Mencari Solusi Prostitusi
HTI Press. Jakarta. Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia menggelar konferensi pers atas kasus prostitusi yang semakin menggila. Konferensi pers yang dihadiri oleh para tokoh dan rekan media ini bertemakan “Pensikapan Terhadap Prostisusi dan Solusinya”. Konferensi pers diselenggarakan di kantor pusat Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia Tebet – Jaksel (15/05/2015). Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia melihat kasus prostitusi saat ini sudah semakin parah, jika dahulu profesi ini dianggap tabu dan memalukan namun kini profesi hina tersebut dijajakan secara terbuka melalui media online. Siapapun bisa mengaksesnya tanpa ada hambatan waktu dan tempat. Kondisi ini diperparah dengan kerusakan akibat prostitusi artis yang berpengaruh buruk terhadap orientasi hidup generasi.
Juru bicara Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia, Iffah Ainur Rochmah, menyampaikan bahwa Indonesia saat ini tidak hanya darurat prostusi namun juga darurat narkoba. Artinya banyak masalah yang membelit negeri ini. Pemerintah sudah saatnya memberikan solusi atas semua problematika dalam negeri. Tidak cukup hanya dengan perbaikan beberapa regulasi. Restorasi sosial dan revolusi mentalpun tidak cukup mengatasi, khususnya untuk mencegah kasus ini. Pemerintah juga perlu tahu bahwa masyarakat resah dengan gagasan konyol pemerintah yang mewacanakan lokalisasi dan sertifikasi pelaku prostitusi untuk masalah hina ini.
Dr. Feryal Basbeth menyatakan bahwa kasus prostitusi dialami berbagai usia, dan usia korban termuda yakni 2 tahun dengan pelaku 6 tahun. Demikian pemaparan dokter forensik YARSI. kenyataan ini menunjukan bahwa masalah prostitusi sudah sangat kronis. Harus ada solusi mengakar yang bisa membersihkan semuanya. Ibu Mufidah selaku sekretaris Al-Irsyad Jakarta berkomentar, menurutnya kasus prostitusi ini bisa diatasi dengan mengenalkan kepada anak pendidikan Islam. Memberi tahu siapa yang terkategori mahram & non mahram. Sehingga anak tahu bagaimana ia harus bergaul.
Jubir MHTI menanggapi memang sudah semestinya kita harus menjaga keluarga kita dengan Islam, juga menjaga umat. Lebih jauh kita juga harus memperjuangkan solusi mengakar agar kasus serupa tak terulang. Demikian statement ibu Iffah Ainur Rochmah. Muslimah Hizbut Tahrir melihat benang merah dari kasus prostitusi ini yaitu sekulerisme yang diterapkan dalam aturan kehidupan. Oleh karena itu Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia juga menyerukan agar:
- Pemerintah menyadari kesulitan memberantas prostitusi adalah karena penerapan sistem demokrasi dan sistem ekonomi liberal.
- Menuntaskan masalah prostitusi yang sistemik ini dengan sistem Islam & institusi Khilafah Islamiyah.
- Para wakil rakyat terlibat aktif untuk berpijak & mendorong lahirnya regulasi berdasar syariat Islam saja.
Bagaimanapun kerasnya usaha seseorang membersihkan rumahnya akibat kanal saluran pembuangan air yang rusak, tetap tidak akan bisa bersih tanpa mengganti air dalam kanal. Seperti halnya membersihkan air di rumah akibat kanal yang rusak, ketika mencari solusi prostitusi, bisa kita temukan dengan mengganti sistem yang menjerat masyarakat dengan menerapkan sistem Islam. []