Film American Sniper Dibalik Meningkatnya Islamofobia di AS

3 muslim usa dibunuhSebuah kelompok hak-hak sipil Arab-Amerika mengatakan dirilisnya film kontroversial American Sniper telah menyebabkan meningkatnya Islamofobia di Amerika Serikat, yang mengarah kepada lebih banyak serangan dengan kekerasan terhadap Muslim.

Abed Ayoub, direktur hukum Komite Anti-Diskriminasi Amerika-Arab (ADC), mengatakan dalam sebuah wawancara dengan surat kabar The Guardian pada hari Kamis bahwa komentator politik sayap kanan AS  juga memainkan peran penting dalam mendorong kebencian terhadap Muslim, yang mengakibatkan pembunuhan terhadap tiga pemuda Muslim di North Carolina.

Seorang pria kulit putih setengah baya menembak mati Deah Shaddy Barakat, 23 tahun, istrinya Yusor Mohammad Abu-Salha, 21 tahun, dan adiknya, Razan Mohammad Abu-Salha, 19 tahun, dekat University of North Carolina di kampus Chapel Hill pada hari Selasa sore.

Teman-teman dan keluarga korban mengatakan pembunuhan itu dimotivasi oleh kebencian terhadap Muslim dan Islam.

Ayoub mengecam liputan  yang bias terhadap insiden tragis oleh media utama Amerika.

Dia mengatakan liputan media AS akan berbeda jika sang pelakunya, bukan korban, adalah Muslim. “Liputan ini akan benar-benar berbeda 100 persen jika pelakunya adalah kebalikannya.”

“Negara ini perlu menyadari bahwa aksi terorisme tidak terbatas pada satu agama atau etnis,” katanya. “Ini [Islamofobia] adalah sesuatu yang perlu dihentikan dan kami ingin media untuk lebih memperhatikan dan meliput hal ini lebih banyak lagi untuk menunjukkan dampak dari kejahatan yang dipicu kebencian.”

Ayoub menyebut dirilisnya film American Sniper bulan lalu menjadi “titik balik” gelombang baru-baru sentimen anti-Arab dan anti-Muslim di Amerika Serikat.

Film ini didasarkan pada otobiografi yang terkenal dari Navy SEAL Amerika, Chris Kyle, yang dikirim ke Irak dan dikenal sebagai penembak jitu paling mematikan dalam sejarah Amerika.

Dalam bukunya yang menjadi dasar film itu, Kyle menulis tekah membunuh 60 orang Irak “biadab”. “Kebengisan, kejahatan keji. Itulah yang kami sedang perangi di Irak.”

Ayoub mengatakan, “Hal ini mungkin tidak langsung berhubungan dengan film, tapi secara keseluruhan Islamofobia dan sentimen anti-Arab yang berkembang di negeri ini tergambar dalam kata-kata mereka yang menonton film American Sniper.”

Dia juga mendesak para komentator sayap kanan ekstrim untuk menurunkan “retorika Islamophobia” mereka.

“Ada ekstrim kanan yang hanya mendorong mengatakan bahwa Islam adalah agama yang jahat dan Muslim dan Arab adalah orang-orang jahat. Mereka bisa mengambil tindakan dan menurunkan nada hasutan ini – walaupun anda berhak berpendapat tapi tidak dengan cara menyerang masyarakat dan tidak menggambarkan kami dengan memakai kuas yang lebar.”

Pembunuhan tragis atas tiga mahasiswa Muslim jelas telah menyebabkan kemarahan di kalangan umat Islam di seluruh dunia. Banyak yang mengklaim kejahatan itu akan mendapat perhatian lebih besar jika penyerangnya adalah Muslim dan korbannya adalah kulit putih bukan Muslim.

Menurut laporan, ketiga orang korban yang berprestasi tinggi itu secara teratur dan sukarela aktif dalam kegiatan amal di wilayah itu. Barakat adalah seorang mahasiswa tahun kedua di University of North Carolina fakultas kedokteran gigi, dan istrinya berencana untuk mendaftar di lembaga yang sama tahun ini. Adiknya adalah seorang sarjana di North Carolina State University yang telah memenangkan penghargaan karena memiliki bakat artistik.

Dalam sebuah wawancara dengan Press TV pada hari Kamis, pengacara internasional di Indonesia mengatakan, media Amerika, badan keamanan dan aparat politik berlumuran darah para mahasiswa Muslim Amerika yang dibunuh di tangan mereka.

“Mengingat dan memperhitungkan monsterisasi jangka panjang, dan yang secara resmi disetujui terhadap Muslim di Amerika Serikat, pada tingkat moral, media Amerika, badan keamanan dan aparat politik berlumuran darah korban di tangan mereka,” kata Barry Grossman. (presstv.ir, 13/2/2015)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*