Forum Group Discussion (FGD) Menuju Rapat Pawai Akbar (RPA)
HTI Press. Tanjungpinang. Muslimah Hizbut Tahrir DPD I Tanjungpinang Kepulauan Riau menyelenggarakan Forum Group Discussion (FGD) menuju Rapat Pawai Akbar (RPA) yang dihadiri oleh sejumlah tokoh mubalighoh yang beperan aktif diwilayah ini, acara diselenggarakan di Rumah Makan Ayam Kremes (03/05/2015).
Suasana yang diselimuti dengan awan mendung tak menyurutkan langkah para tokoh yang tetap semangat untuk bersama-sama menguatkan tekad yang mulia membongkar kebusukan kapitalisme yang mencengkeram semua aspek penting dalam kehidupan. Para peserta diminta untuk menanggapi permasalahan yang sedang marak saat ini, mulai dari masalah pendidikan, kesehatan, pergaulan bebas dan lain sebagainya. Hingga muncul pernyataan dari ibu Novi peserta FGD beranggapan bahwa “ peraturan jaminan kesehatan seperti BPJS yang diberikan semata-mata hanya proyek yang harus dijalankan….” menyadari bahwa kesehatan kini dikomersilkan, maka proses perubahan untuk menyadarkan umat adalah dengan jalan bersama-sama untuk memperjuangkan kehidupan yang lebih sejahtera lahir dan batin.
Jawabannya hanyalah menerapkan kehidupan Islam secara kaffah ditengah-tengah kehidupan, sebagai wujud ketaatan dan ketundukan dihadapan Allah SWT. Karena, dengan penerapan islam yang kaffah maka rahmatnya akan tersebar ke seluruh penjuru dunia yang akan menaungi siapa saja. Lihatlah, ketika Islam bukan lagi menjadi aturan, kerusakan akibatnya nyaris tak dapat terbendung lagi. Peran yang diwujudkan dalam naungan Khilafah Islamiyah benar-benar menyejahterakan mulai dari mendirikan sekolah gratis beserta fasilitasnya, jaminan ketersediaan kesehatan yang gratis hingga kebijakan-kebijakan yang berpihak kepada umat bukan sebaliknya, seperti Kapitalisme yang berpihak pada swasta sehingga umat disengsarakan.
Pergaulan bebas yang membuat miris para orang tua dan guru yang terlibat di dalam dunia pendidikan membuat mereka tak terkendalikan untuk menghadapianya. Peran negara yang mestinya memprioritaskan kepentingan umat, memutar arah berpihak pada kepentingannya sendiri dan asing.
Pendidikan yang mestinya berbasis kepada akidah Islam, sekarang hanya sekedar menggugurkan kewajiban agar cepat lulus dan mendapatkan pekerjaan. Maka, standar yang tepat untuk meraih kemuliaan dan keberhasilan tak dapat diwujudkan selain islam menjadi aturan yang tak terpisahkan dalam kehidupan.
Dan kini umat merindukan sistem yang benar-benar mewujudkan kesejahteraan yang sesunggunhya. Seperti apa yang disampaikan oleh Kaisha (usia 5 tahun) yang turut serta dalam acara sebagai da’i cilik mengungkapakan “apa buktinya jika kita cinta terhadap Rasul, jika ketaatan yang kita miliki hanya sebagaian, seperti rumah yang tidak ada atapnya jika hujan kehujanan jika panas kepanasan artinya jika kita menyayanginya maka terpakanlah islam seluruhnya….” subhanalloh pernyataan yang menggetarkan dari sosok yang umurnya sangat belia, sudah menyadari bahwa kita tak akan mampu meraih kebangkitan jika islam bukan jadi aspek peraturan dalam kehidupan. Semoga cegkraman barat dari Neoliberalisme dan Neoimperialisme akan segera digantikan dengan naungan Khilafah Islamiyah secepatnya. []