Divisi Muslimah Kantor Media Pusat Hizbut Tahrir Gelar Acara Akbar dan Spektakuler di 5 Negara

HTI Press. Bogor. Ruang Meeting EF Botani Square Building Lantai 2 IPB International Convention Center menjadi saksi perhelatan akbar yang diadakan oleh Divisi Muslimah Kantor Media Pusat Hizbut Tahrir (28/03/2015). Konferensi Perempuan Internasional merupakan acara puncak dari kampanye global Women and Shariah: Separating Fact from Fiction.

Konferensi ini diselenggarakan di 5 negara (Palestina, Turki, Tunisia, Indonesia dan Inggris) dari 3 benua. Konferensi ini diselenggarakan dalam bentuk teleconference yang disatukan melalui pidato langsung dan disiarkan dari masing-masing tempat ke lokasi-lokasi lain. Acara ini juga disiarkan langsung kepada masyarakat di seluruh dunia.

850321713_35278

Para peserta konferensi terdiri dari jurnalis, politisi, akademisi, aktivis, dan pengacara perempuan, mubalighah, tokoh masyarakat, dan perwakilan dari organisasi-organisasi perempuan. Peserta konferensi di Indonesia dihadiri kurang lebih 80 orang, yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia.

Serangkaian acara telah dilakukan sejak tanggal 11 Pebruari 2015, yang mencakup kampanye media sosial dengan melibatkan media secara internasional dan diskusi-diskusi dengan perempuan di negara-negara di seluruh dunia.

Ustadzah Ratu Erma

Ustadzah Ratu Erma

Konferensi di Indonesia dibuka oleh Ustadzah Ratu Erma (Masulah Ammah), yang kembali menegaskan bahwa  konferensi ini dilakukan untuk membongkar kebohongan tentang penindasan perempuan di bawah Syariah, dan menyajikan visi yang jelas tentang posisi, hak, dan peran perempuan yang benar sebagaimana ditetapkan oleh Islam dan dilaksanakan oleh Khilafah.

Agenda ini merupakan upaya untuk membantah tuduhan-tuduhan terhadap aturan-aturan Islam tertentu yang berkaitan dengan perempuan, serta menjelaskan dasar, nilai-nilai, dan hukum-hukum dalam Sistem Sosial Islam yang unik dan dampak positifnya terhadap perempuan, anak-anak, kehidupan keluarga, dan masyarakat secara keseluruhan.

Konferensi ini juga mencermati feminisme Barat dan feminisme ‘Islam’ dan ide-ide seperti kesetaraan gender dan kebebasan liberal yang digunakan untuk mengutuk perlakuan Islam terhadap perempuan, membongkar klaim yang menyatakan mereka meletakkan jalan menuju pembebasan perempuan dari penindasan.

Di akhir sambutannya, Ratu Erma mengajak para peserta konferensi di Indonesia untuk menjadi duta pengajak kebenaran. Kebohongan harus diungkap, kebenaran harus diperdengarkan. []

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*