Charlie Hebdo: Serangan Terhadap Ekspresi Kebebasan? Inilah Jawaban Jubir HTI

jubir-hti-ismail-yusantoPernyataan Presiden AS Obama dan Kanselir Jerman Angela Merkel yang menyatakan penembakan yang terjadi di Charlie Hebdo sebagai serangan terhadap kebebasan berekspresi disanggah Juru Bicara Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Muhammad Ismail Yusanto.

“Kalau dikatakan serangan ini serangan terhadap kebebasan bereskpresi, ternyata kan tidak semua bentuk kebebasan berekspresi diserang. Yang diserang kan ya cuma Charlie Hebdo!” ujarnya kepada mediaumat.com, Ahad (11/1) melalui telepon seluler.

Menurutnya, ini karena kebebasan berekspresi telah disalahgunakan oleh media satir tersebut yang kerjaannya berulang kali melakukan penghinaan terhadap tokoh tokoh agama, khususnya Islam. Jadi, kalaulah benar bahwa serangan kemarin itu didasari oleh tindakan balasan atas penghinaan terhadap Nabi yang dilakukan berulang ulang, maka ini sebenarnya adalah buah dari tindakan mereka sendiri.

“Ibarat kata, mereka itu tengah menuai hasil yang mereka tanam sendiri!” tegasnya.

Ismail juga melihat ketidakkonsistenan Barat. Di Prancis misalnya, kenapa kalau untuk menghina Nabi diperbolehkan tetapi memakai burqa tidak boleh? Siapa yang dirugikan ketika Muslimah itu memakai burqa atau niqab? Siapa yang terganggu? Tidak ada kan. Sementara kalau penghinaan terhadap Nabi, itu ada yang terluka. Siapa? Umat Islam. Bukan hanya di Prancis, tetapi seluruh dunia!” tegasnya.

Jadi ini kan sebuah prinsip yang absurd. Prinsip yang hipokrit. Mereka begitu mengagung agungkan kebebasan berekspresi tetapi pada saat yang sama ketika kebebasan berekspresi itu terkait dengan Islam mereka hentikan.

“Maka dari itu, sudahlah kita sudah tidak percaya dengan gembar gembor kebebasan berekspresi, termasuk juga perang melawan terorisme. 12 jumlah yang tewas dalam serangan Charlie Hebdo itu kan tidak sebanding lah, tidak ada apa apanya dengan korban yang sudah mereka tewaskan dalam serangan mereka ke dunia Islam! Di Irak ada 1,5 juta, di Afghanistan berapa? Sudah tidak terhitung lagi. Di Gaza juga. Bahkan sampai sekarang Amerika masih terus menyerang Pakistan dan Afghanistan setiap hari puluhan orang meninggal di sana, dunia tidak ribut,” ujarnya.

Jadi sikap hipokritme yang ditunjukkan Barat itu menurut Ismail, akan semakin mempertebal ketidakadilan. Bahwa percayalah dengan sikap hipokrit ini masalah tidak akan pernah selesai. Ini justru akan semakin menimbulkan luka dan kemudian akan menimbulkan pertentangan yang lebih dalam. “Karena persoalan ditanggapi dengan cara yang tidak benar maka akan menimbulkan persoalan baru,” pungkasnya.(mediaumat.com, 12/1/2015)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*