Masalah di dunia termasuk juga di negeri-negeri Islam adalah sistem dan penguasa. “Namun karena penguasa yang sangat bobrok, kaum Muslim tertutupi (pemahamannya, red) seakan akan problem terbesar adalah penguasanya,” ujar Ustadz Rokhmat S Labib dalam Halqah Islam dan Peradaban (HIP) Edisi 57: Indonesia Kita Terancam Neoliberalisme & Neoimperialisme, Rabu (15/4) di Gedung Joeang 45, Jalan Menteng Raya, Jakarta.
Ketua DPP Hizbut Tahrir Indonesia tersebut mengambil contoh di Indonesia. Freeport boleh mengekspor 580 ribu ton dalam perpanjangan izin ekspor dan gaji dirut Freeport 785 milyar itu bukan semata kesalahan Presiden Jokowi tetapi juga karena sistem yang berlaku saat ini.
Malah, menurut pengasuh rubrik tafsir Telaah Wahyu di tabloid Media Umat tersebut, sistem yang diterapkanlah (neoliberalisme) menjadi ancaman terbesar sehingga terjadinya penjajahan gaya baru (neoimperialisme) seperti pada kasus Freeport. “Ancaman terbesar adalah neoliberalisme yang menjadi pintu neoimperialisme,” tegasnya di hadapan sekitar 150 peserta yang hadir.
Maka, selain mengganti rezim, sistemnya juga harus diganti. “Hizbut Tahrir menyakini dan menawarkan syariat Islam dan khilafah,” pungkasnya menawarkan sistem pemerintahan warisan Nabi Muhammad SAW.
Dalam acara yang diselenggarakan HTI, hadir tiga pembicara yakni politisi senior PDIP Effendi Simbolon, pengamat Indonesia for Global Justice (IGJ) Salamuddin Daeng dan Juru Bicara HTI Muhammad Ismail Yusanto. (mediaumat.com, 16/4/2015)