HTI Press, Makassar – Hadirnya Muslim Faizal Karim dalam Rapat dan Pawai Akbar (RPA)1436 H yang digelar oleh DPD I HTI Sulsel, membawa keharuan tersendiri di benak panitia penyelenggara. Pasalnya, ketika sebagian kaum muslimin masih belum tergerak hatinya memenuhi seruan-seruan pemersatu umat, tempat dimana keagungan Allah SWT dibesarkan, muslim Rohingya ini justru hadir bersama puluhan ribu umat islam se-sulawesi selatan di lapangan Karebosi, Ahad lalu (17/5).
Faizal Karim yang mengaku telah 2 tahun mendiami kota Makassar ini adalah muslim Rohingya yang berhasil melarikan diri dari Myanmar karena penindasan umat Budha di sana. Kata Faizal, Sejak 1942 kekejaman terhadap umat islam telah terjadi di Rohingya dan semakin bertambah parah sejak tahun 2012.
“orang kafir membakar rumah kita, membunuh dan menembak. Ketika orang Islam melawan, pemerintah akan menembak mati orang Islam.” Kisahnya.
Faizal Karim menuturkan, mereka tidak bebas dalam menjalankan ibadah, sekolah, ataupun berdagang. Rakyat Budha Myanmar melarang mereka bekerja. Tidak hanya itu, mereka juga di larang menggunakan fasilitas transportasi seperti perahu, kapal, maupun pesawat.
Sebelumnya, daerah Rohingya adalah wilayah umat Islam dan pemerintahannya adalah orang-orang Islam. Namun sekarang wilayah tersebut telah di rampas. Kaum penindas melarang mereka tinggal di sana. Masjid yang sudah berdiri sejak lama, dibakar. Akhirnya kaum muslim Rohingya bersembunyi dan melarikan diri.
“Sampai di sinipun, kita sebenarnya tidak dilayani. Berbeda dengan orang Iran (syi’ah, red). Kita sudah 2 tahun, tidak ada kepastian apapun. Bahkan PBB menyatakan bahwa bangsa Rohingya ini tidak diterima oleh negara manapun. Sedih saya.” Tutur Faizal.
Dia juga menyesalkan sikap rakyat Indonesia yang kebanyakan hanya diam saja.
Faisal berharap kaum muslimin dapat bersatu seperti yang beliau rasakan dalam kegiatan RPA dimana dia bisa duduk bersama, tiada perbedaan dengan yang lainnya. Faizal juga berharap umat islam dapat membantu kaum muslim Rohingya karena mereka masih mengalami penyiksaan sedang orang-orang kafir pun tak segan untuk membunuh.
“Di wilayah kita di sana, kita ada bertanam padi. Tapi padi kita pun mereka rampas. Kita melapor kepada pemerintah bahwa kita tidak ada makanan, tapi pemerintah tidak mengambil tindakan apapun.”
Faizal menambahkan, “Tak tahulah kita undang-undang yang mereka terapkan seperti apa. Sekarang entah sudah berapa ribu orang Rohingya yang lari naik kapal. Di tengah lautpun masih banyak.” []