Sebuah kelompok biksu yang berpengaruh di Myanmar mengusulkan untuk melarang para siswi Muslim mengenakan kerudung, yang merupakan tanda ketegangan agama terbaru di negeri itu.
Organisasi Perlindungan Ras dan Agama, yakni sebuah kelompok biarawan yang secara lokal dikenal dengan singkatan Ma Ba Tha, mengatakan kerudung “tidak sesuai dengan disiplin sekolah.”
Dalam daftar rekomendasi yang dirilis pada Minggu malam, Ma Ba Tha mengatakan kepada para anggotanya untuk melobi pemerintah agar memberikan pembatasan lebih lanjut pada negara tersebut dimana kaum Muslimnya sudah terkepung, yang merujuk pada pemakaian jilbab atau burqa.
“Kami akan menuntut secara serius kepada pemerintah untuk melarang para siswi Muslim untuk mengenakan burqa di sekolah-sekolah pemerintah dan melarang pembunuhan ‘hewan yang tak berdosa’ untuk hari raya mereka,” katanya, yang mengacu pada praktek-praktek budaya Muslim dimana kelompok nasionalis Buddha menganggapnya berlawanan dengan budaya negara dengan mayoritas Burma.
Kelompok biarawan itu merupakan garda depan gerakan nasionalis yang mengancam membayangi kemenangan yang diperoleh oleh kelompok reformis Burma, dimana banyak pengamat menunjukkan bahwa mereka memiliki dukungan dari faksi anti-reformasi pada elit penguasa.
David Mathieson, seorang peneliti senior di Burma untuk Human Rights Watch, mengatakan: “Ma Ba Tha telah menjadi kekuatan politik tidak bertanggung jawab dan arogan yang berdasarkan pada pandangan agama dan sosial ekstremis.” (The Guardian, 22/6/2015)