Maksiat Kok Difasilitasi?

coklat kondom

Oleh: Fera K (LKS MHTI)

Parah! Ditengah merajalelanya masalah seks bebas remaja Indonesia, kini masyarakat  diresahkan dengan Peredaran coklat berhadiah kondom jelang peringatan Valentine Day atau Hari Kasih Sayang yang dibagikan atau dijual secara bebas di minimarket dan supermarket di Indonesia seperti diberitakan REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Wakil Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Maria Advianti mengatakan, dulu perayaan Valentine hanya bertukar coklat saja. Namun sekarang perayaan Valentine ditunggangi dengan penjualan kondom. (10/2/2015 ).

Wajar saja kita semakin geram dengan kegilaan orang-orang liberal materialis yang berani membagikan Kondom dengan tameng coklat untuk menyambut valentine.Tentu saja ini adalah bentuk fasilitas agar seks bebas semakin merajalela di kalangan remaja Indonesia.

Zina atau seks bebas dan segala hal yang mendekati bahkan memfasilitasi sudah jelas keharamannya, sebagaimana Firman Allah SWT ; “ Dan janganlah kamu mendekati zina, ( zina ) itu sungguh perbuatan keji, dan suatu jalan yang buruk. ( Al Isra : 32 )

Dalam islam penyaluran rasa suka laki-laki dan perempuan sebagai salah satu perwujudan dari gharizah na’u adalah pernikahan bukan perzinahan. Bahkan Allah SWT menjadikan pernikahan itu sebagai ibadah dan jalan untuk menundukkan pandangan lewat lisan Rasulullah SAW dikatakan :

“Wahai para pemuda, barangsiapa di antara kalian yang mampu menikah, maka menikahlah. Karena menikah lebih dapat menahan pandangan dan lebih memelihara kemaluan. Dan barangsiapa yang tidak mampu, maka hendaklah ia berpuasa; sebab puasa dapat menekan syahwatnya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Oleh karena itu Indonesia sebagai negeri muslim terbesar mampu  memberikan kemudahan kaum muda untuk melangsungkan pernikahan sebagai jalan sah penyaluran naluri seks tersebut. Namun sayang, fenomena pernikahan dini di Indonesia masih cukup menyita perhatian pemerintah maupun publik.  Sebagai bukti, BKKBN (Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional) melakukan kampanye untuk mendorong agar jangan sampai terjadi pernikahan dini. BKKBN mencanangkan program bernama ‘Genre’ atau generasi berencana.Bahkan 2015 ini GenRe makin digencarkan seperti diberitakan Jakarta (ANTARA News) – BKKBN akan mengintensifkan program Generasi Berencana (GenRe) di 2015 dengan memperbanyak pembentukan Pusat Informasi dan Konseling (PIK) Remaja dan Mahasiswa. “Program GenRe pada 2014 menuai keberhasilan, karena itu pada tahun 2015 ini akan diintensifkan kembali,” kata Deputi Keluarga Sejahtera dan Pembangunan Keluarga (KSPK) BKKBN, Sudibyo Alimoeso.( 6/1/2015 ).

Justru jika pernikahan dini dihalangi, apalagi melalui Undang-undang maka jumlah remaja yang melakukan hubungan seks pra nikah akan makin besar. Kehidupan remaja yang sudah diwarnai  pergaulan bebas semakin marak karena sarana yang sah, yaitu pernikahan dini dilarang. Gencarnya penanaman konsep Hak Asasi Manusia, akan makin menambah parah perilaku seks pranikah. Terlebih lagi, segala macam rangsangan syahwat dapat dengan mudah diperoleh melalui tayangan media cetak maupun televisi, apalagi internet. Semua itu justru akan mendorong remaja untuk melampiaskan syahwatnya tanpa kendali.

Upaya Pemerintah meredam nikah dini tanpa menghentikan pergaulan bebas, jelas tidak akan mampu menyelesaikan persoalan yang dihadapi remaja saat ini. Angka nikah dini yang tinggi, akibat kebanyakan telah hamil dulu,merupakan buah dari pergaulan bebas yang semakin merajalela. Maka, upaya apapun yang dilakukan untuk menghentikan nikah dini tanpa berupaya untuk menghentikan pergaulan bebas tidak akan berhasil. Program GenRe bukan solusi, larangan nikah dini bukan solusi. []

One comment

  1. Kembali kpd islam kaffah……
    hanya itu solusi terbaik..

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*