Silah Ukhuwah MHTI Jawa Barat Dengan Pengurus Muslimah ICMI Jabar
HTI Press. Bandung, 30/01/2015. Atas izin Allah SWT pengurus Muslimah HTI Jawa Barat bisa bersilah ukhuwah dengan para pengurus muslimah Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Korwil Jawa Barat di Aula ICMI Jalan Cikutra 276 D Bandung. Selain untuk menjalin tali ukhuwah islamiyah, kunjungan ini juga dimaksudkan untuk sharing tentang dampak kebijakan pasar bebas – khususnya kebijakan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) – pada perempuan dan keluarga. Dari pengurus muslimah ICMI tampak Tati Ismet (Anggota Dewan Pakar ICMI), Rubuah Samsudin (Ketua Badan Otonom Alisa Khadijah ICMI), Diah Nurwitasari, Ria, dan 23 orang pengurus muslimah ICMI lainnya.
Isu MEA diangkat menjadi topik pembahasan kunjungan kali ini karena isu MEA yang saat ini ramai dibicarakan menuai pro-kontra di tengah masyarakat. Hal ini juga diutarakan Tati Ismet bahwa MEA membawa dampak positif dan negatif yang mau tidak mau harus Indonesia terima. Beliau juga menambahkan bahwa MEA menempatkan Indonesia sebagai pemain yang harus berhadapan dengan pemain-pemain lainnya. Hal ini meniscayakan adanya penguatan bangunan keluarga dan pengokohan tauhid pada anak-anak
Pada kesempatan yang sama, Ketua Lajnah Fa’aliyah Muslimah HTI Jawa Barat, Nurul Hidayani menjelaskan posisi strategis-politis perempuan dan keluarga dalam sistem Islam. Perempuan memiliki posisi strategis sebagai Hamba Allah, anak, isteri, ibu pendidik generasi cemerlang, dan ibu dari umat yang berperan aktif di tengah masyarakat. Posisi strategis-politis perempuan inilah yang berhasil diharmonikan dan dijamin oleh sistem Islam dalam naungan Khilafah. Islam juga senantiasa menekankan peran utama perempuan dalam kehidupan, yaitu sebagai seorang istri dan ibu. Nurul juga menyampaikan bagaimana Khilafah dengan penerapan hukum-hukum Islamnya mampu memberikan jaminan finansial kepada perempuan. Namun, posisi ini menjadi terancam keberjalanannya karena penerapan sistem hidup sekuler-kapitalis, termasuk dengan kebijakan ekonomi pasar bebasnya. Berkenaan dengan dampak kebijakan pasar bebas ini, Siti Fatimah dari Lajnah Khusus Intelektual MHTI Jawa Barat menambahkan bahwa MEA adalah sarana penjajahan ekonomi gaya baru yang akan membawa kerugian pada Indonesia dan menguntungkan negara-negara maju.
Ibu-ibu pengurus muslimah ICMI memberikan apresiasi, pandangan juga pertanyaan tentang aktivitas Hizbut Tahrir dan materi MEA yang disampaikan. Semua yang hadir sepakat bahwa harus ada upaya mempersiapkan diri dalam menghadapi dampak negatif dari MEA ini. Sesi Diskusi ditutup dengan pernyataan dari Rubuah Samsudin, bersyukur telah mendapat kunjungan dari Muslimah HTI dan atas wawasan yang disampaikan. Semoga ibu-ibu yang hadir bisa menyaring mana yang baik dan mana yang buruk dari diskusi yang berjalan.