HTI Press, Medan. “Jika dikatakan Indonesia adalah Negeri Muslim yang terjual, maka hal itu benar sekali. Bahkan Indonesia sudah lama terjual!” Kalimat inilah yang disampaikan oleh salah seorang peserta, yakni Bapak Fauzi Usman, salah seorang pengamat politik dan Ekonomi kota Medan, ketika menghadiri acara Diskusi Publik yang diadakan oleh Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) wilayah Sumatera utara pada ahad (25/1/2015) di Masjid Al-Amin, Serdang, Medan.
Acara yang bertemakan ‘Indonesia Negeri Muslim yang Terjual’ ini, mendapat dukungan yang sangat baik dari berbagai elemen masyarakat yang hadir. Terbukti, dari banyaknya jumlah peserta dan antusias mereka dalam memberi pertanyaan – pertanyaan yang luar biasa dan pendapat – pendapat mendukung, yang kesemuanya mengarah pada satu titik, bahwa kini Indonesia telah nyata dijual kepada para pemodal asing.
Hal ini terlihat, dari begitu banyaknya Sumber Daya Alam (SDA) Indonesia yang kini telah dikelola oleh asing dan diperuntukkan demi kepentingan asing. Sejumlah Perusahaan asing seperti Freeport, Caltex, dan Chevron telah cukup menjadi bukti bahwa Indonesia memang nyata telah dijual. Ditambah lagi, baru-baru ini Presidan Joko Widodo di saat menghadiri APEC terang-terangan memberikan peluang besar –besaran bagi para pemodal asing untuk mengeruk sumber daya alam yang ada di negeri jamrud khatulistiwa ini. Belum lagi, permasalahan-permasalahan akut dari berbagai aspek, juga tengah terjadi di Indonesia. Seperti semakin maraknya korupsi, naik turunnya BBM, pembohongan banyak kader dan partai politik serta masalah lainnya.
Menanggapi hal itu, Ustadz Marwan Abu Zahid selaku pembicara I dari HTI wilayah Sumatera Utara mengatakan bahwa ,“Akar masalahnya bukan hanya sekedar Rezim siapa yang berkuasa, tetapi sistem apa yang diterapkan!”. Karena bisa kita lihat, bahwa sesungguhnya akar masalah ini disebabkan karena diterapkannya sistem Demokrasi yang membuat Indonesia menjadi lumbung emas bagi para Kapitalis untuk meraup habis-habisan sumber daya alam yang ada. Beliau juga mengatakan, bahwa satu-satunya solusi yang dapat menuntaskan segala permasalahan ini, hanyalah dengan kembali kepada Islam. Hal sependapat, juga dikatakan oleh Bapak Dr. Warjio selaku pembicara ke II sekaligus pengamat politik kota Medan. Di awal – awal diskusi, beliau bahkan telah mengatakan bahwa, “Perubahan hakiki hanyalah dengan kembali kepada Al-Quran dan Sunnah. Sudah seharusnya perubahan yang kita lakukan haruslah sesuai dengan konsep Islam!”
Untuk itu, Ustadz Marwan Abu Zahid mengatakan bahwa,“Ketika kita menyadari bahwa satu-satunya solusi hanyalah kembali kepada aturan Islam. Maka, menjadi sebuah keharusan adanya sebuah Institusi politik untuk melaksanakan seluruh hukum Islam tersebut. Institusi itulah yang selalu konsisten diperjuangkan oleh Hizbut Tahrir di seluruh dunia termasuk Indonesia. Institusi itulah yang disebut dengan Khilafah!”. []pendi/MISumut