Bedah Buletin SWI
HTI Press. Balikpapan. Sekitar 30 Pelajar Muslimah Balikpapan menghadiri Talk Show dan Bedah Buletin SWI (Smart With Islam), di Mesjid Jabalussu’ada perumahan BDI. Para peserta antusias mengikuti acara dengan tema “Radikalisme atau Liberalisme yang Mengancam Remaja?” (19/04/2015).
Kak Lina sebagai host menyapa hangat kepada pelajar yang hadir. Diawali penayangan video atas isu Remaja dalam Ancaman Radikalisme.
Pembicara 1, Innaha (Guru SMA Negeri 9 Balikpapan), menanggapi bahwa isu radikalisme kita dengar dari media massa yang memberitakan radikalisme secara massif. Ini berakibat para remaja, orang tua dan bahkan guru takut pada Islam sendiri. Selama 15 tahun saya mengajar tidak ada aktivitas terorisme. Ketakutan menghantui orang tua dan tidak membolehkan anaknya mengikuti kegiatan rohis. Sehingga takut anaknya menjadi sholih, namun tidak takut jika anaknya terjebak pergaulan bebas. Dan akhirnya remaja tidak diizinkan sholih dan diizinkan untuk rusak. Radikalisme hanya sebagai kambing hitam sehingga kita harus berfikir cerdas dalam memilih informasi dan tidak memakan mentah-mentah apa yng diberitakan media. Kita harus memperjuangkan Islam, karena Islam Rahmatan Lil Alamin.
Melengkapi obrolan pagi itu, pembicara 2, Juliana (Ketua DPD II Muslimah HTI Balikpapan) menyampaikan, ancaman nyata bagi remaja adalah Liberalisme. Remaja yang ikut kajian/rohis lebih sedikit daripada remaja yang melakukan aktifitas liberalisme. Faham liberalisme itulah yang mengancam remaja. Budaya barat lebih disukai oleh remaja, jika ada konser boyband asing pasti akan diikuti. Contoh lagi, selepas UN banyak siswa siswi yang melakukan pesta seks,seperti kebudayaan barat. Maraknya foto bugil remaja untuk mendapatkan uang, bahkan orang tuanya tidak merasa itu salah dan mengancam anaknya.
Remaja harus sadar bahwa sekarang sedang diserang dan diancam oleh liberalisme. Kita harus tahu bahwa Liberalisme dibawa oleh orang-orang Barat yaitu dengan memberikan faham, pemikiran yang merupakan bentuk penjajahan Barat kepada remaja muslim. Maka solusinya adalah menendang jauh-jauh gaya hidup bebas, dengan menjadi pribadi yang taat kepada Allah,mengkaji Islam dan berusaha agar aturan islam diterapkan atas dirinya dan semua orang, melakukan aktivitas dakwah. Negara yang mampu melindungi remaja dari Liberalisme adalah hanya Khilafah Islam. Sebagai remaja mutiara umat, harus difahami bahwa Islam bukanlah ancaman namun jalan keselamatan. Dan itu bisa kita didapati jika kita ngaji, maka yuk ngaji, dakwah, terapkan syariah dan khilafah. Juga mengajak peserta untuk menghadiri Rapat dan Pawai Akbar pada tgl 10 Mei mendatang yang akan menolak Neoliberalisme dan Neoimperialisme.
Testimoni Nur Jauhara (pelajar SMKN 2 Balikpapan) mengakhiri talkshow di pagi yang cerah itu, bahwa selama mengkaji dan dibina oleh MHTI menjadi lebih baik dan cerdas menghadapi masalah. Pendapat tentang isu radikalisme adalah kebohongan saja untuk mengelabui remaja agar takut dengan Islam. Pesan untuk remaja adalah marilah berkontribusi bersama HT untuk melakukan dakwah memperbaiki dan menerapkan Islam. Menerapkan Syariah dan mengembalikan Khilafah sebagai pelindung umat. []