Oleh Oliver Laughland
CIA dan Komite Intelijen Senat, lebih suka menghindari kata “penyiksaan,” dan lebih memilih kata-kata yang lebih halus seperti “peningkatan teknik interogasi” dan “Program Interogasi dan Penahanan Rendisi”. Banyak teknik yang digunakan oleh CIA setelah menangkap seorang target yang bernilai tinggi yang telah didokumentasikan dalam memo CIA yang dirilis oleh pemerintahan Obama, dan dalam banyak kebocoran, termasuk laporan tertulis oleh Komite Internasional Palang Merah. Berikut adalah beberapa teknik yang diketahui telah digunakan, dan efeknya kepada para tahanan:
Diberi Makan Lewat Dubur dan Rehidrasi
Laporan penyiksaan berisi informasi baru mengenai penggunaan teknik penyiksaan oleh CIA seperti makan lewat dubur dan rehidrasi. Setidaknya lima tahanan mengalami proses ini, menurut laporan. Laporan ini menjelaskan bagaimana terdakwa pembom kapal induk USS Cole Abd al-Rahim al-Nashiri ditempatkan “dalam posisi menghadap ke depan (Trendelenburg) dengan kepala lebih rendah dari badan”, sambil menjalani penyiksaan makan lewat dubur. Tahanan lain, Majid Khan, penduduk sah Amerika Serikat bersama tertuduh Khalid Sheikh Mohammed, juga mengalami penyiksaan makan lewat dubur. Menurut kabel CIA yang dirilis dalam laporan, ‘makan siang’ yang terdiri dari makanan yang diblender, pasta dengan saus kacang-kacangan dan kismis merupakan ‘bubur yang meresap kedalam dubur'”. Mohammed juga mengalami rehidrasi dubur “tanpa perlunya tindakan itu karena alasan medis”. Kepala interogator Muhammad menjelaskan penggunaan proses itu sebagai simbol “total kontrol atas para tahanan”.
Tidur di dalam sebuah kotak
Menempatkan tahanan ke dalam kotak sempit untuk membatasi gerakan mereka telah disetujui oleh pemerintahan Bush dalam kasus Abu Zubaydah. Zubaydah mengatakan dia ditempatkan di sejumlah kotak kurungan yang berbeda dalam periode interogasi yang intensif di Afghanistan pada tahun 2002. Dia mengatakan kepada ICRC bahwa kotak itu membuatnya sulit bernapas dan membuka kembali luka di kakinya. Dia tidak bisa mengingat berapa lama yang dia habiskan di setiap kotak kurungan, dan yakin bahwa dia mungkin telah pingsan di dalamnya. Penggunaan serangga di dalam kotak juga telah disetujui, untuk mengeksploitasi fobia yang dimiliki Abu Zubaydah atas serangga. Unsur ini akhirnya tidak digunakan, menurut memo itu.
Penggunaan air dingin
Sejumlah tahanan yang diwawancarai oleh ICRC mengatakan mereka sering mengalami hukuman dengan. disiram air dingin selama interogasi. Khalid Sheikh Mohammad terdakwa bersama Walid bin Attash mengatakan bahwa selama dua minggu pertama penahanannya di Afghanistan tubuhnya yang telanjang dibungkus plastik setelah disiram, dan ditempatkan di dalam pembungkus air dingin selama beberapa menit. Pada bulan November 2002, yang diduga anggota kelompok militan Afghanistan, Gul Rahman, meninggal karena hipotermia di dalam tempat penahanan CIA di utara Kabul yang dikenal sebagai Salt Pit. Rahman ditinggalkan dalam sel yang dingin, dilucuti pakaiannya dari pinggang hingga ke bawah dan disiram air, menurut laporan dari Associated Press. Laporan penyiksaan itu berisi rincian lebih lanjut tentang kematian Rahman, termasuk rincian metodologi interogasi yang digunakan CIA. Hal ini termasuk “tidak diperbolehkan tidur selama 48 jam, dipaksa mendengar kebisingan, berada dalam kegelapan total, diisolasi dengan mandi air dingin dan perlakuan kasar”. Markas CIA tidak menyetujui metode ini di awal, kata laporan itu. Tapi sehari sebelum kematian Rahman, seorang petugas CIA memerintahkan Rahman untuk dibelenggu ke dinding selnya dan duduk di lantai yang dingin sambil ditelanjangi dari pinggang ke bawah. Markas CIA telah menyetujui penggunaan “peningkatan langkah-langkah” pada saat ini. Para petugas CIA yang dikirim tidak menerima teguran. Sebaliknya, empat bulan kemudian, dia diberi hadiah uang tunai sebesar $ 2.500 karena “bekerja secara konsisten dengan sangat baik.”
Waterboarding
Proses penyiksaan dibuat sesak napas dengan air melibatkan algojo berbadan tegap untuk meletakkan papan miring, dengan kaki di atas kepala tahanan, dan menutup kain di wajah mereka, lalu menutup hidung dan mulut mereka. Air kemudian dituangkan terus menerus ke atas kain untuk mencegah korban bernapas, yang mensimulasikan seperti tenggelam dan menyebabkan rasa panik. Proses ini dilakukan selama sekitar 40 detik dan diketahui telah diulang beberapa kali selama interogasi. Proses ini dilakukan terhadap tiga tahanan, para pejabat pemerintahan Bush mengatakan. Namun jumlahnya bisa lebih tinggi, menurut laporan tahun 2012 dari Human Rights Watch. Salah satu dari mereka, Abu Zubaydah, yang diduga letnan senior Bin Laden, mengatakan kepada ICRC: “Saya berjuang tanpa hasil untuk bernapas. Saya pikir saya akan mati. Saya kehilangan kendali atas urin saya. “Ia menjalani proses ini 83 kali, sementara tahanan lain yang dianggap punya nilai tertinggi oleh CIA, Khalid Sheikh Mohammed, yang dikatakan arsitek utama serangan 9/11, menjadi sasaran waterboarding sebanyak 183 kali.
Dipukuli dan diancam
Banyak tahanan yang telah melaporkan dipukuli oleh para interogator, dan memo CIA menyebutkan sejumlah metode yang disetujui dengan kontak fisik, termasuk “memegang wajah”, “penghinaan dengan menampar” dan “mencari perhatian.” Sebagian besar dari mereka yang diwawancarai oleh ICRC menyatakan bahwa pemukulan ini sering terjadi segera setelah penangkapan mereka, yang sering dilakukan beberapa kali dalam sehari. Seorang tahanan mengatakan: “Saya dipukuli dan ditampar di wajah dan di bagian belakang, hingga berdarah. Walaupun ada tali di leher saya dan saya terikat pada tiang, kepala saya dibenturjan ke tiang itu berulang kali. ” Enam dari tahanan mengatakan mereka dihantamkan kedinding setelah kerah ditempatkan di sekitar leher mereka. CIA menyebutnya dengan istilah “Walling”: yak dinding fleksibel buatan dibangun dan tahanan dilemparkan ke arahnya, sampai terdengar suara keras. Kebisingan dirancang untuk membuat tahanan yakin bahwa mereka terluka. Para tahanan juga melaporkan ancaman kekerasan yang parah dan kekerasan seksual yang dilakukan terhadap mereka dan keluarga mereka. Khalid Sheikh Mohammed mengatakan kepada ICRC ia diancam akan dibawa ke “ambang kematian dan dikembalikan lagi”. Laporan penyiksaan mencatat bahwa setidaknya tiga tahanan diancam dengan ancaman untuk membahayakan keluarga mereka. Interogator mengatakan kepada Nashiri bahwa ibunya akan dibawa di depannya dan disiksa secara seksual. Laporan ini juga mencatat satu tahanan diancam bahwa tenggorokan ibunya akan dipotong. Tidak jelas mana tahanan yang merujuk hal ini. Laporan penyiksaan itu menegaskan bahwa Nashiri diancam dengan pistol yang ditaruh di dekat kepalanya dan bor tanpa kabel yang dioperasikan di dekat tubuhnya. Nashiri ditutup matanya pada saat itu. “Al-Nashiri tidak memberikan informasi ancaman tambahan selama, atau setelah, interogasi tersebut,” laporan itu menyimpulkan.
Posisi stress
Berbagai posisi yang menimbulkan stres digunakan oleh CIA. Sepuluh tersangka teror kepada ICRC bahwa posisi itu termasuk perintah yang diberikan untuk berdiri tegak dan dibelenggu ke langit-langit sampai tiga hari, dan dalam beberapa kasus dengan interval selama lebih dari tiga bulan. Posisi stres lainnya termasuk dibelenggu ke lantai dengan tangan terentang di atas kepala. Tiga tahanan yang diwawancarai oleh ICRC mengatakan mereka dipaksa untuk buang air kecil dan buang air besar ke diri mereka sendiri pada posisi ini, dan dibiarkan berdiri di atas kotoran mereka sendiri. Penggunaan posisi stres dirancang untuk menyebabkan kelelahan otot, ketidaknyamanan fisik dan kelelahan.
Dibuat kurang tidur
Tindakan untuk dibuat kurang tidur dilakukan secara rutin dan dipandang sebagai alat kunci dalam teknik interogasi yang ditingkatkan. Banyak dari teknik ini yang tumpang tindih dengan prosedur interogasi lainnya – penggunaan posisi-posisi stres, dan khususnya memborgol seorang tahanan sambil berdiri dengan posisi tangan di depan tubuhnya. Di antara yang paling terkenal adalah penggunaan musik keras dan kebisingan, yang kadang-kadang dimainkan selama 24 jam sehari. Sel-sel tahanan juga dilaporkan sengaja dibuat agar dingin untuk mencegah tahanan tertidur. Badan intelijen ini diberi wewenang untuk menjaga para tahanan tetap terjaga hingga 180 jam – sekitar satu minggu – tetapi mengatakan kepada Departemen Kehakiman mereka hanya menjaga tiga tahanan agar tetap terjaga masksimal selama 96 jam. Sebelas dari 14 tahanan yang diwawancarai oleh ICRC mengatakan mereka telah mengalami kurang tidur. Seorang dari mereka mengatakan: “Jika saya mulai tertidur,seorang penjaga akan datang dan menyemprotkan air ke wajah saya.” Laporan-laporan penyiksaan mengungkapkan bahwa empat tahanan, masing-masing dengan “komplikasi medis di kaki dan tangan mereka bagian bawah”, termasuk dua kaki yang patah, yang ditempatkan di posisi berdiri dengan terbelenggu “dalam waktu yang lama” untuk membuat agar kurang tidur. Orang-orang dengan kaki patah itu, Abu Hazim dan Abd al-Karim menderita luka-luka saat mencoba melarikan diri untuk menghindari penangkapan, dan mereka juga menjadi sasaran “Walling”, yakni posisi stres dan ditempatkan dalam kurungan sempit, meskipun terdapat rekomendasi luka-luka pada mereka mencegah dilakukannya bentuk interogasi ini atas mereka.
Dipaksa telanjang dan melakukan diet terbatas
CIA melihat teknik-teknik tertentu sebagai hukuman “syarat”, yang dirancang untuk mendapatkan para tahanan itu terbiasa atas ketidakberdayaan mereka daripada untuk menghasilkan nilai intelijen apapun. Diabuat kurang tidur adalah dalam kategori ini. Termasuk juga menelanjangi seorang tahanan telanjang, yang dalam memo tahun 2005 dari Departemen Kehakiman untuk CIA dikatakan tahanan itu membawa manfaat “memberikan para tahanan dengan hadiah langsung berupa pakaian agar mau bekerja sama.” (Sementara menjaga tahanan agar tetap telanjang “dapat menyebabkan rasa malu,” Hakim Departemen Departemen Kehakiman menulis, hal itu sendiri bukan merupakan “pelecehan seksual” atau ancaman pelecehan seksual.) Satu teknik “syarat” yang lain adalah termasuk memberi makan seorang tahanan makanan “komersial, hambar dan cair ” yang bukan makanan biasa. CIA menetapkan pedoman asupan kalori – minimal yang dianjurkan adalah 1.500 kalori setiap hari – dan mengandalkan tenaga medis, yang disumpah untuk tidak membahayakan pasien mereka, untuk memastikan para tahanan tidak kehilangan lebih dari 10% berat badan mereka. Sebuah memo Departemen Kehakiman memahami manipulasi diet dapat “meningkatkan efektivitas teknik lain, seperti membuat kurang tidur.”
Sumber : http://www.theguardian.com/us-news/2014/dec/09/cia-torture-methods-waterboarding-sleep-deprivation