Di hadapan sekitar seribu jamaah shalat Jum’at, Hizbut Tahrir menyeru umat Islam secara umum dan khususnya kepada ahlul quwwah wal man’a agar bergandengan tangan dengan Hizbut Tahrir menegakkan khilafah.
“Seruan sebelum yang terakhir ini kami tujukan kepada Anda, Kami menyerukan Anda untuk memberikan dukungan, maka bergabunglah bersama orang-orang yang sebelumnya terlebih dahulu telah memberikan dukungan kepada kami. Kami ulurkan tangan kami kepada Anda, maka raihlah, dan bergabunglah bersama ahli man’ah kami. Sebab, bahtera ini hampir saja akan berjalan, maka bersegeralah ikut perjalanan dengan kami,” seru Juru Bicara Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Muhammad Ismail Yusanto sesaat usai shalat Jum’at berjamaah, Jum’at 2 Ramadhan 1436 H/19 Juni 2016 di Masjid Al Azhar depan Kantor Walikota Jakarta Timur.
Seruan sebelum yang terakhir ini, “Kami tegaskan kepada Anda, sebagaimana yang kami kemukakan sebelumnya, bahwa Anda dengan izin Allah mampu mengalahkan musuh-musuh Anda,” ujar Ismail.
Karena, lanjut Ismail, Amerika dan negara-negara kafir penjajah yang tampaknya besar itu sesungguhnya nyalinya ciut. Mereka mempunyai senjata banyak, tetapi tidak memiliki para kesatria hebat. Senjata tanpa kesatria pasti pengaruhnya lemah, ketika harus menghadapi kelompok orang beriman yang dipersenjatai dengan senjata yang kadarnya di bawah senjata musuhnya. Namun, kelompok ini mempunyai kekuatan yang luar biasa.
Sehingga khilafah yang akan berdiri atas izin Allah akan maju, dengan kemenangan demi kemenangan, Amerika dan para taghut itu akan kembali lagi ke lubang persembunyian mereka. “Ini pun, kalau mereka masih mempunyai lubang persembunyian,” ujarnya.
Ismail pun menyeru para ahlul quwwah untuk menyambut seruan tersebut sebagaimana layaknya ahlul quwwah Sa’ad bin Muaz ketika menyambut seruan Islam sehingga berdirilah negara Islam pertama di dunia yang berpusat di Madinah pada tahun pertama hijriah.
“Tak ada lagi yang tersisa, kecuali izin Allah dengan datangnya kaum Anshar, layaknya kaum Anshar dahulu. Datangnya Sa’ad bin Mu’adz-Sa’ad bin Mu’adz baru, para kesatria yang siap memenangkan agama mereka dengan menolong para pejuang khilafah, dengan mendukung Hizbut Tahrir, dukungan yang bisa mengembalikan Khilafah Rasyidah Kedua. Khilafah berdasarkan manhaj kenabian, setelah periode mulkan jabariyyan [kekuasaan yang diktator], di era kita saat ini,” pungkas Ismail.[] Joko Prasetyo