Apa di Balik Perjanjian Kerangka Kerja Dengan Iran Seputar Program Nuklirnya?

بسم الله الرحمن الرحيم

Jawab Soal

 

Apa di Balik Perjanjian Kerangka Kerja (Framework Agreement) Dengan Iran Seputar Program Nuklirnya

 

 Pertanyaan:

Pada tanggal 2 April 2015 sore di Lausanne Swiss ditandatangani Perjanjian Kerangka Kerja (Framework Agreement) antara kelompok negara 5+1 dengan Iran seputar program nuklir Iran dengan ketentuan akan ditandatangani secara final pada tanggal 20 Juni 2015. Satu hal yang menarik perhatian adalah begitu selesai dibacakan pernyataan bersama diantara pihak-pihak itu, presiden Obama pun langsung keluar untuk menyampaikan pidato di depan para wartawan di Gedung Putih. Obama mengumumkan bahwa perjanjian ini bersejarah. Lalu apa di balik perjanjian ini? Semoga Allah melimpahkan berkah kepada Anda.

 

Jawab:

Supaya jelas jawaban pertanyaan tersebut kami paparkan perkara-perkara berikut:

  1. Pasca perjanjian itu, presiden Amerika langsung menyampaikan pidato di depan Gedung Putih khusus untuk perjanjian ini. Ia mengatakan: “kita telah sampai pada kesepahaman bersejarah dengan Iran seputar program nuklir Iran. Jika perjanjian itu sempurna dilaksanakan akan menghalangi Teheran sampai pada senjata nuklir”. Ia juga mengatakan: “kita telah sampai pada kesepakatan untuk menghentikan kemajuan Iran dalam program nuklirnya”. Ia menambahkan, “Teheran memenuhi kewajibannya dan membuka jalan untuk investigasi masalah ini”. Ia menggambarkan kesepakatan tersebut “sebagai kesepakatan baik yang memenuhi tujuan-tujuan utama kita”. Ia mengatakan, “Iran menerima sistem monitoring untuk investigasi yang belum pernah ada sebelumnya dan akan menutup pintu bagi Iran untuk melakukan pengayaan uranium sebagaimana juga akan menurunkan besarnya stok uranium yang sudah diperkaya dan menurunkan jumlah alat sentrifugal sampai dua pertiganya”. Ia mengatakan, “tidak akan ditolerir sama sekali bagi Iran untuk mengembangkan senjata nuklir, dan sebagai kompensasinya, kita akan meringankan secara gradual sanksi-sanksi yang kita jatuhkan dan yang dijatuhkan oleh Dewan Keamanan PBB”. Ia mengisyaratkan bahwa “negosiasi akan dilanjutkan sampai Juni untuk mencapai kesepakatan seputar detil-detil rinci”. Ia menegaskan bahwa “investigator nuklir akan memiliki pengaruh yang belum ada sebelumnya terhadap fasilitas-fasilitas nuklir Iran.” Ia mengatakan, “berkaitan dengan bangsa Iran, kami siap untuk bekerja demi kepentingan bersama” (VOA, 2/4/2015)…Pernyataan-pernyataan presiden Amerika ini menunjukkan sejauh mana perhatian pemerintahan Amerika terhadap tercapainya perjanjian ini dan bahwa perjanjian ini merupakan kepentingan Amerika dimana Amerika bisa merealisasi apa yang diinginkan. Juga bahwa tidak ada alasan bagi pihak lain untuk menentang perjanjian itu dimana Obama menentang sikap orang-orang yang menentang perjanjian ini dari partai Republik di Kongres dan perdana menteri entitas Yahudi Netanyahu. Obama menambahkan bahwa ia ingin bekerja dengan Iran di bawah apa yang disebut sebagai kepentingan bersama, yakni ia akan memperalat Iran untuk merealisasi proyek-proyek Amerika di kawasan. Ia tidak ingin tetap menyibukkan Iran dengan ancaman-ancaman entitas Yahudi, hasutan tripartit Eropa (Inggris, Perancis dan Jerman) dan dipicunya masalah-masalah baru untuk Iran serta membuat Iran hidup di bawah sanksi terus menerus.
  2. “Iran telah sepakat menurunkan stok uranium yang sudah diperkaya yang mencapai 10 ribu kg menjadi 300 kg uranium yang telah diperkaya pada kadar 3,67% untuk jangka waktu 15 tahun. Iran berjanji tidak akan membangun fasilitas nuklir baru untuk pengayaan uranium selama 15 tahun. Iran setuju untuk menurunkan jumlah alat sentrifugal sampai dua pertiganya agar turun dari 19 ribu pada saat ini menjadi 6104 sesuai perjanjian tersebut, diantaranya hanya 5060 saja untuk pengayaan uranium selama jangka waktu 15 tahun. Fasilitas Natanz akan menjadi satu-satunya untuk pengayaan uranium di Iran (dengan tingkat yang rendah). Iran tidak akan melakukan pengayaan uranium di fasilitas Furdu untuk jangka waktu 15 tahun. Bahkan fasilitas Furdu akan dikhususkan untuk penelitian nuklir dan fisika. Iran akan berkomitmen dengan rencana pengayaan dan penelitian yang diberikan oleh IAEA (Badan Energi Atom Internasional) yang memastikan menghalangi Iran dari mengembangkan hulu ledak nuklir untuk jangka waktu 10 tahun. Perjanjian itu memberi para pengamat internasional hak memonitor tambang uranium dan situs-situs pembuatan kue kuning selama 25 tahun. Para pengamat internasional berhak memonitor terus menerus alat sentrifugal dan tempat penyimpanan selama 20 tahun disertai pembekuan pembuatan alat sentrifugal.” (ash_Sharq al-Awsath, 2/4/201) Presiden Iran Hasan Rouhani menyatakan: “Iran akan memenuhi semua komitmen yang dijanjikannya dengan syarat pihak lain melakukan janji-janjinya”. (laman al-‘Alam al-Iraniyah, 3/4/2015) Menteri Luar Negeri Iran Jawad Zharif menyatakan: “pencabutan sanksi merupakan langkah utama untuk ke depan. Kami telah menghentikan upaya yang tidak diinginkan oleh semua pihak, tidak dikehendaki terkait aktivitas proliferasi nuklir atau pihak lain manapun.” (VOA, 2/4/2015) Dari hal ini tampak bahwa Iran telah setuju menghentikan aktivitasnya dalam meningkatkan pengayaan uranium dan Iran menerima pengayaan uranium itu diturunkan sampai tingkat paling rendah, dimana tidak mungkin darinya dihasilkan senjata nuklir. Iran menurunkan jumlah alat sentrifugalnya sampai dua pertiga. Iran juga akan tetap di bawah pengawasan internasional selama 25 tahun. Iran akan berkomitmen dengannya selama jangka waktu itu seperti yang telah dinyatakan sendiri oleh presiden Iran. Yang dipentingkan oleh Iran adalah pencabutan sanksi-sanksi dari Iran. Jawad Zharif menyatakan: “sanksi-sanksi yang dijatuhkan terhadap Iran akan berhenti pada saat diterapkan langkah-langkah yang disepakati dengan kekuatan besar”. Demikian juga agar Iran bisa memainkan peran yang telah digariskan untuknya oleh Amerika di kawasan dan untuk merealisasi kepentingan-kepentingan nasional Amerika di kawasan itu. Sebagaimana sebagian pejabat di Iran mulai menyatakan mimpi imperium Iran. Oleh karena itu Iran mengorbankan program nuklirnya!
  3. Adapun negara lainnya dari kelompok 5+1, maka jelas bahwa perannya marjinal. Negosiasi yang sebenarnya pada kebanyakan kesempatan berjalan antara Amerika dan Iran saja, baik secara terbuka atau rahasia. Peran yang lain lebih dekat sebagai penonton dibanding peran sebagai pemain. Berbagai indikasi menunjukkan bahwa Amerika telah menyelesaikan perjanjian tersebut dengan Iran. Masalahnya hanya menunggu aktivitas pengeluaran perjanjian dengan langkah-langkah yang diawasi oleh negara-negara lain dari kelompok 5+1. Jika mereka melihat sesuatu yang tidak mereka suka maka mereka “menggerutu”, lalu mereka keluar untuk menenangkan diri kemudian mereka kembali lagi untuk menandatangani atau mewakilkannya tanpa mereka! Hal ini jelas dari sikap para menteri negara-negara ini… Lavrov dalam kunjungannya ke Tajikistan mengatakan bahwa “situasinya tidak biasa, belum pernah sebelumnya…” Ia mengisyaratkan bahwa “tahapan penting dan menentukan ada pada perumusan perjanjian kerangka politik, dan hal itu telah menjadi jelas dari isi perjanjian itu”. Juru bicara luar negeri Rusia Alexander Ukashević mengatakan: “Rusia tidak memandang ada kebutuhan mendesak untuk kembalinya menteri luar negeri Rusia Sergey Lavrov ke Lausanne. Apa yang dilakukan saat ini oleh paserta di dalam negosiasi adalah memeriksa perjanjian awal…” (Rusia today, Novosty Rusia, 2/4/2015). Tampak jelas dari ucapan Rusia bahwa masalahnya telah disiapkan sebelumnya dan telah selesai serta tidak tersisa lagi kecuali penandatangangan saja. Oleh karena itu mereka tidak melihat perlunya menteri luar negeri Rusia pergi untuk menandatangani. Itulah yang dikatakan oleh menlu Rusia sebagai masalah yang tidak biasa. Dengan itu ia menunjuk kepada menteri luar negeri Amerika yang sangat banyak bertemu dengan pejabat Iran terutama menteri luar negeri Iran Jawad Zharif sejak berminggu-minggu sebelumnya secara sendiri… dan ia mengintensifkannya tanpa berhenti pada minggu terakhir sejak 26 Maret 2015 sampai tiba waktu penandatanganan pada akhir bulan lalu. Lalu para menteri luar negeri negara kelompok 5+1 pun diundang untuk berpartisipasi dalam penandatanganan! Akan tetapi sehari sebelum penandatanganan mereka meninggalkan pertemuan itu ketika mereka mendapati bahwa segala sesuatunya telah disiapkan sebelumnya dan bahwa Amerika bersikeras atas penandatanganan seperti apa adanya. Maka menteri luar negeri Perancis pun keluar dari pintu belakang dengan marah. Menlu Jerman bersiap pergi ke negara Baltik. Rusia seperti yang kami sebutkan sebelumnya, tidak kembali dan hanya meninggalkan wakilnya. Adapun Cina maka seolah-olah masalahnya tidak penting baginya. Sedangkan Inggris maka dikontrol oleh ketenangannya. Ia tidak pergi dan tidak menampakkan kemarahan dan tidak pula keridhaan. Akan tetapi Inggris menunggu apa yang akan terjadi, sebagaimana kebiasaan busuk Inggris… Akan tetapi pada akhirnya semua kembali ke sesi penandatanganan. Akan tetapi supaya mereka bisa menjaga raut muka mereka, maka mereka mulai mendiskusikan apa yang telah disiapkan oleh Amerika. Diskusi bahkan diperpanjang hingga dua hari. Kemudian mereka menandatangani perjanjian tanpa bisa atau diberi kemungkinan mengubah apapun yang berpengaruh di dalamnya! Menteri luar negeri Rusia menganggap bahwa perjanjian tersebut telah diselesaikan antara Amerika dan Iran sehari sebelumnya. Sedangkan penandatanganannya hanyalah masalah politis, bukan yang lain. Oleh karena itu, ia berpandangan tidak ada perlunya datang ke Lausanne maka wakilnya saja yang tanda tangan. Begitulah, peran utama di dalam perjanjian tersebut adalah milik Amerika dan Iran…
  4. Orang-orang partai Republik yang mendominasi Kongress menampakkan ketidakrelaan terhadap perjanjian tersebut. Hal itu karena pertimbangan-pertimbangan kepartaian oposisional dan karena tujuan-tujuan pemilu mendatang. Pemerintahan Obama tetap menandatangani meski mereka (orang-orang Republik) menentang, agar pemerintahan Obama meraih keberhasilan dalam politik luar negeri dan agar bisa memanfaatkan Iran dalam menjalankan proyek-proyek dan rencana-rencananya di kawasan. Ketua DPR Amerika John Boehner mengatakan: “standar perjanjian final mencerminkan perbedaan mengganggu dibandingkan tujuan-tujuan utama yang telah ditetakan oleh Gedung Putih”. Ia mengatakan, “Kongress harus memiliki hak untuk memeriksa secara penuh pada detil suatu perjanjian sebelum sanksi-sanksi dicabut”. Kerangka perjanjian yang dideklarasikan pada Kamis 2 April 2015 mencerminkan penyimpangan yang memicu kekhawatiran dari tujuan-tujuan awal Obama” (AFP, 3/4/2015). Telah dijadualkan Komite Urusan Luar Negeri di Kongress akan melakukan pemungutan suara pada tanggal 14 bulan ini (yakni April) terhadap usulan mewajibkan pemerintahan Obama memaparkan perjanjian kepada majelis dan berikutnya dilakukan pemungutan suara terhadapnya. Akan tetapi, pemerintahan Obama menolak hal itu dan mengatakan bahwa pelaksanaan perjanjiaan semisal ini termasuk kewenangan eksekutif, untuk membatasi campur tangan Kongress dalam masalah tersebut yang akan bisa menciptakan preseden.
  5. Sedangkan sikap entitas Yahudi, Netanyahu menyatakan: “perjanjian kerangka kerja seputar program nuklir Iran mengancam kelangsungan Isreal” (AFP, 3/4/2015). Perlu diketahui bahwa menjelang pengumuman perjanjian itu Netanyahu meminta agar perjanjian di Lausanne sampai pada wajibnya perjanjian itu menyatakan atas “penurunan besar kemampuan nuklir Iran”. Netanyahu mengatakan, “perjanjian yang terbaik akan menurunkan infrastruktur nuklir. Perjanjian terbaik akan mengaitkan pencabutan sanksi yang dijatuhkan akibat program nuklir Teheran dengan perubahan perilaku Iran” (Reuters, 1/4/2015). Hal itu sudah tercapai dalam perjanjian Lausanne. Jadi sikap provokatif Netanyahu itu untuk mendapatkan bantuan dan janji Amerika yang lebih banyak untuk melindungi entitas Yahudi dan untuk menegaskan sikapnya yang sebelumnya dia tampakkan terhadap masalah ini untuk tujuan pemilu dan dia telah berhasil dalam hal itu. Juga untuk memperkuat hubungannya dengan orang-orang Republik yang akan duduk di pemerintahan, seperti pandangannya, dalam pemilu presiden mendatang di Amerika tahun 2016. Netanyahu pergi ke Amerika untuk menyampaikan pidato di Kongress berdasarkan undangan partai Republik dan dia berbicara tentang bahaya perjanjian dengan Iran. Netanyahu tahu bahwa perjanjian tersebut menghancurkan kemampuan Iran untuk memproduksi senjata nuklir. Dia juga tahu bahwa Iran memainkan peran di kawasan yang sudah digariskan untuk Iran oleh Amerika yang memberi manfaat besar kepada entitas Yahudi yang mana Iran melindungi rezim Suria yang menjamin keamanan entitas Yahudi atas Golan dan menyibukkan kawasan dengan perang-perang internal serta menghalangi persatuan umat islam dan menghalangi implementasi proyek umat Islam yaitu tegaknya al-Khhilafah. Obama dalam kontak telephon dengan Netanyahu menegaskan komitmen Amerika Serikat membela negara Yahudi… Obama meminta tim keamanannya “mengintensifkan negosiasi dengan pemerintahan Israel yang baru seputar jalan memperkuat kerjasama keamanan diantara kedua negara” (AFP, 3/4/2015).

 

Dari semua itu menjadi jelas sebagai berikut:

  1. Amerika lah yang menyiapkan dan memasak perjanjian dengan Iran ini, sebagaimana Amerika telah menyiapkan dan memasak perjanjian Jenewa pada 24 November 2013. Lima negara lainnya tinggal membaca perjanjian untuk menandatanganinya secara cepat. Akan tetapi, hal itu tertunda dua hari disebabkan diskusi yang dilakukan oleh negara-negara lain untuk menjaga raut muka mereka… kemudian mereka setuju dan menandatanganinya.
  2. Maksud yang dituju oleh Amerika adalah meringankan berbagai tekanan dan sanksi dari Iran atau mencabutnya secara penuh sehingga bisa memanfaatkan Iran di kawasan untuk memainkan peran yang digariskan untuknya oleh Amerika. Karena itu, pemerintahan Obama menempatkan semua bobotnya dan mencurahkan semua pemikirannya untuk menyukseskan perjanjian ini dan untuk mencatatkan kesuksesan dalam politik luar negeri. Oleh karena itu presiden Obama menganggap perjanjian itu sebagai kesepahaman bersejarah.
  3. Tinggal dihadapan pemerintahan Obama ada hambatan orang-orang Republik di Kongres yang bekerja untuk tidak menampakkan keberhasilan pemerintahan Obama yang Demokrat dikarenakan alasan-alasan pemilu. Mereka ingin menjadikan presiden di bawah kontrol mereka. Dari yang terlihat, pergolakan diantara kedua kubu akan terus berlangsung. Diharapkan pemerintahan Obama bisa mencabut sebagian sanksi yang dijatuhkan terhadap Iran. Akan tetapi, ada sebagian sanksi yang tidak mungkin dicabut oleh pemerintahan Obama kecuali dengan peretujuan Kongress. Oleh karena itu, kemungkinan sebagian sanksi terhadap Iran akan digantung sampai tempo lainnya.
  4. Sikap Netanyahu Perdana Menteri entitas Yahudi yang provokatif adalah untuk mendapatkan lebih banyak bantuan dan janji Amerika melindungi entitas Yahudi. Juga untuk menegaskan sikapnya sebelumnya yang dia tampakkan terhadap masalah ini untuk tujuan pemilu, dan dia telah berhasil dalam hal itu. Selain juga untuk memperkuat hubungannya dengan orang-orang Republik disebabkan dugaannya bahwa orang-orang Republik akan menduduki pemerintahan pada pemilu presiden Amerika mendatang sebab negara Yahudi tidak berani memutus rujukannya ke Amerika.
  5. Sedangkan Iran, Iran telah memberikan konsesi dari progam peningkatan pengayaan uranium dan Iran menerima pengayaan uranium itu diturunkan sampai tingkat terendah dimana tidak bisa untuk menghasilkan senjata nuklir. Iran menurunkan jumlah alat sentrifugalnya sampai dua pertiganya. Iran akan tetap berada di bawah pengawasan internasional selama 25 tahun. Iran akan berkomitmen dengan hal tersebut sepanjang masa itu, sebagaimana dinyatakan oleh presiden Iran. Yang dipentingkan oleh Iran adalah mencabut sanksi-sanksi dari Iran dan terlibat di kawasan untuk memainkan peran yang digariskan untuknya oleh Amerika dengan alasan kepentingan bersama serta untuk merealisasi peran bagi Iran di kawasan dengan cara berjalan bersama Amerika. Andai penguasa di Iran memahami peristiwa-peristiwa dengan baik, niscaya dia akan tahu bahwa tidak bisa diharapkan buah dari duri dan tidak bisa diharapkan adanya kebaikan dari setan terbesar. Perjanjian nuklir di Lausanne mengatakan hal itu.

 

16 Jumaduts Tsaniyah 1436 H

05 April 2015 M

http://www.hizb-ut-tahrir.info/info/index.php/contents/entry_45879

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*