Diskusi Terbatas Tokoh Perempuan Minang

foto berasama

HTI Press. Padang. DPD II Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia (MHTI) Padang Pariaman menyelenggarakan Diskusi Terbatas Tokoh Perempuan Minang (11/04/2015). Diskusi yang diikuti oleh belasan tokoh perempuan kota Padang Pariaman ini dilaksanakan dalam rangka memisahkan realitas dari fiksi tentang sejarah masuknya Islam ke Minangkabau, mengenali bentuk-bentuk serangan musuh Islam terhadap perempuan dan syariah Islam, serta mendiskusikan peran tokoh perempuan Minang sebagai cucu tuanku imam Bonjol yang dikenal sebagai pahlawan Islam dalam perjuangan penerapan Islam Kaffah.

Diskusi ini dihantarkan oleh Dra. Hj. Umi Fauziah (tokoh perempuan Lubuk Alung) mengungkapkan bahwa perempuan-perempuan Minang sejatinya adalah para pencetak generasi cemerlang. Siti Manggopoh misalnya yang dilahirkan di Ranah Minang sebagai bukti perempuan minang adalah pencetak generasi harapan.

Keynotespeaker up

moderator

Materi pertama disampaikan Tati Sardona, S,Pd.I yang memaparkan tentang Perempuan Minang, kesesuaian dengan Syariah dan serangan tehadapnya. Pepatah adat Minangkabau mengatakan bahwa “Bundo kanduang sebagai pusek jalo kumpulan tali” yang memiliki makna bahwa sosok ibu memiliki posisi sentral yang sangat menentukan keberhasilan anak di masa yang akan datang. Pepatah ini dipengaruhi oleh pemahaman Islam bahwa perempuan adalah pendidik pertama dan utama bagi anak-anaknya. Namun sayang, serangan-serangan musuh Islam telah berhasil membuat para perempuan meninggalkan tugas dan fungsi utamanya yang membuahkan generasi rusak dan merusak seperti saat ini.

Andriana Fitri, S.Pd.I, pemateri kedua menggambarkan secara nyata perempuan terhina tanpa Syari’at Islam. Matinya fungsi negara dalam mengurusi urusan rakyat dan abainya negara dalam menjaga kemuliaan dan kehormatan perempuan mengakibatkan perempuan berusaha bertahan mengurusi kehidupannya sendiri, memaksa perempuan untuk keluar dari rumah-rumahnya dan meninggalkan fungsi sebagai ibu dan pengatur rumah tangga. Sudah cukup derita perempuan dalam sistem ini. Kini saatnya perempuan bersuara, mengembalikan kemuliaanya yang hanya akan terjadi jika di dalam Sistem Islam nan mulia di terapkan dalam bingkai Daulah Khilafah.

Testimoni tokoh perempuan Lubuk Alung, Dra. Umi Fauziah melengkapi acara Ditas. Umi Fauziah menyatakan, mendukung penuh perjuangan Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia dan mengajak para tokoh untuk bersama-sama memperjuangkan Syari’ah Islam serta mendukung visi dan misi MHTI dalam memperjuangkan Islam. Sudah saatnya cucu Tuanku Imam Bonjol menapaki dan mengikuti jejak perjuangan Penegakan Syariah dan Khilafah di Bumi Minang. []

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*