Jum’at, 2 Ramadlan 1436 H. / 19 Juni 2015 M.
“Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu.” (TQS Al-Baqarah [2] : 185).
“Sehingga apabila para rasul tidak mempunyai harapan lagi (tentang keimanan mereka) dan telah meyakini bahwa mereka telah didustakan, datanglah kepada para Rasul itu pertolongan Kami, lalu diselamatkan orang-orang yang Kami kehendaki. Dan tidak dapat ditolak siksa Kami dari pada orang-orang yang berdosa.” (TQS. Yusuf [12] : 110).
Penulis Tafsir Fi Zhilālil Qur’an berkata:
Ketika kesulitan menyelimuti dan kesempitan membayangi para Rasul, sehingga tidak tersisa sedikitpun kekuatan yang tersimpan, maka dalam kondisi seperti ini akan datang pertolongan yang membawa kemenangan. “Datanglah kepada para Rasul itu pertolongan Kami, lalu diselamatkan orang-orang yang Kami kehendaki. Dan tidak dapat ditolak siksa Kami dari pada orang-orang yang berdosa.” (TQS. Yusuf [12] : 110).
Itulah sunnatullah (ketetapan Allah) dalam dakwah, dimana di depannya ada banyak tantangan dan kesulitan, sehingga tidak tersisa lagi upaya dan kekuatan. Kemudian datang pertolongan setelah putus asa menghinggapinya melalui setiap sebabnya yang tampak, yang ada hubungannya dengan manusia. Pertolongan itu datang dari Allah SWT, sehingga selamatlah mereka yang berhak meraih kesuksesan; mereka selamat dari kehancuran yang ditimpakan kepada para pendusta; mereka selamat dari bencana dan malapetaka atas para diktator yang memimpinya. Dengan demikian, kesulitan itu berpindah pada para pendosa, berupa kehancuran yang membinasakan dimana mereka tidak bisa lari darinya, serta tidak akan ada seorang pun yang bisa melindungi dan menolong mereka dari kehancuran itu. []