Gaul Tapi Syar’i
HTI Press. Pariaman. Ahad 08/02/ 2015. Puluhan remaja kota Pariaman Sumatera Barat berkumpul di tepi pantai Gondariah untuk menghadiri acara ‘Obrolan Remaja’ yang diselenggarakan oleh divisi sekolah DPD II Muslimah Hizbut-tahrir Indonesia (MHTI) Pariaman Sumatera Barat. Acara ini berlangsung sejak pukul 10.00-12.00 WIB.
Pada pemaparannya ustadzah Syuhelda menjelaskan bahwa terjadi pendistorsian makna ‘gaul’ hari ini. Gaul diidentikkan dengan campur baur, jalan-jalan bareng, kenal nama-nama artis, punya idola artis-artis beken plus ngikut gaya hidup mereka. Lantas apakah di dalam Islam tidak ada istilah gaul? Tentu saja ada bahkan seorang muslim harus punya pergaulan yang luas. Namun gaul makna saat ini yang dipahami oleh masyarakat secara umum berbeda dengan makna gaul yang dibolehkan dalam Islam.
Bagi seorang muslim, standar hidup mereka haruslah Islam. Jadi gaul itu boleh saja asal syar’i. Gaul yang syar’i akan menjadikan muslimah menjadi cerdas karena mereka bisa memfilter apa saja yang boleh mereka ambil dari budaya-budaya yang ada dan mana yang harus mereka tolak. Gaul yang syar’i juga akan menjadikan muslimah mampu menjaga akhlaknya, menjaga pandangan mereka, menjaga kecantikan dengan memakai pakaian muslimah yaitu jilbab dan kerudung dan mereka akan menolak aktivitas ikhtilat (campur baur) dan khalwat (berdua-duaan).
Saat sesi diskusi, beberapa peserta mengajukan pertanyaan seputar interaksi di dalam Islam termasuk memutuskan pacar yang terlanjur dicintai. Pertanyaan ini langsung dijawab oleh pemateri dengan jawaban yang jelas. Bahwa kita harus berkaca dengan fakta pacaran hari ini dan mengembalikan seperti apa Islam menghukumi. Sehingga ketika seorang muslimah mengaku bahwa ia mencintai Allah dan mau menaati-Nya, maka memutuskan berhenti dari aktivitas maksiat bukan menjadi perkara yang sulit. Setelah diskusi yang cukup hangat berlangsung, acara diakhiri dengan pemberian hadiah kepada peserta aktif dan ditutup dengan doa penutup.