Muslimah HTI Mengajak Muballighoh Bogor “Berpolitik”

IMG_20150330_135738

HTI Press. Bogor. Muslimah HTI Bogor menggelar acara Liqo Siyasi Muballighoh (Majelis Politik Muballighoh) yang membahas tentang Bahaya Feminisme Terhadap Perempuan (28/3/15). Sekitar 30 muballighoh hadir dalam acara yang dilaksanakan di Sekretariat Muslimah HTI Bogor di Jl.Arzimar III Bogor Utara ini. Muballighoh sebagai pemandu ummat mempunyai kontribusi besar dalam upaya menyadarkan ummat, karena para muballighoh sangat dekat dengan ummat dan selalu berinteraksi dengan ummat.

Kegiatan ini dilaksanakan sebagai bentuk kepedulian Muslimah HTI terhadap kondisi perempuan saat ini. Berbagai tuduhan miring ditujukan kepada kaum perempuan. Seolah-olah Islam tidak adil pada perempuan. Seolah-olah Islam memasung kebebasan perempuan, menomor duakan perempuan daripada laki-laki. Dan saat ini telah banyak disahkan UU yang pro gender dengan dalih untuk memperjuangkan hak-hak perempuan, membebaskan perempuan dari dominasi laki-laki serta untuk memberdayakan perempuan. Kebijakan ini secara massif melanda seluruh belahan dunia karena PBB lah yang membutanya sehingga seluruh negara yang menjadi anggota PBB harus meratifkasinya untuk kemudian menerapkan di negaranya masing-masing. Dan saat ini, sudah nampak jelas dampak diterapkannya berbagai UU yang pro gender tersebut. Free sex, eksploitasi wanita, pelecehan terhadap wanita,rusaknya generasi, rusaknya institusi Negara dan lain sebagainya.

850319864_35538

Menurut Ustadzah Dedeh Wachidah, semua itu tidak terlepas dari strategi barat dalam upayanya menghancurkan Islam. Perempuan yang dipilih oleh barat karena perempuan lah sebagai tiangnya negara. Jika perempuan hancur, keluarga hancur, generasinya pun juga hancur.

Selanjutnya, Ustdzah Hj. Shofiyah mengajak seluruh muballighoh yang hadir untuk berjuang bersama-sama mengembalikan perempuan dalam naungan Islam. Berbagai kesulitan pasti akan ditemui karena jalan yang ditempuh oleh muballighoh adalah jalannya para nabi.  Berbagai pemahaman yang rusak, adanya sikap pragmatis dan menyerah pada keadaan serta adanya penyakit  cinta dunia menjadi tantangan yang harus dihadapi. Oleh karenanya, para muballighoh hendaknya bisa berperan sebagai teladan dan pemimpin ummat dalam hal keterikatannya pada syariah. Muballighoh hendaknya tidak berjalan sendiri dalam menghadapi berbagai tantangan dakwah yang begitu besar. Karenanya diperlukan dakwah berjamaah yang bersifat politis ditengah-tengah ummat dalam bentuk hizbun siyasiyun untuk mewujudkan pelaksanaan syariat Islam secara kaaffah dalam naungan Khilafah Islamiyyah. []

850319597_34163

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*