Melipatgandakan Mujahadah di Bulan Penuh Berkah

Alhamdulillah kita sudah memasuki bulan Ramadhan. Bulan mulia ini adalah bulan penuh berkah. Di dalamnya Allah SWT telah menyediakan bagi setiap Mukmin ragam kebaikan: rahmat, maghfirah, pahala yang berlipat ganda, bahkan Lailatul Qadar yang setara dengan seribu bulan.

Seorang Muslim sejati tentu akan riang gembira menyambut kedatangan bulan Ramadhan. Ini karena jauh-jauh hari ia sangat berharap sekali diberi usia panjang oleh Allah SWT sehingga dapat berjumpa dengan bulan penuh berkah tersebut.

Karena itu saat Ramadhan tiba, seorang Muslim sejati tentu tidak akan menyia-nyiakan perjumpaannya dengan bulan agung tersebut. Ia akan sungguh-sungguh melaksanakan shaum Ramadhan dengan penuh keimanan dan keikhlasan karena Rasulullah SAW pernah bersabda, “Sesungguhnya siapa saja yang berpuasa dengan penuh keimanan dan keikhlasan maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni.” (HR al-Bukhari dan Muslim).

Seorang Muslim sejati juga akan memahami bahwa puasa yang benar menuntut dirinya untuk bisa memelihara lisannya, pandangan, dan segala anggota badannya dari segala bentuk penyimpangan syariah yang bisa merusak puasanya atau bahkan menghapus pahala puasanya. Rasulullah SAW bersabda, “Jika tiba hari puasa kalian maka janganlah berbuat nista dan jangan banyak mencela. Jika seseorang mencela kamu atau mengajak kamu bertengkar maka katakanlah, ‘Sesungguhnya aku sedang berpuasa.’” (HR al-Bukhari dan Muslim).

Seorang Muslim sejati juga harus menyadari bahwa dalam setahun Ramadhan hanya datang sekali. Ramadhan adalah bulan puasa, sementara puasa itu semata-mata untuk Allah SWT. Allah SWT sendiri yang membalas puasa dengan pahala berlipat ganda. Bahkan besarnya pahala yang Allah SWT berikan kepada orang yang berpuasa tentu tidak akan terbayangkan oleh benak siapun. Allah SWT sendiri menyatakan demikian dalam sebuah hadis qudsi, “Setiap amal anak Adam akan dilipatgandakan pahalanya. Setiap kebaikan akan dibalas dengan sepuluh kali hingga tujuh ratus kali lipat. Allah SWT berfirman, ‘Kecuali puasa. Sesungguhnya puasa itu untuk-Ku dan Aku sendiri yang langsung memberikan balasannya. (Hal ini karena) orang berpuasa meninggalkan syahwat dan makanannya semata-mata karena Aku. Orang berpuasa akan mendapatkan dua kebahagiaan: kebahagiaan saat dia berbuka dan dan kebahagiaan saat dia berjumpa dengan Tuhannya (pada Hari Akhir nanti). Sungguh, bau mulut orang berpuasa di sisi Allah (pada Hari Akhir nanti) lebih harum dari wangi minyak kesturi.” (HR Muslim).

Karena itu tentu seorang Muslim sejati wajib memanfaatkan seluruh waktu pada bulan Ramadhan yang penuh berkah. Caranya adalah dengan mengisi Ramadhan dengan amal-amal shalih. Siang harinya diisi dengan puasa, shalat, membaca Alquran, menuntut ilmu, banyak bersedekah, berdakwah, melakukan amar makruf nahi mungkar, dll. Malam harinya banyak diisi dengan shalat tahajud, zikir, doa dan muhasabah, sebagaimana sabda Rasul SAW, “Siapa saja yang menegakkan Ramadhan dengan penuh keimanan dan keikhlasan maka dosa-dosanya yang telah lalu diampuni.” (HR Muslim).

Sesungguhnya Rasulullah SAW sendiri melipatgandakan kesungguhannya dalam beribadah dan beramal shalih selama bulan Ramadhan melebihi bulan-bulan lainnya, apalagi dalam sepuluh terakhir bulan Ramadhan. Aisyah ra menuturkan, “Rasulullah SAW itu melipatgandakan kesungguhannya (dalam beribadah dan beramal shalih) selama bulan Ramadhan melebihi bulan-bulan lainnya. Beliau pun makin melipatgandakan kesungguhannya sepanjang sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan melebihi hari-hari sebelumnya.” (HR Muslim).

Aisyah ra juga menuturkan, “Rasulullah SAW itu, jika masuk sepuluh terakhir Ramadhan, senantiasa menghidupkan seluruh malamnya, membangunkan semua anggota keluarganya, melipatgandakan kesungguhannya dan mengencangkan ikat pinggang.” (HR al-Bukhari dan Muslim).

Atas dasar itu, Ramadhan adalah murni bulan ibadah dan amal shalih. Tak selayaknya di dalamnya seorang Muslim berleha-leha dan bersantai-ria. Sebaliknya, sebagaimana Rasulullah SAW, ia mesti melipatgandakan kesungguhannya dalam beribadah dan beramal shalih.

Selain melipatgandakan kesungguhan dalam beribadah dan beramal shalih, seorang Muslim sejati tentu akan melipatgandakan mujahadah (perjuangan)-nya demi ‘izzul Islam wal Muslimin (kemuliaan Islam dan kaum Muslim). Karena itu pada bulan ini selayaknya ia meningkatkan amalan dakwahnya, amar makruf nahi mungkarnya serta perjuangannya untuk membumikan Alquran. Apalagi Ramadhan adalah bulan Alquran, paling tidak dalam dua makna: Pertama, karena di bulan inilah Alquran diturunkan ke langit dunia. Kedua, karena di bulan ini pula Alquran lebih banyak dan lebih sering dibaca oleh umat Islam. Tentu tak cukup dibaca, umat ini wajib mengamalkan seluruh isi Alquran dan berusaha keras agar seluruh aturan dan hukumnya bisa diterapkan untuk mengatur kehidupan, tentu dalam sebuah institusi pemerintahan Islam, yakni Khilafah ar-Rasyidah ‘ala minhaj an-Nubuwwah. [] abi

 

Sumber: Tabloid Mediaumat edisi 153

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*