Bahaya Virus Pergaulan Bebas Bagi Keluarga
HTI Press. Yogyakarta. Berangkat dari fakta yang terjadi di tengah-tengah masyarakat, pergaulan antara laki-laki dan perempuan saat ini seolah sudah tidak ada batasnya lagi. Para pelaku tidak sungkan untuk berbuat melanggar norma-norma agama. Fakta-fakta perangsang hasrat seksual pun dibiarkan merajalela tanpa ada kontrol masyarakat. Inilah ironi nilai kebebasan dan HAM yang justru menjadikan masyarakat terpasung untuk menghilangkan kemungkaran. Sikap negara yang membiarkan pornografi dan pornoaksi tersebar di khalayak umum, serta penerapan sistem hukum yang mandul semakin menambah rusaknya moral di tengah-tengah masyarakat.
Prihatin dengan fenomena tersebut, Muslimah HTI DPD II Kota Yogyakarta menggelar Pengajian Keluarga Sakinah dengan tema “Bahaya Virus Pergaulan Bebas Bagi Keluarga,” dengan pembicara Ustadzah Lies Arifah, M.Pd. (Aktivis MHTI DIY), di Masjid Diponegoro Balaikota Yogyakarta (19/04/2015). Acara yang dihadiri puluhan ibu-ibu pengurus dan penggerak majelis-majelis taklim kota Yogyakarta serta para muslimah ini berlangsung meriah.
Dalam sambutan yang disampaikan oleh Dini Prananingrum (Pengurus MHTI Kota Yogya), mengingatkan akan wabah pergaulan bebas yang terjadi di tengah-tengah masyarakat. Wabah ini telah menjangkiti mulai dari pelajar, masyarakat biasa bahkan sampai kalangan pejabat dan berharap agar masyarakat menyadari akan hal itu. Dini mengajak seluruh peserta untuk berupaya mencegah bahaya pergaulan bebas dan kembali kepada sistem yang bisa memberantas pergaulan bebas yaitu sistem Islam. Karena hanya dengan sistem pergaulan Islam lah masyarakat dapat hidup aman dan sejahtera.
Ustadzah Lies Arifah, M.Pd. (Aktivis MHTI DIY) memaparkan bahwa tujuan dari berkeluarga itu adalah untuk mewujudkan keluarga samara (sakinah, ma waddah wa rahmah), sebagai sarana dakwah, dan dalam rangka menggapai ridlo Allah menuju jannah-Nya. Agar tujuan itu dapat terwujud dengan baik ,maka fungsi-fungsi dalam keluarga harus terwujud pula. Yaitu fungsi reproduksi, fungsi ekonomi, fungsi sosial, fungsi protektif, fungsi rekreatif, fungsi afektif, fungsi edukatif, dan fungsi religius. Lies juga menambahkan penyebab kerusakan pergaulan remaja di Indonesia yang semakin parah tidak lain karena saat ini kita hidup dalam sistem liberal (kebebasan). Dimana dalam sistem liberal, semua bebas dilakukan sekehendaknya tanpa aturan. Untuk itu, Lies mengingatkan pada kita semua terutama ibu-ibu peserta Pengajian Keluarga Sakinah agar tidak hanya berdiam diri melihat fenomena yang terjadi di depan mata tapi harus turut berjuang menghancurkan sistem yang rusak saat ini untuk diganti dengan sistem Islam dalam naungan Khilafah. []