Mencari Solusi Tuntas Mengatasi Kenakalan Remaja
HTI Press. Bondowoso. Tim LKS (Lajnah Kontak Sekolah) MHTI DPD II Bondowoso kembali menggelar Diskusi Terbatas Guru dengan mengusung tema “Mencari Solusi Tuntas Mengatasi kenakalan Remaja” (01/05/2015). Acara ini dihadiri para guru SD/MI, SMP/MTs, dan SMA/MA/SMK dengan memilih tempat cafe C’BEZT FRIEDCHICKEN, jln Situbondo Bondowoso.
Sri (guru SMK 2 Bondowoso) menanggapi mengenai kenakalan remaja saat ini tidak hanya dipengaruhi oleh diri remaja tapi juga keluarga dan lingkungan. Eliya (guru SMA Nurul Ma’rifah) menambahkan bahwa fakta di pesantren tempatnya mengajar ada banyak santriwan dan santriwati yang pacaran, bahkan ada salah satu dari muridnya yang berprestasi secara akademik dan ibadah mahdohnya bagus justru hamil diluar nikah, sungguh mengejutkan.
Yulie Wardani (WAKA Kurikulum SMP Taman Krocok) memaparkan bahwa sederet potret buram remaja menjadi bukti kegagalan sistem demokrasi yang diterapkan, diantaranya melalui sistem pendidikan. Sebenarnya pemerintah telah mnetapkan tujuan pendidikan nasional, yaitu mewujudkan manusia Indonesia yang ber IMAN dan ber TAQWA serta berkembangnya potensi diri secara optimal. Tentu ini adalah sebuah tujuan yang ideal. Hanya saja, apabila kita tengok realita kehidupan para pelajar saat ini, tujuan itu terasa sangat klise. Kalangan remaja saat ini sebagai output pendidikan jauh dari sosok manusia MUTTAQIN dalam makna hakiki.
Dengan kurikulum sekular, para pelajar kian terbentuk menjadi pribadi yang bermental keras. Padahal sejatinya apabila strategi pendidikan seiring dengan tujuannya, maka akan dihasilkan target optimal, yaitu terbentuknya generasi ideal. Namun, faktanya menunjukkan bahwa ada perbedaan antara konsep dan metode pelaksanaannya.
Ervia (guru MI AT TAQWA) menanggapi bahwa kerusakan remaja bersumber dari sistem, maka solusinya juga harus dengan sistem yaitu sistem Islam, dan butuh peran negara di dalamnya. Negara yang menerapkan sistem islam yaitu Khilafah Islamiyah dengan menerapkan kurikulim yang bersumber dari akidah islam akan menghasilkan remaja yang muttaqin. Namun sekarang negara tersebut belum ada, maka aksi riil untuk mengatasi remaja saat ini dengan ikut pembinaan secara intensif, baik pelajarnya terlebih gurunya, karena guru yang handal dan berkualitas akan menanamkan pada anak didiknya yang handal dan berkualitas pula.
Acara diakhiri dengan mengajak ibu-ibu guru untuk menghadiri Rapat Dan Pawai Akbar pada hari Ahad, 10 Mei 2015 di Genjeran Park, Surabaya. Yang akan dilaksanakan di 30 kota di Indonesia. Jadilah 1 dari 60.000 peserta yang akan menghadirinya. Kehadiran kita, langkah kita, takbir kita dihadapan orang-orang akan menjadi saksi di hadapan Allah SWT dalam memperjuangkan Khilafah. []