Bersama Umat Tegakkan Khilafah yang Melindungi Perempuan
HTI Press. Jakarta. Lajnah Tsaqofiyah Dewan Pimpinan Pusat Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia menyelenggarakan dauroh tokoh ke-empat di kantor pusat Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia, Tebet – Jakarta Selatan (25/04/2015). Dauroh kali ini mengangkat tema “Bersama Umat Tegakkan Khilafah Yang Melindungi Perempuan”. Seperti yang masyarakat indera, masalah negeri tak kunjung usai. Semakin hari semakin bertambah. Jeritan rakyat semakin kencang. Bagaimana tidak, kebijakan pemerintah untuk rakyat bukan membuat nafas lega malah semakin sesak. Mulai dari kenaikan harga BBM, listrik, air, gas, dll. Kenaikan kebutuhan pokok ini membuat masyarakat semakin bingung memenuhi kebutuhan pokok. Bukan hanya kaum lelaki, kaum perempuan pun turut memutar otak mengatasi berbagai kebutuhan pokok mereka.
Jika diingat kembali, dahulu pemerintah menaikan harga BBM dan meminta masyarakat beralih dari minyak ke gas dengan dalih minimnya stok minyak. Kini setelah masyarakat beralih ke gas, harga gas juga turut dinaikan. Kenaikan harga BBM yang terus berulang, menunjukan bahwa beralihnya masyarakat pada gas tak memberi arti apa-apa. Namun ternyata sesak nafas rakyat bukan hanya disebabkan oleh itu, melainkan ditambah dengan naiknya TDL, air, kurs dolar, dan lainnya. Kenaikan semua kebutuhan pokok itu dilengkapi dengan ketidakberdayaan pemerintah atas intervensi asing di negeri ini. Misalnya saja menteri Susi, yang beberapa waktu lalu meminta bantuan AS untuk menjaga laut Indonesia (republika online).
Kenaikan harga berbagai kebutuhan pokok disebabkan karena pemerintah berlepas tangan atas pengurusan SDA negeri kepada swasta atau dikenal dengan neoliberalisme. Neoliberalisme ini meniadakan sekat perdagangan berbagai pihak. Sehingga perusahaan asing bisa menjajakan barang dagangannya pada masyarakat. Ketiadaan intervensi pemerintah dalam pengurusan SDA inilah penyebab utama kenaikan BBM dan lainnya. Karena liberalisasi perdagangan maka tidak ada lagi subsidi, harga yang dijual perusahaan negara pun harus setara dengan harga yang ditawarkan perusahaan asing. Inilah liberalisasi sektor ekonomi, tak ayal kebutuhan pokok kian naik. Selain itu adanya intervensi asing dalam pengurusan negeri atau neoimperealisme, juga turut membuat kebijakan pemerintah tak memihak rakyat.
Pemaparan fakta oleh dr.Estyningtias membuat para tokoh dalam acara dauroh kali ini semakin gerah. Sudah saatnya ada yang membenahi semua masalah negeri. Faktanya kini Indonesia terancam neoliberalisme dan neoimperalisme. Jika dirunut sistem yang melahirkan neoliberalisme dan neoimperealisme adalah kapitalis. Oleh karena itu tidak bisa hanya menyelesaikan satu bidang seperti perempuan & kemiskinan, demikian Ir. Wiwing menyampaikan. Dalam QS. Thaha ayat 124 dijelaskan, “Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan kami menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta”. Jelas bahwa perubahan lebih baik tidak akan terwujud kecuali memperhatikan peringatan Allah SWT yakni menerapkan segala aturan-Nya. “Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (kejalan yang benar)” (QS. Ar Rum [30]: 31).
Sesungguhnya aturan Allah SWT hanya bisa dilaksanakan oleh Khilafah, sebuah negara yang akan menjamin diterapkannya Islam secara kaaffah, juga negara yang akan menyatukan umat. Sebuah negara yang tentu akan melindungi semua pihak, termasuk perempuan. []