Seruan Sebelum yang Terakhir..Dari Hizbut Tahrir Kepada Umat Islam Secara Umum…dan Khususnya Kepada Ahlu Al Quwwah wa al Man’ah

Segala puji hanya milik Allah, shalawat dan salam semoga tercurah kepada Rasulullah saw.  keluarga, sahabat dan siapa saja yang berwala’ kepadanya.. wa ba’du.

Saudara yang mulia, assalamu’alaikum warahmatullahi wa barakatuh..

Kami mengarahkan kepada Anda seruan ini dalam suasana bulan Ramadhan yang penuh berkah, bulan puasa yang agung, yang dinyatakan oleh Allah SWT:

شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ

“Bulan Ramadhan adalah bulan di mana al-Qur’an diturunkan di dalamnya sebagai petunjuk untuk umat manusia, serta penjelasan, berupa petunjuk dan pembeda [antara yang haq dan batil].” [Q.s. al-Baqarah: 185]

 Bulan yang juga telah disabdakan Nabi saw. dalam hadits Qudsi dari Abu Hurairah ra. Rasulullah saw. bersabda:

«قَالَ اللَّهُ: كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ لَهُ، إِلَّا الصِّيَامَ، فَإِنَّهُ لِي وَأَنَا أَجْزِي بِهِ…»

“Allah berfirman: Tiap amal perbuatan anak Adam itu untuknya, kecuali puasa. Sesungguhnya puasa itu untuk-Ku, dan Akulah yang akan membalasnya..” [Hr. Bukhari]

Dan dari Abu Hurairah ra. bahwa Rasulullah saw. bersabda:

«إِذَا جَاءَ رَمَضَانُ فُتِّحَتْ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ، وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ النَّارِ، وَصُفِّدَتِ الشَّيَاطِينُ»

“Ketika bulan Ramadhan tiba, maka pintu-pintu surge telah dibuka, pintu-pintu neraka telah ditutup dan para syaitan pun dibelenggu.” [Hr. Muslim] 

Kami memohon kepada Allah SWT yang Maha Agung dan Maha Kuasa agar hati-hati Anda dibukakan untuk menerima seruan kami, pendengaran-pendengaran kalian bersedia mendengar kami, sehingga Anda berkenan untuk memenuhi seruan yang kami sampaikan. Dengan begitu, Anda akan menjadi orang-orang yang disebutkan Allah:

الَّذِينَ يَسْتَمِعُونَ الْقَوْلَ فَيَتَّبِعُونَ أَحْسَنَهُ أُولَئِكَ الَّذِينَ هَدَاهُمُ اللَّهُ وَأُولَئِكَ هُمْ أُولُو الْأَلْبَاب

“Orang-orang yang mendengarkan perkataan, lalu mengikuti yang terbaik darinya. Mereka itulah orang-orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah SWT. Mereka itulah orang yang diberi akal pikiran.” [Q.s. az-Zumar: 18]

 Wahai Saudara-saudara yang mulia, tak diragukan bahwa Anda mendengar dan menyaksikan berbagai peristiwa yang telah dan sedang terjadi.. Negara-negara Kafir penjajah benar-benar telah mengerubuti kita, sehingga negeri kita menjadi target semua pihak yang tamak, buruan para pemburu, perpecahannya pun tak bisa disatukan oleh pemersatu.. Darah-darah kita tertumpah, kekayaan alamnya dijarah, tanah kita pun menyusut mulai dari ujung-ujungnya, bahkan dari jantungnya. Yahudi telah merampas tanah penuh berkah, Palestina, tanah Isra’ dan Mikraj, bumi kiblat pertama. Di sana, mereka mendirikan sebuah Negara. Mereka pun menebarkan kerusakan dan merusak tanah tersebut.. Mereka menghalau dan mengusir penduduknya dari rumah-rumah mereka, menodasi kehormatannya, membunuh dan menumpahkan darah. Mereka terus-menerus membanjirinya dengan kerusakan dan merusak..  Amerika telah menumpahkan darah, merobek-robek negeri Irak dan Afganistan, serta melakukan makar kepada kita di semua tempat. Amerika telah membagi Sudan, melepaskan Timor Timur dari Indonesia, mendukung Yunani menguasai Cyprus… Inggris bersama Amerika terlibat dalam semua kerusakan. Jika bisa melakukannya sendiri, dia akan membunuh dan menumpahkan darah sendiri, pasti akan dilakukan. Jika tidak mampu, maka dia akan bersama Amerika dalam melakukan kriminal, baik untuk menyaingi atau mendukung di belakangnya. Bersama Amerika, Inggris terlibat dalam pembantaian di Irak, Afganistan dan Libya…  Perancis mengikuti mereka dalam aksi pembantaian. Bersama mereka terlibat kerjasama pada satu bagian, dan pada bagian lain, bertindak sendiri, seperti di Afrika Tengah… Rusia dan pembantaiannya di Cremia, Kaukasus, Chechnya, Tataristan.. Begitu juga pembantaian Cina di Turkmenistan, dan permusuhannya yang dilakukannya terhadap Islam.. Lalu, pembantaian India di Kashmir. Dan, apa yang Anda ketahui tentang Kashmir? Mereka adalah kaum Muslim yang diperintah oleh kaum Hindu, dengan pembantaian dan aksi kriminal… Bahkan, Negara-negara kecil pun ikut terlibat membantai kaum Muslim! Itulah Burma. Burma telah berani membantai kaum Muslim, menodai kehormatan mereka, kaum Budha pun berani menguasai kaum Muslim.. Dan, banyak lagi yang lain..

Darah-darah ini pun tak hanya ditumpahkan kaum Kafir penjajah saja, bahkan antek-antek dan kaki tangan mereka dari kaum kita pun berani saling bunuh di antara mereka, menumpahkan darah mereka, dan terlibat bersama mereka dalam pembantaian itu tanpa menyadari [sebagai sesama] Muslim. Mereka kira, mereka telah melakukan hal yang benar. Mereka saling bunuh di Suriah, layaknya musuh bebuyutan. Mereka saling bunuh di Irak, sebagaimana orang-orang Jahiliyah dahulu… Mereka saling bunuh di Libya dengan brutal, di Yaman saling bunuh dengan sadis.. Lalu, pembunuhan yang sama dilakukan di Mesir dan Tunisia. Semuanya itu merupakan tindak kriminal yang belum pernah dilakukan sebelumnya oleh tangan kaum Muslim, saling bunuh satu dengan yang lain… Di luar itu, juga masih banyak..

Bukan hanya darah-darah secara fisik yang tengah membasahi tubuh-tubuh kaum Muslim, dengan tangan-tangan mereka dan tangan-tangan kaum Kafir penjajah, tetapi juga penumpahan darah dan pembunuhan yang tidak mengalirkan luka-luka di tubuh, namun membutakan akal dan hati. Kaum Kafir penjajah itu telah bekerja keras sekeras-kerasnya melalui berbagai media penyesatan, makar dan konspirasi dan segala ragam kejahatan untuk melawan dakwah Khilafah dan para pejuangnya. Terkadang langsung melalui kaum Kafir penjajah, terkadang melalui tangan-tangan antek-antek mereka. Ketika langkah mereka gagal meraih tujuannya terhadap para pejuang Khilafah itu, dan kegagalan mereka memalingkan kaum Muslim dari kewajiban untuk menegakkan Khilafah telah tampak jelas, maka ada segelintir kaum Muslim yang bangkit untuk melakukan apa yang belum pernah dilakukan oleh kaum Kafir penjajah sebelumnya. Mereka menyelenggarakan konferensi demi konferensi untuk memutar balikkan fakta dari gambaran sesungguhnya. Mereka mengatakan, bahwa Khilafah merupakan peristiwa sejarah, bukan hukum syara’ yang wajib di dalam Islam…  Kemudian yang lain lagi bangkit. Mereka melakukan lebih dari itu dalam memerangi Khilafah. Mereka mengotori citra Khilafah dengan mengatasnamakan Khilafah. Mereka melakukan berbagai pembantaian, dan tindak kriminal dengan simbol Khilafah. Mereka telah membajak Khilafah dengan wajah yang berbeda dengan Khilafah yang sesungguhnya. Mereka melakukan, atas nama Khilafah, berbagai keburukan yang tidak pernah terlintas dalam benak manusia. Mereka telah melapangkan jalan bagi kaum Kafir penjajah dan musuh-musuh Islam. Mereka telah membuka jalan agar berbagai tindak kriminal tersebut bisa dieksploitasi, sehingga wajah Khilafah berhasil ditampilkan kepada publik, bahwa Khilafah itu merupakan tindak kriminal, melebihi yang lain. Dengan begitu, orang pun akhirnya membenci Khilafah. Mereka pun [diharapkan] akan menjauhinya, sehingga gambaran Khilafah berbeda dengan aslinya, yang mestinya sangat dirindukan dalam benak mereka, justru berubah menjadi kezaliman yang menyesakkan! Begitulah… Jadi, kondisi kaum Muslim saat ini dalam kegelapan, saling menutupi satu dengan yang lain. Kegelapan ini bukan hanya melalui tangan-tangan kaum Kafir penjajah, tetapi di dalamnya melibatkan kaum Muslim, atau melebihinya, sembari menyandarkannya kepada Islam. Mereka menistakan Islam sembari mengibarkan slogan menentangnya, atau menistakan Islam sembari mengibarkan slogan atas nama Islam!!

Wahai kaum Muslim, secara umum.. Wahai Ahlu al-Quwwah wa al-Man’ah secara khusus..

Sesungguhnya kondisi kita telah mengulang Era Jahiliyyah, dimana bangsa Arab hidup di dalamnya. Mereka saling berperang selama 40 tahun hanya gara-gara seekor unta. Mereka mengubur hidup-hidup anak perempuan. Mereka membuat patung, yang mereka pahat dengan tangan-tangan mereka, baik dari batu maupun kayu, kemudian mereka sembah. Kadang mereka membuatnya dari buah kurma, ketika mereka lapar, mereka pun memakannya!  Mereka mengelilingi gurun sahara bukan untuk mengemban perkara yang seharusnya mereka emban untuk keluarga mereka, atau orang-orang di sekitar mereka, apalagi mengembannya ke seluruh dunia… Sedangkan mereka yang sudah berperadaban menjadi pembebek negara-negara besar kala itu. Suku Muntherid [Kristen] di Irak mengikuti Kerajaan Persia dan suku Ghasasaniyah di Syam mengikuti Kerajaan Romawi. Ketika Kerajaan Romawi diganggu oleh Persia, atau sebaliknya, Kerajaan Persia diganggu oleh Romawi, maka suku Ghassasaniyah akan saling perang melawan suku Muntherid.  Begitulah kondisi bangsa Arab waktu itu. Mereka, baik Arab gurun maupun Arab kota yang sudah berperadaban sama.. Hanya saja, Makkah telah dilindungi oleh Allah, tetap aman, meski banyak berhala sejumlah hari dalam setahun, yang mengitarinya.

Begitulah bangsa Arab gurun Jahiliyah. Mereka menumpahkan darah-darah mereka dengan tangan-tangan mereka. Mereka saling bunuh sesama mereka, bukan untuk sesuatu yang berharga, tetapi demi fanatisme busuk.. Mereka yang di kota dan berperadaban pun saling bunuh, terkadang demi kepentingan yang menjadi ambisi negara besar kala itu, sehingga mereka mereka pun terbelah, yang tak bisa disatukan lagi oleh pemersatu, dan mereka tak terbendung lagi dari berbagai kejahatan besar oleh siapapun. Kondisi mereka mirip dengan kondisi kita saat ini, atau kondisi kita nyaris sama dengan kondisi mereka di masa lalu. Meski begitu, para penguasa dan kepala-kepala suku mereka masih memiliki harga diri, mereka juga masih mempunyai rasa malu. Dua hal ini kini tak ada lagi pada diri para penguasa dan pemuka di negeri kaum Muslim. Buktinya adalah 40 orang pria yang dikirim kaum Musyrik untuk membunuh Rasulullah saw. Mereka berangkat pada malam hari ke kediaman Rasulullah saw. Ketika mereka mendapati kediaman baginda saw. terkunci, mereka pun menunggu di sekitar kediaman baginda saw. hingga Rasul saw. membuka pintu rumahnya, baru mereka akan membunuh baginda saw. Karena harga diri mereka melarang mereka menerobos rumah, lalu memasuki dengan paksa. Rasa malu mereka menghalangi mereka memasuki rumah, ketika penghuninya tengah tidur. Namun, para penguasa dan mata-mata mereka saat ini sudah terbiasa menyerang kehormatan, menerobos rumah tanpa izin, atau minta izin. Mereka juga tidak lagi menggunakan topeng untuk menutupi muka mereka. Mereka menakut-nakuti kaum perempuan dan anak-anak. Mereka mengejutkan tidurnya, mereka menjadi gundah karena ketakutan. Itu semua karena para penguasa dan mata-mata mereka saat ini telah kehilangan harga diri dan rasa malu. Tepat sekali Rasulullah saw:

«… إِذَا لَمْ تَسْتَحْيِ فَاصْنَعْ مَا شِئْتَ»

“Jika kamu tidak lagi mempunyai rasa malu, maka lakukanlah apa yang kamu mau.” [Hr. Bukhari]

Wahai kaum Muslim, secara umum.. Wahai Ahlu an-Nushrah wa al-Man’ah, secara khusus..

Rasulullah saw. diutus dengan membawa Islam. Baginda telah berhasil membangkitkan bangsa Arab dari kejahiliyahan yang diselimuti kegelapan yang pekat itu. Baginda membangkitkan mereka setelah mereka tersungkur. Menegakkan mereka setelah sebelumnya berdiam diri. Membangunkan mereka, setelah sebelumnya mereka tertidur lelap. Mereka mulai berjihad di jalan Allah, mengemban risalah yang agung. Menyebarkan kebaikan dan keadilan di seluruh dunia, dimana saja mereka berada..  Rasulullah saw. telah menghimpun orang-orang yang telah beriman di rumah al-Arqam bin Abi al-Arqam. Setelah beberapa tahun, baginda saw. mengumumkan mereka agar bisa berinteraksi dengan masyarakat, untuk menyuarakan kebenaran dengan lantang di hadapan mereka, melakukan pertarungan intelektual dan perjuangan politik. Mereka sama sekali tidak gentar dengan cacian pencaci, semata karena Allah.. Mereka bersabar terhadap penganiayaan. Mereka melalui berbagai kesulitan, tanpa mengendurkan sedikitpun tekad mereka, atau melunakkan tombak mereka.. Bahkan, saat tahun yang disebut Tahun Duka Cita sekalipun, ketika Abu Thalib, paman Rasulullah saw. yang selama ini melindungi baginda saw., begitu juga istri tercinta baginda saw. Ummul Mukminin, Khadijah radhiya-Llahu ‘anha, yang selama ini telah memberinya tempat, telah dipanggil menghadap Allah SWT… Di Tahun Duka Cita ini Allah memberikan kemuliaan kepada Rasul-Nya saw. dengan dua hal. Di sana, terdapat kemuliaan dunia dan akhirat. Itu terjadi pada 10 tahun kenabian. Allah SWT. telah memuliakan baginda saw. dengan isra’ dan mikraj. Allah SWT. telah memperjalankan baginda dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa. Baginda saw. pun dimikrajkan ke langit tertinggi, dan Dia memberikan wahyu kepada hamba-Nya, apa yang telah Dia wahyukan.. Kedua, izin kepada Rasulullah saw. untuk mencari dukungan [nushrah] yang telah berhasil menyematkan mahkota Bai’at Aqabah Kedua, yang tak lain adalah Bai’at Nushrah, bai’at untuk memerintah. Itu terjadi pada bulan Dzulhijjah, tahun ke-13 kenabian. Setelah itu, Rasulullah saw. hijrah pada bulan Rabiul Awwal, tahun 1 H. Baginda saw. mendirikan negara. Islam dan kaum Muslim pun menjadi mulia dan terhormat. Dan, tentu ini merupakan peristiwa agung…  Sehingga, ketika kaum Muslim hendak menjadikan penanggalan, Khalifah ‘Umar radhiya-Llahu ‘anhu mengumpulkan mereka, lalu mereka mengkaji masalah tersebut. Akhirnya, mereka menemukan, bahwa momentum hijrah dan pendirian negara itu merupakan peristiwa agung, dan sangat agung, yang layak dijadikan sebagai permulaan penanggalan Islam…  Begitulah, negara Islam didirikan. Islam pun telah menyinari Jazirah Arab hingga sampai ke ujung-ujungnya.  Setelah itu, ada Khilafah Rasyidah, dan para Khalifah setelahnya. Penaklukan demi penaklukan semakin meluas. Kebaikan pun tersebar ke berbagai penjuru dunia, dari timur hingga barat. Dari Indonesia, di bagian timur, hingga ke samudera di bagian barat.  Andai saja, Mujahidin saat itu tahu, bahwa di balik samudera itu masih ada tanah, pasti mereka akan mengarunginya untuk membebaskan tanah itu, dan menyebarkan kebaikan di sana. Sebagaimana yang dikatakan oleh penuturnya, ‘Uqbah bin Nafi’, beliau dengan kudanya memasuki pesisir Samudera Atlantik, seraya berkata:

اللَّهُمَّ لَوْ كُنْتَ أَعْلَمُ أَنَّ وَرَاءَ هَذَا الْبَحْرِ أَرْضًا لَخَضْتُهُ إِلَيْهَا

 “Ya Allah, andai saja aku tahu, bahwa di balik laut itu ada sejengkal tanah, pasti aku akan menyeberanginya.” Dalam riwayat lain, beliau telah membawa kudanya ke sana, hingga sampai di bagian ujungnya, lalu berkata, “Ya Allah, hamba persaksikan kepada-Mu, bahwa hamba tak layak mendapatkan ganjaran. Andai hamba mendapati untuk diganjar, maka tentu hamba layak untuk mendapatkannya.”

Kondisi kaum Muslim terus berlanjut dengan kemuliaan demi kemuliaan, kehormatan demi kehormatan… Kaum Kafir penjajah pun tahu, bahwa penyebab kemuliaan kaum Muslim adalah ketika mereka memerintah dengan Islam di bawah naungan Negara Khilafah, dan Rayah ‘Uqab, bendera “Lailaha Illa-Llahu Muhammad Rasulullah.” Mereka mengerahkan seluruh daya dan upaya untuk menghancurkan negara tersebut. Pemimpin kekufuran saat itu adalah Inggris. Inggris tahu persis, sejak permulaan abad 18 M hingga benar-benar berhasil menghancurkan Negara Khilafah di seperempat pertama abad 20 M, setelah menggunakan jasa para pengkhianat Arab dan Turki untuk melakukan misi itu.. Dengan begitu, kaum Muslim pun telah terbelah. Semua musuh Islam pun, mulai dari negara-negara besar hingga negara-negara kecil, dengan mudah menguasi negeri mereka…! Ketika al-Qur’an dilecehkan, mereka tidak tergerak. Ketika Rasul Islam, Muhammad saw. dinistakan, darah di ubun-ubun mereka tidak mendidih. Ketika kehormatan dan kesucian mereka dirampas, tentara mereka tetap saja diparkir di barak-baraknya, dan tak pernah digerakkan oleh para penguasa itu, kecuali untuk melawan rakyatnya. Mereka menjadi singa di hadapan orang-orang lemah, dan menebar ketakutan kepada mereka, tetapi mereka menjadi keset di hadapan musuh, hingga kondisi kita seperti yang kita rasakan saat ini!!

Wahai kaum Muslim secara umum, dan Wahai Ahlu al-Quwwah wa al-Man’ah, secara khusus..

Urusan ini tak akan menjadi baik kembali, kecuali dengan apa yang dahulu menjadikannya baik. Memerintah dengan Islam dalam sebuah Negara Khilafah Rasyidah, yang dinaungi oleh Rayah ‘Uqab, bendera Rasulullah saw. Dengan yang sama, Rasulullah saw. telah menyampaikan risalah Islam, dengan cara membentuk kelompok yang dibangun dengan Islam, bukan dengan yang lain. Setelah itu, kelompok itu berinteraksi dengan umat, mencari dukungan kepada Ahlu al-Quwwah yang ada, dan terus konsisten seperti itu hingga Allah SWT memberikannya pertolongan, dan dia berhasil mendirikan pemerintahan Islam dan Negara Islam. Inilah rahasia kembalinya urusan ini menjadi baik. Hanya dengan ini saja, umat ini akan bangkit dari keterpurukannya, terbangun dari kejatuhannya, dan perjalanannya di masa lalu akan kembali, yaitu Khilafah Rasyidah, yang menerapkan Islam di dalam negeri, dan mengembannya ke seluruh dunia dengan dakwah dan jihad. Allah yang Maha Agung lagi Maha Bijak pun akan menolongnya:

إِنَّا لَنَنْصُرُ رُسُلَنَا وَالَّذِينَ آمَنُوا فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَيَوْمَ يَقُومُ الْأَشْهَادُ

“Sesungguhnya Kami pasti akan menolong para utusan Kami, dan orang-orang yang beriman, dalam kehidupan di dunia, dan Hari dimana saksi-saksi di bangkitkan.” [Q.s. Ghafir: 51]

Urgensi perjuangan untuk menegakkan Khilafah, dalam rangka menjelaskan faktanya, bukan semata karena Khilafah itu merupakan jalan kemenangan, tetapi lebih dari itu, karena pertama-tama Khilafah merupakan kewajiban agung, bahkan induk dan mahkota segala kewajiban. Dengannya, semua hukum syariat bisa ditegakkan, dan sanksi hukum bisa dilaksanakan. Tanpanya, baik hukum maupun sanksi tidak akan bisa diterapkan di tengah-tengah umat manusia. Padahal,

وَمَا لاَ يِتُمُّ الْوَاجِبُ إِلاَّ بِهِ فَهُوَ وَاجِبٌ 

“Suatu kewajiban tidak akan sempurna, kecuali dengan adanya sesuatu, maka sesuatu itu hukumnya wajib.”

Mendirikan Khilafah dan mengangkat seorang Khalifah hukumnya fardhu. Bukan sembarang fardhu, tetapi kefardhuan yang membuat siapapun yang tidak berjuang untuk mewujudkannya, sementara dia mampu, maka dosanya sangat besar. Seolah dia mati dalam keadaan Jahiliyah, untuk menunjukkan begitu besar dosanya:

«… وَمَنْ مَاتَ وَلَيْسَ فِي عُنُقِهِ بَيْعَةٌ، مَاتَ مِيتَةً جَاهِلِيَّةً»…

“Siapa saja yang mati, dan di atas pundaknya tidak ada bai’at [kepada Khalifah], maka dia mati dalam keadaan mati Jahiliyah.” [Hr. Muslim]

Mendirikan Khilafah dan mengangkat seorang Khalifah hukumnya fardhu. Bukan sembarang fardhu, karena kaum Muslim bersegera melaksanakannya, sebelum mereka bersegera mengurus jenazah Rasulullah saw. dan mengebumikannya. Membuktikan, betapa urgen dan agungnya kewajiban tersebut. Semuanya itu membuktikan betapa agung dan urgennya Khilafah, sehingga para sahabat senior memandang, bahwa menyibukkan diri dengannya lebih penting, ketimbang menyibukkan diri dalam urusan fardhu yang agung, yaitu mengurus jenazah Rasulullah saw.

Kemudian melalui Khilafah, berbagai pembebasan berhasil dilakukan, di bawah kepemimpinan Khalifah, atau Imam:

«… وَإِنَّمَا الإِمَامُ جُنَّةٌ يُقَاتَلُ مِنْ وَرَائِهِ وَيُتَّقَى بِهِ…»

“Imam itu laksana perisai, orang berperang di belakangnya, dan berlindung dengannya.” [Hr. Muslim]

Khalifah dan Khilafah adalah perisai, atau tameng. Siapa yang mempunyai tameng, dengan izin Allah, akhirnya dia akan menang. Hak-haknya tidak akan diabaikan, negerinya juga demikian. Musuh-musuhnya tidak akan berani mendekatinya. Semuanya ini dibuktikan oleh sejarah Khilafah. Di manakah Byzantium dengan Shuljan [raja]-nya? Di manakah Madain dengan Kisranya? Siapakah yang telah mengumandangkan suara takbir di wilayah yang terbentang, dengan panjang dan lebarnya seluas Samudera ke Samudera, kalau bukan Negara Islam, tentara dan keadilan Islam? Andai saja, Khilafah ketika itu tahu, bahwa masih ada daratan di balik dua samudera itu, di timur dan barat, pasti Khilafah akan menyeberangi lautannya, untuk menyeru kepada Allah, Dzat yang Maha Kasih dan Penyayang, yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.

Wahai kaum Muslim, secara umum.. Wahai Ahlu al-Quwwah secara khusus..

Kami telah menyeru Anda, sebelumnya dua kali:

  • Pertama, tanggal 20 Rabiul Awwal 1385 H, bertepatan dengan tanggal 17 Agustus 1969 M, atau lima puluh tahun yang lalu..

Itu merupakan seruan yang menggambarkan peringatan bahaya, karena terjadinya goncangan terhadap pemikiran Islam dan hukum-hukumnya bagi kaum Muslim. Goncangan ini mempunyai fakta, yang mendapatkan respons secara meluas di belakang kaum Muslim! Karena, Hizbut Tahrir adalah pemimpin yang tidak akan membohongi rakyatnya, maka Hizbut Tahrir telah berjuang sekuat tenaga untuk mengembalikan keyakinan umat kepada pemikiran dan hukum Islam. Alhamdulillah, usaha itu pun berhasil dengan hasil yang luar biasa. 

  • Kami juga telah menyeru Anda untuk kedua kalinya pada tanggal 28 Rajab 1426 H, bertepatan dengan 2 September 2005 M, atau sepuluh tahun yang lalu…

Seruan ini disampaikan dalam suasana panas. Bangsa Barat, yang dipimpin Amerika, ketika telah menyaksikan goyahnya keyakinan yang telah mereka ciptakan di tengah-tengah kaum Muslim tahun demi tahun, ternyata telah berhasil dipulihkan oleh Hizbut Tahrir bersama kaum Muslim lain yang ikhlas berjuang. Mereka benar-benar telah berhasil melenyapkan goyahnya keyakinan ini dari mayoritas kaum Muslim. Langkah kaum Muslim pun bergerak menuju ke arah perjuangan untuk menegakkan Khilafah. Ketika mereka menyaksikan fenomena tersebut, serangan mereka kepada Hizbut Tahrir semakin meningkat. Kadang, menggunakan tangan mereka sendiri. Kadang menggunakan tangan antek-antek mereka. Mereka menambahkan beberapa peperangan, yang mereka deklarasikan sebagai Perang Salib, karena kebenciannya kepada Islam dan kaum Muslim, seperti di Irak dan Afganistan. Maka, seruan kedua kami menjelaskan permusuhan Barat, yang dipimpin oleh Amerika, terhadap Khilafah dan para pejuangnya, secara khusus, dan kaum Muslim, secara umum. Musuh-musuh Islam itu ingin menghadang langkah kaum Muslim menuju Khilafah. Kemudian, kami jelaskan, bahwa kaum Muslim mampu mengalahkan mereka, selama kaum Muslim berpegang pada hukum-hukum Islam, dan memurnikan agama mereka untuk Allah SWT semata.. Mereka pun kembali kepada Allah SWT yang Maha Kuat lagi Perkasa..

  • Setelah itu, seruan ini, sebelum seruan yang terakhir. Kami serukan kepada Anda, di saat Khilafah telah menjadi opini umum di tengah kaum Muslim..

Tak ada lagi yang tersisa, kecuali izin Allah dengan datangnya kaum Anshar, layaknya kaum Anshar dahulu. Datangnya Sa’ad bin Mu’adz, Sa’ad bin Mu’adz baru.. Para kesatria yang siap memenangkan agama mereka dengan menolong para pejuang Khilafah, dengan mendukung Hizbut Tahrir, dukungan yang bisa mengembalikan Khilafah Rasyidah Kedua. Khilafah berdasarkan manhaj kenabian, setelah periode Mulkan Jabariyyan [kekuasaan yang diktator], di era kita, untuk mewujudkan janji Allah SWT:

وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَيَسْتَخْلِفَنَّهُمْ فِي الْأَرْضِ

“Allah berjanji kepada orang-orang yang beriman dan beramal shalih di antara kalian untuk memberikan kekuasaan [Khilafah] kepada mereka di muka bumi.” [Q.s. an-Nur: 55]

Juga kabar gembira Rasulullah saw. setelah periode Mulkan Jabariyyan [kekuasaan yang diktator]:

«… ثُمَّ تَكُونُ مُلْكًا جَبْرِيَّةً، فَتَكُونُ مَا شَاءَ اللَّهُ أَنْ تَكُونَ، ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ أَنْ يَرْفَعَهَا، ثُمَّ تَكُونُ خِلَافَةً عَلَى مِنْهَاجِ نُبُوَّةٍ»

 “Kemudian akan ada kekuasaan yang diktator, ia akan ada dengan kehendak Allah akan tetap ada. Kemudian, Allah mengangkatnya, jika Dia berkehendak untuk mengangkatnya. Kemudian akan ada Khilafah berdasarkan metode kenabian.” [Hr. Ahmad]

Seruan sebelum yang terakhir ini kami sampaikan kepada Anda, dan tentu karena kami menginginkan kebaikan untuk Anda, maka bersegeralah wahai kaum Muslim. Bersegeralah wahai Ahlu al-Quwwah, merapatlah dalam barisan dakwah dan penolongnya. Bersegeralah berjuang menegakkan Khilafah bersama Hizb, bukan hanya sekedar menjadi penonton saja. Kebaikan dan pahala yang Anda dapatkan dengan bergabung dalam barisan hari ini pasti berbeda dengan kebaikan dan pahala ketika Anda bergabung dalam barisan ini setelah hari ini, meski dalam semua kebaikan. Allah berfirman:

 لا يَسْتَوِي مِنكُم مَّنْ أَنفَقَ مِن قَبْلِ الْفَتْحِ وَقَاتَلَ أُوْلَئِكَ أَعْظَمُ دَرَجَةً مِّنَ الَّذِينَ أَنفَقُوا مِن بَعْدُ وَقَاتَلُوا وَكُلاً وَعَدَ اللَّهُ الْحُسْنَى وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ 

 “Tidaklah sama orang yang membelanjakan hartanya dan berperang, di antara kalian sebelum terjadinya penaklukan kota Makkah. Mereka itu kedudukannya sangat agung, dibanding dengan orang yang membelanjakannya dan berperang setelahnya. Masing-masing Allah janjikan kebaikan, dan Allah Maha Tahu apa yang kalian lakukan.” [Q.s. al-Hadid: 10]

Seruan sebelum yang terakhir ini, kami tujukan kepada Anda, maka janganlah Anda takut, kecuali kepada Allah yang Maha Mulia lagi Maha Memaksa. Anda jangan mengatakan, “Amerika akan berdiri menghadapi kita, dan Barat di belakangnya, jika kami memberikan dukungan kepada Anda.” Karena, mereka akan hancur. Punggung mereka pun akan pecah di hadapan orang yang beriman, yang memberikan tempat dan pertolongan:

وَكَانَ حَقًّا عَلَيْنَا نَصْرُ الْمُؤْمِنِينَ

 “Merupakan kepastian bagi Kami [Allah] untuk menolong orang-orang Mukmin.” [Q.s. ar-Rum: 47]

Seruan sebelum yang terakhir ini, berisi peringatkan kami kepada Anda akan kemuliaan Anda, dan kehinaan musuh-musuh Anda. Anda adalah orang Muslim, yang mengimani Allah sebagai Rabb [Tuhan], dan mengimani Islam sebagai agama, serta Muhammad sebagai Nabi.. Anda adalah orang-orang kuat, karena pertolongan Tuhan Anda:

لَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ

“Tidak ada satu kekuatan pun, kecuali pada Allah SWT.” [Q.s. al-Kahfi: 39]

Anda menjadi mulia, karena agama Anda:

وَلِلَّهِ الْعِزَّةُ وَلِرَسُولِهِ وَلِلْمُؤْمِنِينَ

 “Hanya milik Allah, segala kemuliaan, juga Rasul-Nya dan orang-orang Mukmin.” [Q.s. al-Munafiqun: 08]

Anda adalah cucu-cucu Khulafa’ Rasyidin, cucu-cucu para penakluk Andalusia, penyebar peradaban Islam di sana… Cucu Khalifah al-Mu’tashim, yang telah memimpin tentara untuk memenuhi jeritan seorang wanita yang dizalimi orang Romawi, sehingga dia mengatakan, “Wa Mu’tashimah..!” [Wahai al-Mu’ashim].. cucu-cucu Harun ar-Rasyid yang menjawab surat Raja Romawi, karena dia telah membatalkan perjanjiannya dengan kaum Muslim, dengan tentara yang bisa dia saksikan sendiri, sebelum dia mendengarkannya.. cucu-cucu sang pembela agama, Shalahuddin al-Ayyubi, yang menundukkan tentara Salib… cucu-cucu Quthuz dan Baibaras yang mengalahkan Tatar.. cucu-cucu Muhammad al-Fatih, pemimpin pemuda, yang mendapatkan kemuliaan dari Allah, karena telah berhasil membebaskan Konstantinopel:

«… فَلَنِعْمَ الْأَمِيرُ أَمِيرُهَا، وَلَنِعْمَ الْجَيْشُ ذَلِكَ الْجَيْشُ»

“Sebaik-baik pemimpin adalah pemimpinnya, dan sebaik-baik tentara adalah tentara itu.” [Hr. Ahmad]

Sebagaimana yang disabdakan oleh Rasulullah saw… cucu-cucu Khalifah Sulaiman al-Qanuni, yang diminta tolong oleh Perancis untuk membebaskan rajanya yang menjadi tawanan… cucu-cucu Khalifah Salim III, yang di masanya, Amerika Serikat telah dipaksa membayar pajak tahunan kepada walinya di Aljazair untuk mengizinkan kapal-kapal Amerika melintasi Laut Tengah dengan aman.. cucu-cucu Khalifah Abdul Hamid yang tidak bisa dibujuk dengan jutaan emas yang ditawarkan oleh Yahudi untuk membantu kas negara, dan tidak mempan oleh tekanan global yang berhasil mereka galang untuk melawannya agar mengizinkan Yahudi mendiami Palestina. Beliau mengatakan dengan kata-katanya yang sangat masyhur,

إِنَّ عَمَلَ المُبْضِعِ فِي بَدَنِي لَأَهْوَنُ عَلَيَّ مِنْ أَنْ أَرَى فَلَسْطِيْنَ قَدْ بُتِرَتْ مِنْ دَوْلَةِ الْخِـلَافَةِ… فَلْيَحْتَفِظِ الْيَهُوْدَ بِمَلاَيِيْنِهِمْ … وَإِذَا مُزِّقَتِ دَوْلَةُ الْخِـلاَفَةُ يَوْماً فَإِنَّهُمْ يَسْتَطِيْعُوْنَ آنِذَاكَ أَنْ يَأْخُذُوْا فَلَسْطِيْنَ بِلاَ ثَمَنٍ

 “Sesungguhnya perbuatan orang yang melucuti pakaian di badanku lebih kupandang remeh ketimbang aku melihat Palestina dipisahkan dari Negara Khilafah… Maka, silahkan orang-orang Yahudi itu menyimpan berjuta-juta keping uang mereka.. Jika suatu hati ini Negara Khilafah telah dirobek, saat itu mereka bisa mengambil Palestina tanpa sepeser biaya..”

Beliau rahimahu-Llah berpandangan jauh, sehingga inilah yang terjadi setelah Khilafah runtuh, ketika para penguasa antek telah menyia-nyiakan Palestina, dan menyerahkannya kepada Yahudi. Bahkan, para penguasa antek itu menjaganya untuk mereka.. Khalifah ini, meski begitu keras konspirasi kaum Kafir terhadapnya dan terhadap Negara Islam, tetapi Inggris yang ketika itu merupakan negara adidaya terpaksa meminta maaf secara resmi kepada kedutaannya di London, karena salah seorang warga negaranya menyebarkan sesuatu yang dianggap menyerang Islam di akhir abad ke-19 (1890 M). Ketika al-Qur’an yang mulia, firman Tuhan semesta alam, saat ini dinistakan di tangan Barat yang Kafir dan Yahudi, namun tak ada permintaan maaf, bahkan tak sedikit pun ada permintaan maaf. Karena, kaum Muslim tidak mempunyai Khalifah yang menjadi al-Qur’an menjadi UUD, dan menggerakkan negara, dengan segala kekuatan yang dimilikinya untuk menghukum kaum Kafir yang menistakan al-Qur’an, meski penistaan demi penistaan terjadi..

Begitulah Khilafah. Begitulah kaum Muslim di bawah naungan Khilafah.. Merekalah nenek moyang Anda, wahai kaum Muslim. Itulah efektivitas keberadaan mereka. Anda adalah cucu-cucu mereka. Marilah bersegera menggenggam kebenaran yang telah mereka ikuti, maka ikutilah kebenaran itu, juga bersegera meraih kemuliaan yang mereka ukir. Maka, ukirlah kemuliaan itu..

Seruan sebelum yang terakhir ini, kami tegaskan kepada Anda, sebagaimana yang kami kemukakan sebelumnya, bahwa Anda dengan izin Allah mampu mengalahkan musuh-musuh Anda. Negara-negara Kafir penjajah yang tampaknya besar itu sesungguhnya nyalinya ciut. Mereka mempunyai senjata banyak, tetapi tidak memiliki para kesatria hebat. Senjata tanpa kesatria pasti pengaruhnya lemah, ketika harus menghapi kelompok orang beriman yang dipersenjatai dengan senjata yang kadarnya di bawah senjata musuhnya. Namun, kelompok ini mempunyai kekuatan yang luar biasa.. Inilah fakta yang dibuktikan oleh peperangan Khilafah menghadapi musuhnya, kaum Kafir. Canggihnya persenjataan secara fisik saja tidak bisa mengalahkan peperangan melawan kaum Muslim, meski senjata fisik mereka minim.  Karena mereka mempunyai akidah yang dinamis dan benar, yang mampu membekali mereka potensi peperangan yang tidak bisa dijangkau oleh para Taghut, khususnya Amerika, hari ini.. Namun, dengan izin Allah, mereka akan menyaksikannya dengan mata kepala mereka, ketika fajar Khilafah bersinar. Khilafah akan maju, dengan kemenangan demi kemenangan, sehingga para Taghut itu akan kembali lagi ke lubang persembunyian mereka. Ini pun, kalau mereka masih mempunyai lubang persembunyian..

 وَلَتَعْلَمُنَّ نَبَأَهُ بَعْدَ حِينٍ 

 “Kamu pasti akan mengetahui beritanya, tak lama lagi..” [Q.s. Shad: 88]

Seruan sebelum yang terakhir ini kami tujukan kepada Anda: Kami menyerukan Anda untuk memberikan dukungan, maka bergabunglah bersama orang-orang yang sebelumnya terlebih dahulu telah memberikan dukungan kepada kami. Kami ulurkan tangan kami kepada Anda, maka raihlah, dan bergabunglah bersama Ahli Man’ah kami. Sebab, bahtera ini hampir saja akan berjalan, maka bersegeralah ikut perjalanan dengan kami:

وَيَقُولُونَ مَتَى هُوَ قُلْ عَسَى أَنْ يَكُونَ قَرِيبًا

 “Mereka mengatakan, “Kapankah itu? Katanlah [Muhammad], boleh jadi itu sudah dekat.” [Q.s. al-Isra’: 51]

 Kami yakin dengan pertolongan Allah SWT:

وَيَوْمَئِذٍ يَفْرَحُ الْمُؤْمِنُونَ*بِنَصْرِ اللَّهِ يَنْصُرُ مَنْ يَشَاءُ وَهُوَ الْعَزِيزُ الرَّحِيمُ

 “Pada hari itu, orang-orang Mukmin pun berbahagia, karena pertolongan Allah. Dia menolong siapa saja yang Dia kehendaki. Dia Maha Perkasa lagi Maha Kasih.” [Q.s. ar-Rum: 4-5]

 Wassalamu’alaikum Wr Wb..

 Jum’at Pertama, bulan Ramadhan 1436 H

Hizbut Tahrir

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*