Peran Muballighah Membentengi Umat dari Neoliberalisme dan Neoimperialisme, Penghancur Keluarga dan Generasi
HTI Press. Samarinda. Lajnah Khusus Muballighah Muslimah HTI DPD I Kaltim menyelenggarakan Majelis Mudzakarah Muballighah dengan mengangkat tema “Peran Muballighah Membentengi Umat dari Neoliberalisme dan Neoimperialisme, Penghacur Keluarga dan Generasi” (01/03). Acara ini bertempat di Rosty Restaurant Lt. 2 yang dihadiri sekitar 40 peserta dari kalangan muballighah, pengurus MT, dosen dan guru agama.
Majelis Mudzakarah Muballighah edisi perdana ini menghadirkan 3 pembicara : Ustdzah Dra. Hj. Nurchaily Samad (mubalighah Samarinda), Ustadzah Juli Nurdiana M.Sc (Dosen Unmul-Pemerhati Masalah Umat) dan Ustadzah Sri Hartini, S.Pd (Ketua Muslimah HTI DPD I Kaltim).
Dalam paparannya ustadzah Juli Nurdiana menyampaikan fakta bagaimana umat Islam dan negeri-negeri muslim saat ini berada dalam cengkraman neoimperialisme. Indonesia yang memiliki hutan yang cukup luas menjadikannya sebagai penjaga iklim dunia. Dan sebagai negeri yang dianugerahi SDA yang melimpah dari tambang emas, minyak, batubara, uranium, gas alam menjadikannya salah satu negeri incaran konglomerat dunia untuk dieksploitasi habis-habisan. Negeri ini berada dalam cengkraman neoliberalisme. Penguasa terkesan lepas tangan dalam pengelolaan SDA dan lebih mempercayakan pengelolaannya pada swasta nasional ataupun asing. Akibatnya pihak swastalah yang akan menentukan harga di pasar dan ujungnya rakyat semakin tidak mampu menjangkau harga yang terus meroket. Jumlah rakyat miskin terus meningkat. Inilah penyebab hancurnya keluarga dan generasi. Karena kerusakan dan kehancuran yang terjadi adalah akibat penerapan sistem yang rusak maka satu-satunya solusi yaitu menggantinya dengan sistem Islam, tegasnya.
Ustadzah Sri Hartini menyambut pernyataan dari pembicara sebelumnya dengan memberikan pemaparan yang gamblang tentang sistem Islam. Hartini menegaskan bahwa sistem yang diterapkan saat ini adalah sistem rusak dan merusak. Neoimperialisme dan neoliberalisme adalah jalan bagi orang-orang kafir untuk menguasai umat Islam. Maka, menerapkannya adalah sebuah keharaman. Sementara sistem islam adalah sebuah sistem yang sempurna dan paripurna untuk mengatur seluruh aspek kehidupan, mulai dari bangun tidur hingga tidur kembali.
Neoliberalisme dan neoimperialisme adalah desain global yang dirancang orang-orang kafir untuk menguasai, mengendalikan dan menghancurkan umat islam sehingga perlu adanya perlawanan, satu-satunya perlawanan yang setara adalah khilafah, tegasnya. kewajiban untuk memperjuangkan tegaknya khilafah ada di pundak seluruh umat islam termasuk muballigah sebagai simpul umat. Di akhir beliau menyeru kepada para muballighah untuk terus melakukan pembinaan di tengah umat dan menjadi pengokoh perjuangan dengan ikut dalam barisan pejuang khilafah.
Ustadzah Norchaily Samad sebagai muballighah Samarinda menyambut baik ajakan untuk perjuangan khilafah. di usianya yang sudah sepuh dan perjalanannya sebagai muballighah selama ini merasakan kurangnya pembinaan yang mengarah pada pemikiran yang cerdas dan membangkitkan umat. Harapan besar dari beliau agar terus ada sinergi yang berkelanjutan dengan memberikan materi-materi yang terkait perjuangan penegakan syariah dan khilafah bagi semua majelis taklim yang ada di samarinda. Dengan tegas Norchaily menyatakan dukungannya dan akan terus bersinergi dalam perjuangan penegakan syariah dan khilafah. Hadir juga jurnalis dari TVRI meliput acara. []