Rapat dan Pawai Akbar yang merupakan kegiatan besar Hizbut Tahrir Indonesia bukan hanya dihadiri oleh umat Islam Indonesia, tapi juga saudara-saudara Muslim dari berbagai mancanegara, salah satu yang hadir adalah juru bicara Hizbut Tahrir Australia, Wassim Dourehi. Di tengah kegiatan RPA yang luar biasa, Riza Aulia dari Tabloid Media Umat, mewancarai Jubir HT Australia ini menanyakan letak penting kegiatan RPA ini dan berbagai isu di dunia Islam. Berikut cuplikannya.
Di mana posisi penting kegiatan besar ini?
Acara ini mengesahkan hal-hal yang kita lihat ada pada umat. Kita tahu bahwa umat sangat mencintai Islam, dan kesulitannya adalah bagaimana mengekspresikan hal itu. Kita melihat di banyak tempat kita di dunia kita menderita dengan tekanan politik sehingga sulit untuk mengekspresikan hal ini secara terbuka. Kadang-kadang sentimen umat disalahpersepsikan karena itu tidak bisa terlihat seperti bagaimana yang seharusnya kami inginkan.
Alhamdulilah, salah satu dari banyak keuntungan dari pertemuan seperti ini adalah mengesahkan eksistensi kita di dunia Muslim. Kaum Muslim yang menunjukkan keterikatan yang kuat dengan Islam. Ini adalah suatu pertunjukan yang penting tidak hanya bagi kaum Muslim di Indonesia tapi juga bagi kaum Muslim di seluruh dunia, sebagai indikasi di mana letak loyalitas itu. Dan alhamdulillah pertemuan ini secara tegas menunjukkan bahwa umat cinta Islam dan ingin hidup dengan Islam.
Acara ini akan memberikan pengaruh yang mendalam bagi kaum Muslim di seluruh dunia. Acara ini menjadi bukti atas hal itu. Bukti bahwa kaum Muslim di seluruh dunia akan melihat dan mendiskusikan hal ini. Juga menjadi fakta banyak pemerintahan memperhatikan hal ini. Pengaruh ini tidak bisa dipungkiri. Hal ini penting karena umat telah mendapat pukulan yang hebat lebih selama seabad ini, kehilangan kepercayaan diri, kadang meragukan diri sendiri. Maka pertemuan seperti ini akan menguatkan keyakinan diri itu. Ini menunjukkan aktivitas dakwah dan keyakinan bahwa umat akan berdiri di atas kakinya sendiri dengan rasa percaya diri.
Bagaimana dengan tema pertemuan ini yakni membebaskan Indonesia dari neoliberalisme dan neoimperialisme?
Cakupan dari neoliberalisme dan neoimperialisme adalah universal yang tidak hanya terjadi di Indonesia tapi juga memberikan konsekuensi mengerikan yang terjadi setiap hari di seluruh dunia. Adalah merupakan rahmat saudara Muslim kami di Indonesia bisa menunjukkan dengan suara lantang. Menyuarakan penentangannya terhadap kebijakan neoimperialisme yang diterapkan di negeri ini. Kebijakan yang sama yang diterapkan di banyak negeri Muslim yang muncul dari Barat.
Dunia, bukan hanya kaum Muslim, menjadi korbannya. Dunia menangis, dunia menderita. Walaupan Anda datang dari negeri yang kaya, Anda juga menangis dan menderita dengan cara yang berbeda. Dunia melihat tidak ada seharipun ada ketenangan, kedamaian dari negara-negara imperialis karena itu perjuangan melawan hal ini adalah universal. Ini juga bukan hanya perjuangan kaum Muslim, setiap orang merasakan akibat yang buruk. Alhamdulillah, penentangan terhadap hal ini dapat dinyatakan secara terbuka, secara spektakuler. Kita bisa berbicara atas nama banyak orang di seluruh dunia.
Bagaimana tantangan dakwah di Australia?
Saya hanya bisa menggeneralisasi tema yang sama dalam hal ini. Hal yang paling memberikan tekanan bagi kami yang tinggal di Barat adalah bahwa identitas Islam kita berada dalam ancaman langsung dan hal ini tidak bisa dilebih-lebihkan. Walaupun di berbagai tempat di dunia kita lihat hal ini perjuangan ini terwujud secara politik, ekonomi,, dan militer. Bahaya yang dihadapi oleh kaum Muslim di Barat adalah hilangnya identitas Islam, titik. Dan ini adalah benar, walaupun ini hal yang dramatis tapi tidak bisa dipungkiri. Dan karena itu kita perlu mengemban dakwah, dan ini adalah tanggung jawab umat karena tekanan terhadap umat tidak habis-habisnya dan berada di berbagai front tapi alhamdulillah umat mencintai Islam.
Saya adalah Muslim generasi kedua, orang tua saya beremigrasi ke Australia dan pengalaman saya sangat umum. Saya lahir dan dibesarkan di Australia. Alhamdulillah, generasi saya berkomitmen dengan Islam, lebih percaya diri dengan Islam, merasa nyaman dengan Islam. Dan menolak mengkompromikan Islam. Terjadi perubahan besar dalam jangka waktu singkat, terjadi perubahan dalam masyarakat di dunia Muslim. Jadi, walaupun itu sulit di bagian dunia yang lain namun posisi umat semakin kuat. Umat semakin berani dan menunjukkan loyalitasnya terhadap Islam.
Apa kesulitan global dalam mengimplementasikan Islam?
Kita tidak berbicara mengenai perubahan pemerintahan tapi kita berbicara tentang perubahan sistem politik, ideologi di belakang hal ini, budaya, bahasa, politik dan kita tidak berbicara tentang hal yang kecil. Dan dunia di mana Hizbut Tahrir terlibat adalah hal yang besar, dan kita tidak melihat ini sehari-hari dan kita tidak melihat perbedaannya dalam waktu yang amat singkat. Jika kita melihat ke belakang pada tahun 1953 ketika dakwah ini dimulai sangat berbeda. Perbedaan itu berkembang dari hari ke hari.
Saya kira kita bisa mencoba mengerti dan melihat bagaimana umat pada saat lalu dan membandingkan dengan umat pada saat ini. Dalam suatu kerangka pemikiran yang pendek, kami ingin melihat apa yang telah dicapai oleh umat dalam beberapa dekade. Alhamdulillah, pertemuan seperti yang kita saksikan hari ini adalah suatu manifestasi dan perjuangan selama beberapa dekade. Fakta bahwa Anda dan saya berbicara dari negara yang sangat berbeda, dengan latar belakang yang berbeda namun kita memiliki tujuan dakwah yang sama menjadi bukti. Kita sedang menuju kepada suatu kebangkitan Islam karena benih kebangkitan Islam telah dimulai beberapa dekade yang lalu.
Apa pesan anda kepada kaum Muslim khususnya di Indonesia?
Pesan saya adalah sederhana, umat Islam adalah besar, umat Islam memiliki keberanian, jangan pernah ragu sedikitpun. Allah SWT menggambarkan kita sebagai sebaik-baik umat manusia karena memiliki alasan. Kita berhak mendapatkan sebutan ini. Yakinlah kepada Islam, percaya dirilah kepada Islam, bangunlah politik dan lain-lain berdasarkan Islam dan insya Allah suatu hari kita semuanya akan berkumpul dalam suatu naungan. []
Sumber: Tabloid Mediaumat Edisi 152