150 Peserta Long March Sepanjang Dago Bandung
HTI Press. Bandung. Muslimah DPD I Hizbut Tahrir Jawa Barat menggelar aksi simpatik dengan mengankat tema, “Kampanye Perempuan: Akhiri Tuduhan Miring Terhadap Syariah Islam” di Car Free Day Dago, Bandung (08 Maret 2015). Aksi ini digelar untuk menangkis tuduhan Barat bahwa Syariat Islam sering dijadikan alasan pengekangan terhadap perempuan. Sebanyak 150 peserta yang terdiri dari kaum intelektual, mahasiswa, pelajar dan ibu rumah tangga, mengikuti aksi ini dengan melakukan long march sepanjang Dago dan membawa poster bertuliskan kebohongan tuduhan Barat terhadap syariah Islam dan Syariah Islam yang menyejahterakan perempuan.
Dalam orasinya Ustazah Indira S. Rahmawaty, S.IP., M.Ag. (Koordinator Lajnah Khusus Intelektual Muslimah DPD I HTI Jabar) memaparkan bahwasanya sebagai kaum muslimin kita harus memikirkan urusan umat. Rasulullah SAW, “Man Ashaba wa lam yahtam biamril muslimin falaysa minhum.”
Pegiat feminisme mendorong perempuan untuk meninggalkan rumah untuk bekerja. Bagi kaum feminis dan liberal, kemuliaan perempuan diukur dari kemampuan menghasilkan uang. Kemampuan perempuan juga dinilai dari jabatan, partisipasi dalam politik, dan segala macam yang bersifat materi. Padahal di Inggris, setiap 10 menit perempuan mengalami pemerkosaan. Sepuluh besar negara dengan angka kekerasan seksual tertinggi terhadap perempuan dirajai oleh negara-negara Amerika Utara dan Eropa.
Syari’ah Islam justru merupakan jaminan perlindungan terhadap perempuan. Hanya Islam yang mengangkat perempuan pada kedudukan tinggi yang bahkan belum pernah diwujudkan oleh peradaban Barat. Dalam Khlafah, perempuan ditempatkan dalam posisi mulia dan tidak dieksploitasi.
Sementara, Ustadzah Nurul Hidayani N., S.P. (Koordinator Lajnah Fa’aliyah Muslimah DPD I HTI Jabar) menyampaikan bahwa Allah menempatkan kaum perempuan pada posisi yang mulia dan terhormat . Perempuan memiliki peran penting dan strategis dalam domestik dan publik. Ranah domestik sebagai ibu dan pengatur rumah tangga, kedudukan yang sangat penting terkait dengan pelestarian keturunan, memperbanyak jumlah kaum muslim, membentuk generasi cemerlang dan mewujudkan keluarga yang harmonis. Sementara di ranah publik, peran strategisnya adalah amar ma’ruf nahi munkar, muhasabah pada penguasa dan membina masyarakat sesama perempuan.
Acara aksi diakhiri dengan pembacaan Press Release yang dikeluarkan oleh MHTI, “Konferensi Perempuan dan Syariah Mengakhiri Serangan Terhadap Syariah dengan Penerapan Islam Kaffah. []