HTI Press, Malang. (19/4), Sebuah pertanyaan pembuka yang disampaikan Saiful Islam mengawali materinya: “Berdaulatkah Indonesia?” Langsung dijawab serentak oleh peserta: “tidak”. Sebenarnya Indonesia ini kaya raya, tapi tidak berdaulat, buktinya asing menguasai 95% migas di Indonesia, tegasnya. Di sisi yang lain Saiful memaparkaan kondisi ironis Indonesia yang 27,73 juta (10,96%) penduduknya terkategori miskin. Repotnya lagi utang Indonesia juga menggunung, mencapai 2.744,36 trilyun. Belum lagi Indonesia juga termasuk negeri gawat darurat, “Negeri darurat zina, darurat aborsi, darurat korupsi dll”. Itulah indikasi bahwa Indonesia saat ini terancam Neoliberalisme dan Neoimperalisme, pungkasnya.
Paparan materi di atas merupakan bagian dari acara Tabligh Akbar HTI DPD 2 Kota Malang pada Ahad (19/04). Acara yang berlangsung di Gedung Kesenian Gajayana jl. Nusakambangan Kota Malang ini mengangkat tema “Selamatkan Indonesia Dari Bahaya Neo Liberalisme dan Neoimperalisme”.
Pembicara kedua Tamyis Saad menjelaskan bahwa Indonesia dalam cengkeraman Neoliberalisme dan Neoimperalisme saat ini disebabkan pelanggaran terhadap hukum syara’. Tamyis memberikan contoh mengapa rakyat banyak yang miskin, disebabkan sumberdaya alam Indonesia diberikan kepada asing itulah bentuk pelanggaran syariat, paparnya. Solusinya hanya satu yaitu menerapkan hukum Allah SWT secara total dalam bingkai Daulah Khilafah, karena menerapkan syariat Islam merupakan kewajiban sekaligus kebutuhan kita, tambahnya.
Disela pemateri menyampaikan taushiyahnya, Tabligh Akbar diisi dengan tayangan multimedia Indonesia kita terancam Neoliberalisme dan Neoimperalisme. Aksi treatikal juga disajikan untuk menggugah semangat sekitar 600 peserta Tabligh Akbar ini, agar tetap istiqomah dalam dakwah di tengah masyarakat yang pesimis, akan selalu ada ummat yang siap berjuang.
KH Ihsan Abdul Djalil sebagai pemateri ketiga memaparkan bahwa Indonesia saat ini membutuhkan Syariah dan Khilafah. Berbagai fakta kerusakan (fasad) yang terjadi di Indonesia saat ini dikarenakan ulah tangan-tangan manusia. Dengan kata lain bahwa kerusakan itu dikarenakan kemaksiatan dan dosa-dosa yang telah perbuat manusia, tandasnya. “Selanjutnya bagaimana solusinya?”, tanya KH Ihsan. Solusinya adalah kembali kepada Islam, kembali kepada syariah dan khilafah. Khilafah itu laksana perisai, tanpa khilafah hukum-hukum Islam terabaikan, tambahnya. Di akhir paparannya KH Ihsan mengajak kepada semua peserta untuk ikut menyukseskan kegiatan Rapat dan Pawai Akbar di Kenjeran Park kota Surabaya pada 10 Mei 2015 mendatang, yang akan dihadiri puluhan ribu peserta, ayoo ajak semua keluarga, saudara, tetangga dan rekan kerja untuk kegiatan tersebut, pungkasnya.
Secara terpisah Muhammad Alwan, sebagai wakil dari ketua HTI DPD 2 Kota Malang menyampaikan bahwa tujuan Tabligh Akbar ini, pertama: memberikan penyadaran kepada ummat bahwa Indonesia saat ini terancam Neoliberalisme dan Neoimperalisme, kedua:menyeru kepada ummat untuk berjuang bersama-sama Hizbut Tahrir dalam menegakkan Syariah dan Khilafah, tegasnya dengan semangat. [MI Malang-warih s]