Menyongsong Gemilang 2015 dengan Khilafah

3 pembicara 2 ust Wahyudi ibnu YusufHTI Press, Pangkalan Bun. Sistem sekulerisme yang memisahkan agama dari kehidupan merupakan akar dari krisis multidimensi yang di alami negeri ini. Atas nama konsitusi sekuler, sumber daya alam yang melimpah dan merupakan milik umat malah di serahkan kepada asing. Dana atas nama undang-undang sekuler, pemerintah melepaskan kewajiban pemeliharaan atas umat dan melimpahkan kepada masing masing individu. Sebagai contoh, penerapan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang dijalankan Badan Pengelola Jaminan Sosial (BPJS) telah mengubah hak rakyat atas kesehatan yang layak menjadi kewajiban yang harus di jalankan secara paksa. Dengan kedok jaminan kesehatan, negara memalak rakyat yang menjadi peserta BPJS melalui iuran (premi) yang wajib dibayarkan secara rutin setiap bulan dengan besaran yang sudah ditentukan sebelumnya. Tak peduli miskin atau kaya, sakit ataupun sehat. Ironisnya, jika ada yang menolak menjadi anggota BPJS, mendapat ancaman sanksi administrasi hingga pidana. Dengan berbagai fakta kerusakan yang semakin nyata, tentunya diharapkan mampu memantik kesadaran umat khususnya di Kotawaringin Barat bahwa sistem demokrasi sekuler dan ekonomi liberal yang bercokol di negeri ini terbukti bobrok dan tak layak dipertahakan. Sudah saatnya umat Islam menyamakan visi dan misi perjuangan untuk meraih kegemilangan dan kebangkitan dengan mewujudkan Khilafah Islamiyah ala minhajinubuwwah. Hanya Khilafah yang terbukti secara empirik, normatif dan historis yang mampu mewujudkan keadilan, kesejahteraan dan keamanan bagi seluruh manusia baik muslim maupun nonmuslim.

Demikian benang merah dari talk show Refleksi Akhir Tahun 2014 yang diselenggarakan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) DPD Kotawaringin Barat pada Ahad (28/12) di Quisaz Café, Pangkalan Bun. Acara tersebut menghadirkan narasumber dari Dewan Pimpinan Pusat HTI  Dede Tisna dan dipandu oleh Aktivis HTI Kobar Ahmad Salim Aini. Sebelumnya, dalam sambutannya, Ketua DPD HTI Kobar Abu Nasir menyampaikan tujuan kegiatan ini tidak lain sebagai bentuk kepedulian nyata dari HTI terhadap kondisi masyarakat yang semakin rusak di segala bidang akibat ditinggalkannya hukum Islam dalam kehidupan. Acara talkshow dimeriahkan dengan tayangan multimedia sehingga membuat para peserta tidak bosan mengikuti jalannya acara.

Ketika masuk di sesi diskusi, muncul tanggapan dan pertanyaan dari sejumlah peserta. Diantaraya, Huda Nur Hidayat dari Kecamatan Pangkalan Lada dan Said Hasyim dari Kecamatan Kumai yang menyampaikan tentang keprihatinan masyarakat terhadap sistem kapitalisme ini dan langkah-langkah apa yang ditempuh oleh Hizbut Tahrir untuk segera mewujudkan tegaknya Khilafah. Hal ini merupakan wujud rindunya masyarakat terhadap institusi Islam yang akan menaungi umat dengan diterapkannya Islam sebagai aturan kehidupan. Acara ditutup dengan doa yang dipimpin oleh ulama H. Zariyatan dan motivasi yang insipratif dari Ust Hasan Al Mizan selaku MC yang membuat semangat peserta berkobar hingga acara selesai dan dilanjutkan foto bersama.

Meski Kota Pangkalan Bun di guyur hujan sejak pagi, tidak menyurutkan langkah ratusan peserta untuk mendatangi lokasi acara. Para peserta yang hadir dari berbagai kalangan mulai dari ulama, tokoh masyarakat dan tokoh agama, pengusaha serta pihak keamanan serta perwakilan media massa.[] MI Kalteng

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*