250 Mubalighah Hadir Dalam LMM MHTI DPD II Nganjuk
HTI Press. Nganjuk, Ahad (23/11). MHTI DPD II Nganjuk menyelenggarakan Liqa Muharram Mubalighah 1436 H bertempat di ponpes Al-Ihsan Baron kabupaten Nganjuk. Acara ini dihadiri sekitar 250 mubalighah dan asaatidzah dari kota-kota dalam karisidenan Kediri, yakni dari Kediri, Blitar, Tulungagung, Trenggalek, dan Nganjuk. Tema Liqa tersebut adalah “Pasar Bebas Menghancurkan Keluarga dan Generasi, Selamatkan dengan Khilafah”.
Hadir sebagai pemateri yaitu ustadzah Yuliati Fikriyah, S.Pd (MHTI DPD II Kediri) dan ustadzah Azzah Susilorini, S.Pd (MHTI DPD II Tulungagung). Hadir pula sebagai moderator ustadzah Rahma Zaida (MHTI Trenggalek).
Dalam paparannya, ustadzah Fikriyah memberikan gambaran kepada peserta bagaimana dampak serta kesiapan Indonesia dalam menghadapi MEA. Dampak MEA menjadikan perempuan sebagai objek pasar. Potensi perempuan di dunia kerja semakin dilirik oleh para pengusaha. Akibatnya keluarga sebagai benteng terakhir pertahanan kaum muslim semakin rapuh karena Ibu, sang pencetak generasi, tersibukkan dengan aktivitasnya di luar rumah.
“Kehancuran keluarga dan generasi adalah dampak dicampakkannya aturan Allah. Umat Islam wajib mengadakan institusi Negara yang menegakkan seluruh aturan Allah, yakni institusi Khilafah. Kewajiban ini sudah sangat jelas dalilnya baik dalam Al-Quran maupun Sunnah”, papar ustadzah Azzah. Para mubalighah dan asaatidzah adalah pihak yang paling mempunyai tanggungjawab besar dalam menjaga umat dari berbagai pemikiran kufur serta pengaruh buruk Negara kafir barat. Untuk itu perjuangan penegakkan Khilafah harus segera diwujudkan.
Saat sesi diskusi ada beberapa pertanyaan yang diajukan oleh peserta, dan semuanya telah dijawab secara gamblang oleh kedua pembicara. Perwakilan Mubalighah, yakni Bu Nyai Muawwanah (Nganjuk) dan ustadzah Nurjanah (Blitar), menyampaikan testimoni. Mereka menyeru kepada para peserta untuk berjuang mengembalikan hukum-hukum Allah yang telah dicampakkan dalam kehidupan. Juga mengajak peserta untuk mendukung dan turut serta dalam perjuangan dakwah Hizbut Tahrir.
Sebelum acara usai, teriring do’a agar Allah SWT memberikan kekuatan serta kemudahan dalam perjuangan penegakkan syariah dan khilafah. Acara Liqa diliput dan disiarkan oleh media TV Lokal Nganjuk (Bayu TV). Radio Anjuk Ladang (radio pemerintah Nganjuk), melakukan wawancara, dilanjutkan dengan Konferensi Pers yang dihadiri oleh perwakilan wartawan dari Bayu TV, JTV, Metro TV serta Koran Harian Pagi MEMO.