ANTV Turut Sebar Fitnah dengan Menayangkan King Suleiman (Abad Kejayaan)

IMG_6611HTI Press, Jakarta. Delegasi Hizbut Tahrir Indonesia kembali mengingatkan Antv yang turut menyebar fitnah dengan menayangkan terus serial King Suleiman (Abad Kejayaan).

“King Suleiman bukan hanya membawa nilai negatif destruktif tetapi mendistorsi sejarah Khalifah Sulaiman Al Qanuni, kok digambarkan sedemikian rupa? Sudah banyak yang protes kok jalan terus?” tanya Jubir HTI Muhammad Ismail Yusanto, dalam audiensi dengan fihak Antv, Senin (2/2) di stasion televisi Antv, Komplek Rasuna Epicentrum Lot 9, Jakarta Selatan.

Ismail mempermasalahkan Antv yang hanya merubah judul saja menjadi Abad Kejayaan. “Apakah keberatan sekian banyak itu tidak punya nilai dari Antv? Apakah keluhan dan saran tidak punya nilai dari Antv? Apa yang ditunggu Antv? Apakah nunggu masyarakat marah dulu?” tanyanya retoris.

Mendengar pertanyaan yang bertubi tubi tersebut Antv langsung membantah. “Tidak ada sedikit pun dari Antv untuk menghina Islam!” bantah Chief News, CA and Sports Officer Antv Reva Deddy Utama.

Tidak benar kalau tidak merespon keinginan masyarakat. “Karena dari 56 jam (untuk sesi pertama dari empat sesi, red) sudah disensor menjadi 40 jam. Dan di akhir film ditambahkan penjelasan dari ustadz untuk menyimpulkan,” beber Reva.

Meski sudah dipotong 16 jam, tetap intrik internal — tanpa basis data sehingga penuh fitnah—- yang menjadi alur utama film ini tertangkap penonton, belum lagi penggambaran (visualisasi) pakaian wanita yang tidak islami, meski disensor berupa blur pada bagian bagian tubuh tertentu, tetap tidak menghilangkan kesan yang jauh dari fakta.

Berdasarkan catatan fakta sejarah, ungkap penulis buku sejarah Muhammad Al Fatih 1453 Felix Siauw yang turut rombongan delegasi, Khalifah Sulayman benar benar menerapkan syariat Islam sehingga digelari Al Qanuni.

Pihak Antv lagi lagi berdalih, serial yang ditayangkannya hanyalah fiksi, bukan dokumenter sejarah. Di setiap penayangannya ditampilkan disclaimer bahwa itu fiksi.

Disclaimer itu kekeliruan besar, karena khalifah Sulaiman sosoknya ada dalam sejarah!” bantah Ismail.

Ia mengumpamakan bila suatu hari nanti ada film fiksi yang menggambarkan Reva Deddy Utama. “Tetapi menyimpang pasti Mas Reva Deddy marah kan?” tegas Ismail.

Reva Deddy manggut manggut.

“Nah, film tersebut merupakan fitnah kepada sosok Kholifah agung yang sudah wafat, itu dzalim, dampak buruk lainnya menggambarkan citra Islam yang buruk!” ujar Ismail.

Delegasi pun menyimpulkan poin penting kedatangannya. Pertama, tidak boleh turut menyebarkan fitnah. “Apakah kita rela berhadapan dengan Allah terlibat di dalam penyebaran fitnah?” ujar Ismail.

Kedua, meski fiksi, serial ini tidak bisa dilepaskan dengan tema khilafah yang merupakan kewajiban di dalam Islam. “Di saat kita meyakinkan publik untuk menegakkan khilafah, muncul sinetron yang memberikan citra buruk terhadap khilafah yang berdasarkan fitnah !” ujarnya.

Jadi Antv berada dalam posisi vital di sini. “Jadi kita harus sama sama menampilkan sejarah yang benar karena selama ini sejarah yang benar ditutup tutupi. Kita itu sudah lama menjadi korban sejarah, apakah Antv mau menambah korban baru lagi?” gugah Ismail.

Di akhir pertemuan, Reva Deddy pun menyatakan akan menyampaikan hasil pertemuan tersebut kepada komite program Antv. “Kami akan membawa kepada komite program bahwa ternyata serial ini menyebar fitnah, dan dosa-dosa juga harus ditanggung bagi yang turut menyebarkannya. Nanti kita lihat bagaimana tanggapannya,” pungkas Deddy.[] Joko Prasetyo

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*