Asal sesuai perizinan dan tidak melibatkan anak di bawah umur, ia menilai ‘pesta bikini’ bukan merupakan suatu hal yang patut dipermasalahkan.
Bukan Ahok namanya kalau dapat menjaga omongan. Selain dikenal sering berkata kasar kepada bawahan dan lawan politiknya, Gubernur DKI Jakarta ini juga kerap menampakkan kebencian dan penyerangan terhadap Islam. Salah satunya tatkala ditanya apakah akan mengeluarkan larangan khusus bagi penyelenggara hotel untuk acara serupa ‘pesta bikini’.
“Nggak perlu. Ini bukan negara syariah kok. Mau kamu telanjang bulat atau tertutup juga urusan kamu. Kita bukan negara syariah,” ujarnya di Balaikota, Jakarta Pusat, Jumat (24/4).
Menurut Ahok, asal sesuai perizinan dan tidak melibatkan anak di bawah umur, ia menilai ‘pesta bikini’ bukan merupakan suatu hal yang patut dipermasalahkan.
Ahok juga mengaku akan menutup usaha prostitusi gelap di ibukota. Baik itu berskala besar, yang umumnya dijalankan di area bisnis hiburan, hingga yang berskala kecil di rumah kos-kosan.
“Kalau kamu ada pelacuran ketangkap kamu terbuka, kami juga akan tutup usaha kamu. Kos-kosan kita akan bongkar ini yang nggak ada izin kami akan bongkar,” paparnya.
Inti dari penutupan usaha prostitusi ini adalah lokalisasi. Karena hanya jalan itu yang cukup masuk akal menurut Ahok. “Makanya lokalisasi biar nggak berceceran,” tukasnya.
Sebelumnya, si kafir Ahok juga menyatakan akan mengizinkan adanya kios khusus bir. “Toko minuman keras bisa saja dibuka. Khusus untuk toko tertentu. Izin sedang kami kaji. Jadi nanti seperti di luar negeri, orang dewasa bisa masuk ke toko khusus minuman beralkohol, orang di bawah umur tak bisa,” kata Ahok.
Di tempat terpisah, Humas Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) DKI Jakarta Ali Akbar mengatakan pernyataan-pernyataan Ahok yang semacam itu menunjukkan kebencian dan penentangan terbuka terhadap Islam.
Menurutnya, meskipun negeri ini bukan negara Islam, tetapi penduduk negeri ini mayoritas Muslim dan dalam ajaran Islam, yang namanya minuman keras ataupun prostitusi merupakan keharaman bagi pemeluknya. Jadi ketika tidak dilarang, berarti tidak menghargai, menghormati dan cenderung mengabaikan keberadaan kaum Muslim yang ada di negara ini.
“Sehingga itu bisa termasuk dengan pernyataan yang menunjukkan kebencian dan penentangan terbuka terhadap Islam!” tegasnya.
Ali Akbar juga mengingatkan kaum Muslimin, orang-orang semacam Ahok itu akan terus bermunculan dan semakin banyak selama sistem yang diterapkannya adalah sistem demokrasi.
Dalam demokrasi, tambahnya, apalagi dengan adanya pemilihan kepala daerah langsung, siapa saja bisa jadi pemimpin, meskipun seorang kriminal ataupun orang bodoh sekalipun dia bisa menjadi pemimpin, asalkan sewaktu pemilihan, mendapatkan suara terbanyak dari rakyat.
“Itulah salah satu bukti kebobrokan demokrasi, kalau sudah seperti itu, apa mungkin negara ini menuju ke arah yang lebih baik?” tanyanya retoris.[] joko