The National Observatory Against Islamophobia mengatakan lebih dari seratus insiden telah dilaporkan ke polisi sejak serangan lalu. Kelompok hak asasi manusia itu mengatakan terdapat 28 serangan terhadap tempat-tempat ibadah muslim dan 88 ancaman, seperti dilansir AFP.
Kenaikan serangan selama dua minggu terakhir mengalami peningkatan sebesar 110 persen atas seluruh serangan sejak bulan Januari 2014, organisasi itu mengatakan hari Senin (19/1).
Presiden Observatory, Abdullah Zekri, mengutuk “tindakan kebencian terhadap orang-orang Perancis yang beragama Islam.”
Dia menambahkan bahwa “situasi ini tidak dapat diterima dan kami meminta pihak berwenang untuk memberikan pidato yang meyakinkan dan bertindak untuk mengakhiri bencana ini,” katanya, seperti yang dikutip oleh AFP.
Ada ketakutan yang semakin meningkat akan pembalasan terhadap umat Islam di Perancis, yang diperkirakan berjumlah 3,5-5 juta orang. Mourad Ben Azizi, seorang warga negara Prancis asal Tunisia, bertanya-tanya, “bagaimana Muslim akan bisa terus hidup normal di negara ini di mana mereka diyakini berada di balik semua tindak kekerasan dan serangan di Perancis,” seperti dilansir kantor berita Xinhua.
Sementara itu pada tanggal 18 Desember, sebuah demonstrasi diadakan di Paris untuk menunjukkan stigmatisasi terhadap Muslim di Perancis. Demonstrasi ni diselenggarakan oleh The National Federation of Muslim Perancis, dimana presidennya, Mohamed Bechari, mengungkapkan keprihatinannya:
“Hari ini, kita merasakan meningkatnya Islamophobia yang mengkhawatirkan kami. Ada semakin banyak tempat ibadah yang diserang. Para gadis Muslim baik yang mengenakan jilbab atau tidak menjadi sasaran serangan sementara para politisi membisu, “kata Bechari, seperti dilansir AP.
(Russia Today, 20/1/2015)