HTI Press, Banda Aceh. Hizbut Tahrir Indonesia DPD I Aceh mengadakan pertemuan dengan para tokoh dari berbagai organisasi massa Islam, akademisi dan tokoh masyarakat di Banda Aceh pada Kamis (30/4/2015) malam di Aula Utama Masjid Al-Makmur, Lampriet.
Abu Zaid dari DPP HTI memaparkan berbagai masalah yang mengancam umat Islam di Indonesia akhir-akhir ini dengan amat gamblang. Berbagai masalah ini secara jelas menggambarkan bahwa Indonesia benar-benar berada dalam ancaman Neo-Liberalisme dan Neo-Imperialisme.
Rezim Pemerintahan Joko Widodo dan Jusuf Kalla telah sukses mengokohkan Neo-Liberalisme dan Neo-Imperialisme bercokol di Indonesia. Sehingga pada akhirnya Indonesia malah menjadi Negara korporasi yang melakukan pemalakan kepada rakyat dengan bebasnya.
Posisi Negara yang seharusnya menjadi pengayom dan mengurusi umat, malah menjadi rezim yang membebani rakyat dengan berbagai beban hidup yang semakin hari semakin bertambah berat. Seperti dihapusnya subsidi BBM, hingga rakyat dipaksa membayar jaminan kesehatannya sendiri kepada Negara melalui BPJS yang memalak rakyat.
Abu Zaid menjelaskan bahwa telah terjadi penghancuran umat manusia secara sistemis di Indonesia, yang dilegalkan melalui pengesahan UU yang pro kepada Asing. Hal ini terjadi karena kekuasaan diberikan kepada penguasa ruwaibidhah (orang bodoh yang berbicara tentang urusan umat). Maka, dalam pertemuan tersebut Abu Zaid menjelaskan bahwa jalan satu-satunya adalah melakukan gerakan perubahan dengan kembali kepada syariat Islam dengan ikut memperjuangkan tegaknya Khilafah Islamiyah. Karena jalan perubahan hanya dapat diraih dengan jalan kembali kepada Islam.
Dalam pertemuan itu juga mengemuka dukungan dari para tokoh umat Islam di Banda Aceh dan Aceh Besar kepada Hizbut Tahrir. Mereka pun siap membantu perjuangan Hizbut Tahrir menegakkan Khilafah.[] mi hti banda aceh