaselama tiga puluh tahun. Sehingga ia menyerahkan misinya dengan ikhlas dan sepenuhnya kepada penggantinya. Oleh karena itu, ia menolak untuk meninggalkan negerinya setelah revolusi Januari, sebab ia sangat percaya pada tuannya, Amerika, pada sekutu militer dan politiknya, juga pada pengadilan yang dibentuk untuk melayaninya.
2. Akan tetapi, mereka yang terkejut dengan pembebasan yang berlumuran dosa ini, adalah kelompok-kelompok rakyat pada umumnya, yang telah dipimpin oleh para antek kaum kafir Barat hampir satu abad, serta kelompok-kelompok yang tersesatkan secara pemikiran, dan terkubur secara politik, sehingga mereka menempatkan hidupnya seperti di neraka! Dengan demikian, memungkinkan bagi para penguasa mereka, setelah revolusi, untuk menyingkirkan mereka dan membajak revolusinya, serta mampu memelihara rezim Barat dengan segala komponennya, bahkan semakin hari semakin angkuh, dengan pembebasan mantan Fir’aun, dan semua kroni-kroni korupsinya. Sehingga beberapa politisinya, saat pertama pengumuman pembebasannya, menginginkan kembalinya Fir’aun dalam kehidupan politik!
3. Jadi, bukan suatu yang aneh bagi pengadilan sekuler, yang bekerja di Mesir dengan hukum buatan manusia dan konstitusi Barat yang zalim sejak pendudukan Barat, bahwa wajar pengadilan itu melakukan kezaliman dalam keputusannya, sehingga membebaskan yang zalim dan sebaliknya mengkriminalisasi yang tidak bersalah. Sehingga hakim di pengadilan itu terhadap kaum Muslim begitu memusuhi, dan terhadap musuh-musuh kaum Muslim begitu mencintai, yang memutuskan hukum atas dasar kemauan para penguasanya, akhirnya ia berbicara tentang hukum sesuai kemauan mereka, sekalipun orang-orang yang beriman membencinya!
4. Pada hari berikutnya, setelah pengumuman pembebasan musuh umat, para pemuda Kinanah (Mesir) turun ke lapangan sambil memegang al-Qur’an. Mereka mendeklarasikan konsistensinya terhadap identitas Islamnya. Mereka menyatakan penolakannya terhadap ketergantungan pada Barat. Dan mereka berlindung dari penindasan tentara pada mereka. Perintah pembebasan saat ini datang dari negara yang mengabaikan perasaan rakyat,menghina urusan rakyat, serta menghancurkan kehendak dan kegigihannya. Sedang negara memobilisasi kekuatan besar-besaran untuk menghadapi para demonstran, sepertinya telah terjadi suasa ketakutan dan kepanikan parah yang menyelimuti institusi negara. Sementara tren Islam hanya ada pada gerakan (mobilitas) orang-orang muda.
5. Sesungguhnya seruanpara pemuda Kinanah (Mesir) setelah pengumuman pembebasan, untuk menduduki lapangan yang berlapis senjata. Mereka meneriakkan yel-yel: “Rakyat ingin Presiden dihukum mati”; “Duduki dan terus duduki hingga rezim lengser”; “Rakyatmenyerukan revolusi, rakyat menginginkan perubahan … rakyat ingin Mubarak dihukum mati, dan Sisi digulingkan”; “Ravolusi sempurna, revolusi mematikan bagi setiap koruptor dan antek kaum kafir”. Sungguh yel-yel mereka ini—alhamdulillah—menunjukkkan dengan jelas tentang kembalinya kesadaran pada kaum muda umat Islam, serta keluarnya dari tembok kuburan politik yang dipaksakan pada mereka. Sehingga atmosfer harus terus terjaga dan terpelihara.
Dengan demikian, yel-yel tersebut menegaskan tentang tumbuhnya kesadaran atas ketidakadilan yang menimpa mereka, serta meningkatnya kesadaran akan kemampuan mereka untuk melakukan pembebasan dan perubahan … Mereka melihat kebohongan demokrasi Barat yang terus jatuh di depan mereka, kepalsuan negara sipil dan ilusi proyeknya yang tengah layu di bawah mereka, serta tipuan kekuatan tali Amerika yang telah aus di tangan orang-orang sekitar mereka. Semua ini menunjukkan pada fakta yang tidak dapat dihindari, yaitu bahwa tidak ada yang bisa menyelamatkan rakyat Mesir, kecuali dengan menghancurkan rezim dengan semua simbol-simbol Baratnya, dan kemudian mendirikan negara Khilafah yang mengikuti metode kenabian di atas puing-puing reruntuhannya. Sebab hanya dengan itu, revolusi akan sampai pada tujuan yang diimpikannya, serta terwujudnya perubahan nyata, yang akan mengembalikan kebaikan kepada umat dan seluruh alam semesta!
﴿إنّا لننصرُ رسلنا والّذينَ آمنوا في الحياةِ الدنيا ويومَ يقومُ الأشهاد﴾
“Sesungguhnya Kami menolong rasul-rasul Kami dan orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia dan pada hari berdirinya saksi-saksi (hari kiamat).” (TQS. Ghofir 40] : 51).
Sumber: hizb-ut-tahrir.info, 8/12/2014.