Hizbullah vs Israel: Seperti ‘Tom and Jerry’

Israel dan HizbullahBBC menulis sebuah berita di situsnya tentang pidato yang disampaikan Hasan Nasrullah pada hari Jumat (30/1). Berita itu berjudul, “Hasan Nasrullah: Hizbullah Tidak Ingin Perang, Tetapi Tidak Takut Jika Mereka Memaksanya.” Dalam berita itu disebutkan:

Sekretaris Jenderal Hizbullah, Hasan Nasrullah, mengancam Israel bahwa ia akan membalas setiap serangan yang menargetkan Hizbullah, di mana saja dan kapan saja.

Nasrullah berbicara untuk pertama kalinya setelah enam anggota Hizbullah dan Jenderal Iran terbunuh dalam serangan di Quneitra, kemudian disusul oleh balasan Hizbullah yang menargetkan konvoi militer Israel di ladang Shebaa, wilayah di perbatasan antara Lebanon dan Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel, pada hari Rabu lalu.

Nasrullah menekankan bahwa Hizbullah tidak ingin perang, tetapi tidak takut jika mereka memaksanya.

Nasrullah berbicara melalui “video conference” pada saat upacara untuk memperingati para korban Hizbullah yang tewas di Golan, pada tanggal 18 Januari 2015.

Hizbullah telah membalas serangan Israel pada hari Rabu dengan serangan roket yang menewaskan dua tentara Israel.

Nasrullah mengatakan bahwa Hizbullah tidak akan memperhitungkan kondisi apapun untuk terlibat konfrontasi dengan Israel. Israel bertanggung jawab atas pembunuhan setiap pemimpinnya atau para kadernya.

“Kami memiliki hak untuk membalas, kapan saja dan di mana saja, dengan cara yang kita inginkan,” ungkap Nasrullah.

Di antara mereka yang hadir pada upacara tersebu adalah, Ketua Komite Keamanan Nasional dan Hubungan Luar Negeri di Dewan Syura Iran, Alaeddin Boroujerdi.

****

Jadi, perlawanan yang senantiasa dinyanyikan oleh Hizbullah, dan yang serupa dengannya, serta para loyalisnya—dimana mereka telah menghabiskan banyak sekali dari kebaikannya—itu hanyalah perlawanan alternatif untuk ‘jihad suci’, dengan menggunakan agama dan hukum-hukum Allah sebagai kedok agar kaum Muslim tidak melihat hakikat sebenarnya.

Dengan demikian, balasan yang direncanakan terhadap setiap serangan Israel, termasuk serangan yang menyebabkannya sakit dan terluka, semua itu tidak akan membuat Israel lenyap atau tercabut dari akarnya. Pasalnya, semua itu hanya permainan ‘Tom and Jerry, tidak lebih. Perlawanan itu tidak ditujukan untuk membebaskan Palestina, juga tidak untuk membersihkan al-Aqsa dari kotoran Yahudi. jadi, bagaimana bisa dikompromikan slogan “Jalan ke al-Quds (ath-tharīq ila al-Quds)” yang dikibarkan oleh para penyelenggara perayaan dengan apa yang dikatakan oleh para pemimpinnya bahwa Hizbullah tidak ingin berperang dengan Yahudi. Lalu, bagaimana akan sampai di al-Quds jika tidak dengan menggerakkan para mujahid yang akan menggilas Yahudi dan melemparnya dari bumi yang diberkati.

Semua orang tahu bahwa Yahudi tidak akan pernah melepaskan Palestina meski hanya sesenti dengan perdamaian dan perundingan. Bahkan para mediator internasional tidak akan bisa memaksa Yahudi pada sesuatu yang tidak diinginkannya.

Jika demikian, masihkah ada cara lain untuk mengusir Yahudi selain cara paksa?

Apabila kekuatan yang dimiliki oleh Hizbullah hanya untuk pencegahan atau perlawanan, sebagaimana yang mereka katakan, maka itu tidak lain hanyalah menambah jumlah para pemalas yang sengaja dibuat, dan para negosiator yang dikendalikan, serta untuk merendahkan para pejuang yang mukhlis. Tujuannya adalah untuk memalingkan umat dari perjuangan yang serius dalam rangka membebaskan negeri dan rakyat. Sebaliknya, umat disibukkan dengan perlawanan yang lahiriahnya menakutkan dan merugikan musuh, sedangkan batinnya justru memperpanjang kelangsungan hidupnya di atas tanah yang dirampas, dan hidup berdampingan meski mereka jelas-jelas banyak melakukan kejahatan terhadap rakyat dan tempat-tempat sucinya.

Padahal Allah SWT berfirman, “Allah sekali-kali tidak akan memberikan jalan kepada orang-orang kafir untuk memusnahkan orang-orang yang beriman.” (TQS an-Nisa’ [4] : 141).

Faktnya, mereka diam atas dominasi Yahudi terhadap Palestina, rakyatnya dan tempat-tempat sucinya. Sepertinya mereka tidak peduli dan tergerak, kecuali Yahudi membunuh para anggotanya atau mengancam eksistensinya.

Padahal Allah SWT pun berfrman: “Perangilah mereka supaya jangan ada fitnah dan supaya agama itu semata-mata untuk Allah.”(TQS al-Anfal [8] : 39).

Allah SWT pun berfirman, “Perangilah mereka, niscaya Allah akan menghancurkan mereka dengan (perantaraan) tangan-tangan kalian, Allah akan menghinakan mereka dan menolong kalian terhadap mereka, serta melegakan hati orang-orang yang beriman.” (TQS at-Taubah [9] : 14).

Bukankah mereka menyebut diri mereka Hizbullah? Hizbullah adalah mereka yang mengikuti jalan Allah, menerapkan syariah-Nya dan bersegera mengambil inisiatif untuk melaksanakan perintah-perintah-Nya. Jadi, Hizbullah bukanlah orang-orang memakai pakaian ahli ibadah, sementara tindakannya adalah tindakan setan.

Wahai Hasan Nasrullah, umat telah menemukan langkah penyelamatan, dan umat telah menyadari bahwa Yahudi tidak cukup disikapi hanya dengan pencegahan dan perlawanan. Namun, mereka membutuhkan negara yang kuat, yang akan memerangi Yahudi, dan mengembalikan tanah yang mereka rampas meskipun ada banyak kekuatan di balik Yahudi. Negara tersebut tidak memperhatikan opini umum dunia dan sikap internasional, sebab ia memiliki kekuatan melebihi kekuatan negara-negara di dunia meski mereka bersatu. Bagaimana tidak, sebab negara ini adalah negara yang menegakkan syariah Allah, sehingga Allah pasti menolongnya ketika negara ini meminta pertolongan kepada Allah. Bagi negara ini cukup Allah saja sebagai penolongnya. [Asma’ al-Ja’bah –Palestina/Hizb-ut-tahrir.info, 2/2/2015].

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*