200 Perempuan Palembang Serukan Khilafah Sebagai Pengganti Sistem Kapitalisme Liberal
HTI Press. Palembang. Kurang lebih 200 perempuan dari kalangan ibu rumah tangga, professional, intelektual, hingga remaja mengkuti aksi simpatik kampanye darat “Women And Syariah: Memisahkan Realita Dari Fiksi” yang telah memasuki fase ketiga (Ahad 22/03/2015). Rute aksi berawal dari Jl. Madang Palembang hingga BAM (Bundaran Air Mancur) Masjid Agung. Para orator dalam aksi antara lain: Ustadzah Sintami W, Ema Sofiana W, Miliani, Khoyyiroh, Eti Sudarti A, Syafrida S, dan Qisti Yetty H.
Para penggiat gender telah menuduh Syariah Islam dengan sangat keji. Mereka menilai pakaian serta aturan Islam mengekang kebebasan perempuan, ini semua bohong! Ini semua mereka lakukan atas nama HAM, ujar salah satu orator.
Dalam orasinya, salah satu orator juga mengingatkan pada perempuan Palembang tentang peran mulia yang disandang yaitu sebagai seorang ibu yang bertugas mendidik guna mencetak generasi cemerlang yang kelak akan memberikan sumbangan startegis untuk membangun negara. Sebagaimana dalam firman Allah QS. Al-Imron: 110.
Saat ini, perempuan terhinakan. Mereka tertindas atas nama kesetaraan gender, hal ini membuat peran perempuan sebagai ibu dan istri saat ini terabaikan. Fondasi keluarga hancur, yang berakibat pada rusaknya generasi. Kapitalisme Lliberal telah menjadikan perempuan sebagai objek eksploitasi menjadi mesin pencetak uang. Tolak! Tolak Kapitaslisme liberal, seru orator lainnya.
Muslimah Hizbut Tahrir memandang bahwa Khilafah adalah mahkota ibadah. Muslimah Hizbut Tahrir memiliki visi politik yang jelas bagi perempuan, mengembalikan kemuliaan perempuan dengan landasan Ideologi Islam. Perempuan tidak hanya menjadi seorang ibu tetapi juga seorang politikus yang akan mengkoreksi setiap kebijakan Khilafah apabila bertentangan dengan Islam. Muslimah Hizbut Tahrir menyeru para perempuan untuk menyelamatkan perempuan dan generasi dengan Syari’ah Islam dalam Naungan Khilafah.
Selain orasi, aksi juga diisi dengan teatrikal yang menggambarkan penderitaan perempuan akibat ide-ide gender dan diterapkannya Sistem Kapitalisme-Liberal. []