HTI Press, Liwa. Lembaga Dakwah Sekolah (LDS) HTI DPD II Lampung Barat menggelar Dauroh Remaja “Kamilah Pemimpin Masa Depan” di Masjid Agung Kompleks Perkantoran Pemkab Lampung Barat, Way Mengaku, Liwa pada hari Ahad (22/2. Acara ini dihadiri sekitar 600 remaja yang berasal dari berbagai daerah di kabupaten Lampung Barat.
Dipandu oleh Oyen S. Putra, acara dimulai dengan pemutaran film tentang kondisi umum remaja saat ini. Film yang disajikan berhasil menggambarkan bagaimana rusaknya kondisi remaja di tengah-tengah masyarakat. Dari penggunaan narkoba di kalangan remaja, pacaran hingga seks bebas, aborsi sudah menjadi bagian dari kehidupan remaja dewasa ini.
Pemateri pertama, Ustadz Wahyu Indra Djati memberikan gambaran tentang kondisi remaja yang kompleks, lalu mengajak peserta untuk berpikir bahwa istimewa atau hina, terbaik atau terpuruk adalah pilihan bagi kita. Sebagai manusia yang berakal, pasti akan memilih menjadi manusia istimewa, terbaik dan segala kebaikan. Ustadz Wahyu mengajak para remaja untuk berubah melakukan hal yang baik. “Saatnya membalas kebaikan orang tua kita dengan pilihan yang baik, pilihan yang membawa kita kepada kemuliaan” tegas ustadz Wahyu. Pada akhir penyampaian materinya, ustadz Wahyu mengajak peserta merenung apa yang sudah kita lakukan untuk membalas pengorbanan orang tua kita. Apakah kita membalasnya dengan berbuat sesuatu yang membanggakan atau justru membuat orang tua kita bersedih. Haruskah kita menunggu nanti untuk berbakti kepada orang tua? Haruskah kita hanya berbakti ketika orang tua sudah meninggal?!.
Selanjutnya ustadz Pani sebagai sebagai Pemateri kedua kembali menegaskan, pentingnya remaja menjadi istimewa, sehingga mampu membalas kebaikan orang tua. Dijelaskan pula bahwa untuk berubah dan menjadi remaja istimewa sebenarnya sangat mudah. Rumus menjadi remaja istimewa adalah “BUNGA DAKWAH” yaitu BUku, NGAji dan DAKWAH. Remaja harus rajin bersahabat dengan buku karena buku adalah jendela ilmu pengetahuan, sementara membaca buku adalah kunci untuk membuka jendela itu. Tidak cukup hanya membaca, remaja juga harus taat kepada Allah SWT, ikut mengkaji dan berdakwah. Dengan demikian, akan terwujud pemuda masa depan yang akan melanjutkan kehebatan para ilmuwan muslim seperti al-Khawarizmi, Ibnu Firnas, Ibnu Sina atau ulama besar seperti Imam Syafi’i atau panglima besar seperti Muhammad al-Fatih.[]MI Lampung