Mantan Menlu AS Hillary Clinton yakin bahwa 1 persen orang-orang terkaya di Amerika Serikat harus “digulingkan” untuk memperkuat kelas menengah dan mengurangi kesenjangan kekayaan diantara orang kaya dan miskin, sebuah laporan mengatakan.
“Pernyataan Hillary Clinton itu jelas mengenai kebangkrutan mutlak sistem politik Amerika,” Don DeBar, seorang aktivis anti-perang dan pembawa acara radio di New York, mengatakan kepada Press TV dalam sebuah wawancara hari Rabu.
Pandangan Clinton itu dipublikasikan bersama profilnya oleh The New York Times, hari Selasa. Artikel itu mengutip sejumlah orang-orang kepercayaan Clinton.
Menurut artikel itu, calon presiden dari Partai Demokrat itu juga berpendapat bahwa akumulasi kekayaan besar di bagian puncak merusak negara dan menghambat perekonomian.
Komentator itu juga mengatakan bahwa Hillary Clinton ada keterlibatan dalam kasus Watergate. “Dan dia memiliki catatan saat berkuasa di Gedung Putih selama delapan tahun namun terlihat mengambil sikap yang sangat umum pada kebijakan publik, ” kata DeBar.
“Saat berada di Senat Amerika Serikat, misalnya dia terlihat pada bulan Oktober 2002 memutuskan untuk menyetujui perang Irak, “jelasnya.
“Dia sangat mendukung keputusan suaminya yang mengembargo Irak sehingga membuat rakyat Irak kelaparan selama delapan tahun, dan melakukan pemboman,” katanya.
Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya telah memberlakukan sanksi yang melumpuhkan Irak pada tahuun 1990-an, yang menurut PBB, telah menewaskan sedikitnya setengah juta anak-anak Irak.
Para aktivis HAM mengecam embargo perdagangan melumpuhkan yang dikenakan pada Irak itu, dan menyebutnya bertentangan dengan Piagam PBB serta Konvensi PBB tentang HAM dan hak-hak anak.
Suami Clinton, Bill Clinton, adalah Presiden AS selama tahun 1993-2001, saat sebagian besar kerusakan dilakukan kepada rakyat Irak akibat tindakan-tindakan yang dipimpin AS.
DeBar mengatakan bahwa Hillary Clinton juga mendukung pemboman yang dilakukan suaminya terhadap Belgrade, Yugoslavia pada tahun 1999.
“Dia berada dalam jajaran dewan direksi Walmart,” katanya, mengacu kepada perusahaan ritel multinasional AS yang mengoperasikan rantai department store dan toko-toko gudang.
“Maka bagaimana seorang bisa percaya tentang perlunya mengambil alih kekayaan dari 1 persen orang terkaya saat dia menjadi anggota dewan direksi di perusahaan multinasional yang paling eksploitatif di planet ini?”, katanya.
Pernyataan Clinton itu adalah suatu kebohongan karena jelas bahwa dia telah menjadi pelayan dan didukung oleh modal besar di sepanjang karirnya. Dia akan terus melakukannya, sementara pernyataannya bahwa perlu menggulingkan 1 persen orang-orang kaya jelas dimaksudkan untuk mendulang suara untuknya sebagai salah seorang calon presiden AS. (Press TV, 22/4/2015)