Bahaya Virus V-Day Sebagai Wujud Liberalsme
HTI Press. Bojonegoro, 13/02/2015. Talkshow interaktif di Radio Prima Fm Bojonegoro mengangkat tema Bahaya Virus V-Day Sebagai Wujud Liberalisme. Menghadirkan pembicara, Rohyati, S.Pd dari perwakilan Muslimah Hizbut Tahrir DPD II Bojonegoro.
Perayaan Valentine’s Day (VD) menjadi rutinitas yang selalu ditunggu kalangan muda. VD dianggap sebagai momentum pengukuhan rasa cinta antar pasangan. Pasangan muda-mudi merasa mendapatkan kesempatan, bahkan legalisasi dan dukungan melalui kemeriahan suasana dengan hadirnya beragam pernak-pernik tanda cinta yang ditampilkan di tempat-tempat umum.
Dampak perayaan ini pun sudah amat mengerikan, fenomena pacaran dan seks bebas meningkat tajam. Karena pada umumnya tanda cinta yang diberikan pasangan ini berupa tindakan perzinaan. Bahkan saat ini hubungan tersebut dilakukan oleh pasangan sesama jenis.
Sesungguhnya perayaan VD adalah budaya Barat. Budaya ini berkembang di kalangan keluarga Muslim seiring dengan kuatnya arus liberalisasi dalam sistem sekular. Lemahnya akidah Islam menjadi pemicu banyaknya anak-anak umat yang berani merayakan budaya asing tersebut atas nama cinta dan kasih-sayang. Ditambah lagi Barat senantiasa mengekspos dan mempromosi-kannya sebagai kampanye kasih-sayang. Agar kaum Muslim beralih menggunakan kebiasaan hidup mereka dan meninggalkan ajaran Islam.
Akidah Islam yang kuat akan menjadi benteng dari semua bentuk serangan budaya kufur. Virus liberalisme yang ada dalam perayaan VD pun dengan sendirinya akan mati oleh sikap berpegang teguhnya Muslim terhadap akidah Islam. Islam melarang umatnya untuk merayakan tradisi agama tertentu dan budaya kufur (QS al-Kafirun [109]. Dan Nabi saw. bersabda, “Siapa saja yang menyerupai suatu kaum (gaya hidup dan adat istiadatnya), mereka termasuk golongan tersebut.” (HR Abu Daud dan Imam Ahmad dari Ibnu Umar ra.).
Muslim harus menjadikan syariah sebagai standar dalam perilaku. Perayaan VD hakikatnya telah menjadikan seseorang bersikap liberal dan keluar dari rel Islam. Padahal setiap makhluk Allah SWT yang berakal harus mempertanggungjawabkan perbuatannya di hadapan-Nya kelak (QS al-Mudatstsir [74]:
Banyaknya remaja Muslim yang terjerumus dalam perayaan ini tentu tidak lepas longgarnya sistem yang ada, yakni Sistem Kapitalis Liberal. Oleh karena perlu menegakkan sistem pengganti yang akan melaksanakan syariah sehingga umat terbentengi dari semua bentuk serangan virus liberalisme seperti perayaan VD ini. Sistem pengganti tersebut adalah Khilafah Islam. Khilafah memiliki mekanisme sanksi yang tegas bila ada warga negara yang melanggar ketentuan Allah SWT dalam bergaul dengan lawan jenis. Khilafah juga akan mengeliminasi semua bentuk budaya dan benda-benda yang mencirikan budaya di luar Islam, termasuk yang bisa mengantarkan pada keharaman. Karena itu diperlukan dakwah dengan sungguh-sungguh untuk mewujudkan tegaknya Islam kaffah dalam Khilafah Islam. Respon pendengar tampak dari beberapa pertanyaan yang muncul dan langsung dijawab pembicara dengan jelas.