Ummun Warabbatul Bait, Perempuan Pendidik Umat Pelanjut Estafet Kehidupan
HTI Press. Pangkalpinang. Puluhan massa Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (MHTI Babel) menggelar Aksi Simpatik bertema “Mengklarifikasi Posisi Perempuan dalam Pandangan Syariah” (8/3). Bertempat di Alun-alun Taman Merdeka Pangkalpinang, aksi ini bertujuan menyeru kaum perempuan agar tidak terbawa arus kesetaraan gender dan feminisme yang berkembang saat ini serta menjadikan Islam sebagai satu-satunya rujukan kehidupan.
Aksi ini menghadirkan para orator dari perwakilan Aktivis MHTI Babel. Hadir pula Ustadzah Siti Lailatus Sholehah dari PW Muslimah Syarikat Islam, dan Ustadzah Yana, staf pengajar HSG Khoiru Ummah Babel.
Melalui aksi ini, berbagai pandangan Islam tentang peran perempuan digambarkan dengan gamblang oleh para orator. Islam menempatkan perempuan pada posisi yang mulia.
“Perempuan adalah warga negara yang bermartabat dan dihormati. Perempuan akan menjadi pusat perhatian negara dalam pemenuhan kebutuhan dan pengaturan urusan kehidupan mereka,” tandas Ustadzah Siti Lailatus Sholehah sebagai orator pembuka.
Ustadzah Yana menambahkan, penguasa saat ini tidak lagi menjadi penjamin kehidupan perempuan. Dengan berlandaskan pada ideologi Kapitalisme, penguasa menjalankan pemerintahannya dengan konsep neoliberalisme yang justru mendorong perempuan untuk eksis di ruang publik untuk mengejar materi. Neoliberalisme telah memaksa perempuan untuk menerima feminisme dan kesetaraan gender.
Padahal, Islam telah memberikan penghargaan yang tinggi pada perempuan. “Tidak hanya di sektor domestik, perempuan juga memiliki spasial di sektor publik. Adanya porsi peran perempuan di sektor publik ini tidak menjadikan perempuan hidup tanpa aturan dan hanya mengedepankan sikap kompetitif tanpa batas dengan kaum laki-laki,” jelas Ustadzah Soraya Shahab, Ketua Lajnah Fa’aliyah MHTI Babel dalam orasinya.
Lebih lanjut, Ustadzah Soraya mengatakan Islam menjaga kehormatan perempuan dengan adanya aturan sistem pergaulan Islam yang menempatkan perempuan dan laki-laki sesuai peran dan fitrahnya masing-masing.
Karenanya, diperlukan upaya bersama untuk mengembalikan peran perempuan yang mulia sebagai ummun warabbatul bait, pendidik umat yang akan melanjutkan estafet kehidupan.
“Muslimah Hizbut Tahrir mengajak perempuan untuk bangkit dari keterpurukan ini. MHTI terus melakukan aktivitas dakwah untuk membangun kesadaran politik perempuan sekaligus memberikan solusi terhadap persoalan perempuan dengan menegakan Syariah dan Khilafah,” ungkap Ari Susanti, pengurus DPD I MHTI Babel saat menutup orasinya.
Seruan kebangkitan tak cukup sampai di situ saja. Ustadzah Novita Ertiana, S. Si. selaku Ketua DPD I MHTI Babel turut membacakan Surat Terbuka Untuk Perempuan Indonesia ‘Visi Hidup Perempuan Muslim: Mulia dan Sejahtera dalam Naungan Syariah dan Khilafah’.
Aksi simpatik ini juga dilaksanakan serentak di seluruh ibukota provinsi di Indonesia. Aksi ini merupakan bagian dari Kampanye Global “Women And Shariah, Separating Fact and Fiction” yang digelar oleh Women Section, Central Media Office of Hizb ut Tahrir. []